Bismillaahirrahmaanirrahiim

Siapapun kita, pasti punya seseorang yang disukai secara diam-diam. Saat kita memikirkan dia, rasanya seperti... emm... sedikit sesak di dada? Rona malu mengulum senyum di wajah? Atau bahkan otak seketika lumpuh terkena skizofrenia. Apa kau pernah merasakannya?

Bohong, kalau kau tidak pernah merasakannya.

Namun, jika aku yang mengatakan bahwa aku tidak pernah merasakannya, itu bukan suatu kebohongan. Serius. Faktanya lebih mudah mengurusi tesis dan segala tetek bengeknya daripada disuruh menjawab ya atau tidak untuk pertanyaan paling sentimentil sedunia, "Apakah kau sudah siap dibantu untuk memahami hal kecil yang disebut cinta?"

♥♥♥

Setengah berlari, aku mencoba mengatur napasku. Peluh mulai mengucur perlahan tanpa permisi. Maklum, sudah tiga kali aku bolak-balik seraya naik turun tangga untuk mencari dosen yang bakal menandatangani revisi terakhir tesisku.

Aku akhirnya memutuskan berhenti berlari dan mulai berjalan asal-asalan. Sedikit sempoyongan. Tiba-tiba suara rendah, berat dan penuh aura kebapakan, menggelitik telingaku, "Maya, kok masih di sini? Kapan berangkat ke Jepang?"

Kaget, aku melihat professor berdiri tepat di hadapanku. Ragaku langsung terjaga seratus persen. Aku sedang berada di depan kantor jurusan pascasarjana teknik elektro dengan beberapa pasang mata yang mengawasi.

Aku merespon pertanyaan tadi hanya dengan menyunggingkan senyum. Tidak ada kata yang mampu terucap. Lidahku benar-benar kelu. Bisa kulihat, kini wajah professor semakin dipenuhi rasa penasaran. Aku pura-pura tidak menyadarinya.

Oke, oke, oke, stop! Tiba-tiba aku merasa dihantui rasa bersalah. Aku pikir aku tidak bisa bergeming saja. Aku tidak tega melukai kebaikan hati professor yang sudah capek-capek menaruh perhatian pada rencana masa depanku. Aku lantas berkata, "Masih dalam proses pengurusan administrasi, prof. Misalnya saya butuh surat rekomendasi. Apa boleh saya memintanya dari professor?"

"Tentu saja boleh. Siapkan saja surat rekomendasi yang dalam bahasa inggris ya." jawab professor cepat dan mantap, tiada keraguan dalam kalimatnya.

Aku mengangguk dan professor pun berlalu dari hadapanku.

Kosong. Ada rasa sesak yang seketika menggaung. Tertanggal 25 juni 2013 lalu, aku sudah diwisuda. Alhamdulillah. Aku sudah mendapatkan tambahan gelar magister teknik di belakang namaku. Dan iya memang, sudah tidak ada hal penting yang perlu kuurus di kampus selain menyelesaikan revisi terakhir tesis.

Jadi wajar saja kalau professor bertanya. Masalahnya ini bukan pertama kalinya aku mendengar pertanyaan serupa terlontar tanpa basa-basi sedikit pun. Oh my god, aku merasa kabar itu terlalu mengudara, seakan penghuni bumi terlalu siap dengan antena penerimanya.

Mirip-mirip prosesi petir. Dimana gosip tentangku bak kilat yang menitipkan cahaya dengan tenang lagi cepat pada bumi. Padahal pergerakanku baru muncul di akhir waktu bak guntur yang menggelegar dengan bunyi keras lagi genting. Huh, miris.

♥♥♥

Ucapan Selamat & Sukses

"Tabaarakallahu Ta'ala, wisudanya bisa bersamaan. Kompak. Rencana berikutnya, bagaimana kalau Maya dan Yudi juga nikah kembar?" tanya Mama spontan ketika kami sedang makan malam keluarga.

Uhukk!
Suapan nasi yang masih di kerongkonganku spontan menyembur keluar. Alih-alih menelannya, aku malah sesak napas. Aku tersedak. Cepat-cepat aku mengambil gelas yang berisi air mineral dan meminumnya.

"Ide bagus tuh," jawab Yudi sambil tertawa.

Burrr! Uhukk! Uhukk!
Bagus, aku tersedak dua kali.

"Kak Maya jorok, ih. Stay cool, kenapa?" Rahmat menyindir dari sudut meja sebelah kiri.

Oke, sepertinya hanya aku di sini yang menganggap nikah kembar itu ide yang agak-agak ehem. Ekstrem? Well, calon saja belum ada.

Yang jelas, akhir-akhir ini aura meja makan benar-benar seram. Aku paling nggak bisa kalau ditanya-tanya seputar calon pasangan hidup. Lebih-lebih Bapak yang suka menginvestigasi siapa gerangan cowok yang kusukai diam-diam. Mati, deh.

"Maya..." panggil Mama perlahan. Beliau menatapku tajam, menggigit sanubariku, "Ingat, tidak ada S3 tanpa menikah. Mama tidak akan pernah mengijinkan Maya ke Jepang sebelum Maya menikah. Tidak peduli sekeras apa para professor menyuruh Maya berangkat, Mama pun akan bersikukuh menikahkan Maya terlebih dahulu." 

Aku tersenyum. Bisa kubayangkan, beberapa hari ke depan, aku akan mulai diperkenalkan dengan someone, someone dan someone. Fine, bagaimanapun juga, memang sudah tiba masanya. Aku sudah tidak punya alasan untuk tidak mengutamakan persoalan ini. Lagipula titah ratu mana sih yang pernah dilanggar?

♥♥♥

Di atas segalanya, aku benar-benar memerlukan suatu petunjuk dalam setiap istikharahku. Beberapa kali aku diperingati akhwat bahwa aku harus memilih bersama Allah. Rumusnya sederhana, Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Dan beberapa kali pula aku harus meyakinkan mereka bahkan diriku sendiri bahwa aku tidak segamang kelihatannya.

Pertanyaannya sekarang, benarkah tidak ada seseorang yang diam-diam kusukai?

Sungguh, aku tidak ingin menyesal. Betapapun akan muncul kegalauan dengan level teratas, aku akan mempersiapkan diri. Toh menurutku, kegalauan dalam memilih pasangan hidup itu adalah hal yang wajar. Oleh sebab pilihan akan menentukan nasib hari depan, tidak akan ada seorang pun di bumi ini yang rela gegabah di dalamnya. Aku pun hanya salah satunya. Apalagi pernikahan bukan hanya persoalan dunia. Sungguh, pernikahan adalah persoalan dunia dan akhirat.

Jadi pertama-tama, hal yang perlu digarisbawahi adalah tidak boleh mengingkari, tidak boleh berbohong dan tidak boleh mencari-cari alasan. Can you get it? Maya, jujurlah pada dirimu sendiri. Lalu temukanlah sendiri pula, sosok yang siap membantumu untuk memahami hal kecil yang disebut cinta.



Makassar, dalam masa-masa pascawisuda magister
29 Juni 2013 Miladiyah / 20 Sya'ban 1434 Hijriyah
Aku mohon diriku, kuatkan dirimu!

View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Wahai Kaum Muslimin, Hidupkan Ramadhanmu!
Untuk wilayah Makassar dan sekitarnya, jangan lewatkan momen ini!
Ikuti Kegiatan Akbar Penataran Seputar Ramadhan 1434 Hijriyah.
Mari persiapkan bekal menyambut datangnya Ramadhan Mubarak.
How are you today? Are you ready for the next level?

Penataran Seputar Ramadhan 1434 H


PENATARAN SEPUTAR RAMADHAN 1434 H.
Hari Sabtu - Ahad / 29 - 30 Juni 2013.
Pukul 08:00 - 17.00 WITA.
Di Masjid Kampus Universitas Hasanuddin.

Kontribusi Peserta :
Rp 40.000,- (Umum)
Rp 30.000,- (Mahasiswa/Pelajar)

Presented By LIDMI, Ummat TV, Makkah AM.

*) Sumber diambil dari:
http://majalahalfirdaus.blogspot.com/2013/06/penataran-seputar-ramadhan-1434-h.html


View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim


Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, 

Sesungguhnya ada seseorang yang akan berkunjung ke tempat saudaranya yang berada di desa lain, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus malaikat untuk mengujinya. 

Setelah malaikat itu berjumpa dengannya, ia bertanya, ‘Hendak kemanakah kamu?’ 

Ia menjawab, ‘Saya hendak berkunjung ke tempat saudaraku yang berada di desa itu.’ 

Malaikat itu bertanya lagi, ‘Apakah kamu merasa berhutang budi padanya sehingga merasa perlu mengunjunginya?’ 

Laki-laki itu lalu menjawab, ‘Tidak, aku mengunjunginya semata karena aku mencintainya karena Allah Ta’ala.’ 

Malaikat kemudian berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk menjumpaimu dan Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah.’

(HR. Muslim)

View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim


Dear tummy, sorry for all the butterflies. 
Honestly, this is also the shocking day for me.
A day that could bring such a wonderful hope.
Wondering now, ice is melting from the north pole.
With people who have a sunny in their entire time.
Precious and brave, little bit chaos but sweet.
For you, who makes unpredictable movement.
Thank you for giving me a butterfly in my life.

Dear pillow, sorry for all the tears.
I know this is like a zing, not a jinx.
But truly, I really want to escape.
This is my first time, I lie to myself.
I said, I can go through this way.
I can pass the path and find the gap.
Unfortunately, everything goes wrong.
And my eyes take a responsibility.
To cover the explosion by yours.

Dear heart, sorry for all the damages.
Today living under a smile is being so uneasy.
But it's the only way to figure out my day.
Somehow it feels very lively and pinky.
If nobody notice, if nobody worry.
Eventhough I got serious injury.
Inside, my heart broke far away.

Dear brain, you were right.
I am going to go along for sure.
Then fate will twist again.
So stand up, girl.
No doubt.



Makassar, June 18th 2013.
It's not just you. It comes to me too.
Sorry, I'm still owe a word for you.

View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim 

Cerita kali ini meretas dari sebuah kontes unggulan blog review saling berhadapan milik komandan blogcamp. Jujur saja, sebelumnya aku tidak pernah melakukan hal ini. Kalau untuk Kemilau Cahaya Emas sih, sudah cukup sering, bahkan rutin kutelaah. Namun untuk blog kepunyaan orang lain, ini pertama kalinya bagiku. Well, memang harus selalu ada yang pertama bagi setiap hal yang baru kan?

Karena blog review ini sifatnya saling berhadapan, tentunya aku butuh partner untuk bisa join dalam kontes. Setelah melanglang buana di blogsphere, akhirnya aku menemukannya. Siapa dia? Baiklah, tidak perlu basa-basi lagi, telaah blognya akan segera kuhidangkan. Inilah dia, Hima Rain (http://www.hima-rain.web.id/) dalam sebuah blog review.

Header Blog Hima Rain
Header Blog Hima Rain

Dalam analisisku, Hima Rain adalah sebuah blog yang mengupas tentang tutorial handmade, menceritakan rajutan kisah dalam daily muslimah, mengumpulkan foto-foto kelucuan kucing, menampilkan sisi lain dari berkebun, dan menuturkan hal-hal unik seputar Jepang dan Korea.

1. Tampilan Blog Hima Rain
  • Template yang digunakan adalah template standar bawaan blogger yang telah diutak-atik olehnya dengan apik. Terdiri dari dua kolom utama dan tiga kolom tambahan di bagian bawah. Aku pribadi sangat menyukai desain sederhananya. Manis. Soalnya bernuansa pink, ungu dan abu-abu yang dibalutkan dengan background bunga. Plus warna font yang hitam legam di latar putih, membuat pengunjung tidak kesulitan untuk membaca postingannya. 
  • Tampilan Blog Hima Rain
    Tampilan Blog Hima Rain
  • Melirik ke navigasi blognya, terlihatlah kolom Blog Biasaji, Toko Online-ku, Fesbuk Toko Online-ku dan Tutorial Craft. Tahukah apa yang kurang? Laman about me. Aku tidak bisa menemukannya di sana. Padahal itu unsur yang penting loh. Ketika pertama kali berkunjung ke sebuah blog, yang paling membuat penasaran adalah siapa sebenarnya pemilik blog tesebut. Maka akan sangat sempurna, kalau disediakan laman about me. Tapi nggak perlu ngebahas diri dengan panjang lebar dan super duper bertele-tele, sih. Secukupnya saja. Mau about me yang absurd dan ajaib juga nggak masalah.

  • Aku melihat sebuah ruang kosong. Entah sengaja atau nggak sadar. Halaman utama blog hanya menampilkan dua postingan. Dengan jumlah widget di sidebar yang cukup banyak, hal itu menjadikannya timpang. Terus tercipta deh ruang kosong di bawah postingan. Karena aku suka keseimbangan, aku sedikit terganggu karenanya. Bukan apanya, aku kayak lagi nungguin sesuatu, berasa halaman blognya masih loading. Ups, hehehe. Somehow, it feels weird. 
  • Ruang Kosong dan Kursor Himawari
    Ruang Kosong dan Kursor Himawari
  • Yang paling eye catching adalah kursornya. Himawari. Dengan menggunakan aplikasi cursor switch, kursornya lalu memunculkan matahari-matahari kecil. Cantik. Aku jadi sering menggerak-gerakkan kursornya tanpa arah hanya untuk sekedar melihat goyangan sang bunga matahari. Suka sekali.

2. Kinerja Blog Hima Rain
  • Page Rank. Menurut seo stats, blog hima rain sudah punya google page rank 1. Keren. Ini prestasi yang cukup bagus, mengingat hima rain baru-baru ini berganti domain dari blogspot.com ke web.id. Dengan kata lain domain barunya sudah mulai unjuk gigi di blogsphere. Sudah cukup eksis. 
  • Page Rank Hima Rain
    Page Rank Hima Rain
  • Alexa Rank. Lumayan baik walau masih kurang greget. Informasi yang kudapat dari alexa mengatakan seperti ini : Hima-rain.web.id's three-month global Alexa traffic rank is 2,223,691. Roughly 16% of visits to it consist of only one pageview (i.e., are bounces). Visitors to this site spend about two minutes per day on the site and 43 seconds per pageview. Search engines refer about 4% of visits to the site. Hima-rain.web.id has attained a traffic rank of 62,058 among users in Indonesia, where almost all its audience is located.
  • Alexa Rank Hima Rain
    Alexa Rank Hima Rain
  • Page Info. Di dalam seo stats, hima rain tidak memiliki meta keywords. Jadi tidak ada kata kunci khusus yang diarahkan ke blog hima rain. Walau banyak blogger mengoptimasi blognya menggunakan kata kunci pencarian dan aku salah satunya, blog hima rain tidak melakukan hal itu. Blognya bersifat umum tanpa tendensi seo.  
  • Page Info Hima Rain
    Page Info Hima Rain
  • Page Speed. Untuk kecepatan loading pada blog, aku mengujinya di seo stats. Terhitung tidak lambat tetapi tidak cepat juga. Hasilnya menyatakan tiga bintang dari total lima bintang. Page Load Time: 3.04 Seconds. Average, 67% of web pages in the world are faster. If this is your site, perhaps you need to optimize the web site or migrate to a faster server.
  • Page Speed Hima Rain
    Page Speed Hima Rain
  • Index di Search Engine. Ketika menuliskan kata kunci hima rain di google, muncul sekitar 464.000 hasil pencarian. Kabar baiknya adalah blog hima rain tampil di urutan pertama. Laksana memenuhi panggilan alam, blognya sudah menjalin komunikasi baik dengan search engine. 
  • Search Engine Hima Rain
    Search Engine Hima Rain

3. Artikel Blog Hima Rain 
  • Ngomong-ngomong soal artikel, hima rain punya kategori post yang cukup banyak. Hal itu membuktikan artikelnya variatif dan unik. Soalnya, setelah kuhitung, ada sekitar 40 kategori loh. Mau tahu apa saja? Ini dia nih kategorinya : diary, infoku, Giveaway, my creation, Tutorial for blog, 日本の事, kucing, desainku, hima the explorer, Ad-dienul Islam, Masih tentang Skripsi, lirik lagu, drama korea, film, MOTIVASI, kegiatan, kesehatan, kontes blog, Airin Handicrabby, award, drama jepang, novel jepang, ひまわりの日, gardening, novel, winner, Resolusi Juara, dongeng jepang, firmoo, for muslimah, hadits, kotowaza, puasa, tanam-menanam, tanaman, the first, tugas kuliah, wisuda.

  • Dengan kategori yang banyak, tentunya diiringi dengan jumlah postingan yang banyak pula. Dan ternyata benar, blog hima rain terupdate dengan cukup baik, walau tidak terbilang rutin. Setidaknya tiap bulan pasti ada tulisan yang mengalir. Tercatat dari tahun ►2010 (46)  ►2011 (169)  ►2012 (92)  ►2013 (34).


4. Kesan terhadap Pemilik Hima Rain
Profile Hima Rain
Profile Hima Rain
Dilihat dari gaya tulisannya, hima rain itu dominan polos, begitu sederhana dan rada cuek. Kalau nggak efisien, dia nggak bakal menuliskan sesuatu secara panjang lebar, itu membuatku sadar kalau sifatnya nggak neko-neko. Malah kadang dia menyalurkan pikirannya hanya dengan dua paragraf yang blak-blakan, jujur dan apa adanya. Tulisan-tulisan singkat yang kerap menggugah hati. Aku suka.

Dalam suatu kesempatan, aku pernah bertemu langsung dengannya. Well, tidak banyak yang bisa kuceritakan, selain dia memang seperti tulisannya. Plus ternyata dia seorang pengendali mood yang bisa mencairkan kekakuan. What a wow! Pasalnya, di kali pertama aku bertemu dengannya, dia bisa dengan mudah membuatku bercerita bebas, sebebas-bebasnya. Lugas. Aku bahkan tidak perlu merasa sungkan padanya.

Jadi hima rain itu kalau disimbolkan dengan sesuatu, mungkin memang layak disandingkan dengan matahari dan hujan. Ya, aku merasakannya. Hima dari kata bahasa jepang himawari (bunga matahari, red) yang menceriakan dan rain dari bahasa inggris (hujan, red) yang meneduhkan. Bagiku, dia sosok kawan yang berharga.

5. Saran untuk Hima Rain
Apapun yang terjadi, tetap menulis ya! Kalau sedang nggak mood, ingat-ingatlah aku, seseorang yang dengan suka cita akan membaca tulisan di blog hima rain. Apalagi postingan tutorial flanelnya. Mantap. Aku selalu menjadikannya sebagai referensi untuk membuat kreasi flanel. Dan tahu tidak, desas-desusnya, di search engine google lagi marak kata kunci tentang flanel. Jadi selain berbagi ilmu, postingan berbau flanel bakal meningkatkan rating blog. Sekali dayung, dua-tiga pulau bisa terlampaui. Keren kan?

Demikian ulasanku tentang Hima Rain dalam sebuah blog review. Perlu diingat, ini hanya sebatas penilaianku saja, yang notabene merupakan buah pemikiran dari satu orang, bukan kelompok, bukan generalisasi. Seperti kata Einstein, mutlak, ini relativitas. Kalau ada hal-hal yang kuanggap bagus, atau ada hal-hal yang kuanggap aneh, itulah penilaianku. Dan karena setiap orang punya penilaiannya sendiri, maka sikap bijak sangat diperlukan di sini. Well, let's respect each others ^^






View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Aku mengenalnya dengan dakwah sebagai latarnya. Aku sadar diri, sangat tahu diri. Bahwa aku adalah seorang bawahan yang harus siap dipimpin dan dia adalah seorang atasan yang sedia memimpin. Jadi terang saja, tidak banyak yang bisa kuceritakan tentang dirinya.

Umm, kecuali kalau kau mau tahu bagaimana cara dia memimpin, bagaimana kegigihannya menjalankan suatu program ataupun kebijaksanaannya dalam menghadapi suatu kasus. Dengan senang hati, aku bisa menceritakannya. Begitu pula dengan cerita formalitas lainnya, aku bisa menuliskannya untukmu. High recommended, deh.

Sayangnya, bukan itu inti cerita hari ini.

Pertama kali mengenalnya, jujur, aku sangat takut padanya. Well, aku memang punya banyak salah, alhasil hatiku selalu ciut ketika berhadapan dengannya. Ditambah lagi, dia memiliki aura kaku dengan bahasa tubuh yang super tegas. Oh dear, jangan pernah menyuruhku bercanda di depannya, aku nggak bakal minat melakukannya. Alih-alih ketawa, dia pasti malah masang muka what are you doing dan akhirnya aku harus mengenyam tengsin karena gagal melucu. Efek-efeknya, aku bakal ngerasa tolol banget, plus wajahku menggagu dengan sukses!

Aku pun berpikir, aku tidak mau terlibat emosi lebih dalam dengan orang ini. 

Kau tahu, yang terjadi justru kebalikannya. Tidak kuduga, ternyata dia memerhatikan tingkahku yang wara-wiri di Kemilau Cahaya Emas. Alam bawah sadarku mulai terusik ketika dia rajin meninggalkan remah roti.  Rasanya tuh seperti antena yang menemukan titik target di luar beam. Umm jadi wajar dong, aku curigation.  Toh mikrokontrolernya masih memproses, ini masuk kategori noise atau signal?

Hey, kurasa dia adalah seorang esper!

Jangan salah paham, bukan dalam arti negatif ya. Asal kau tahu saja, dia tuh punya bakat membaca pikiran. What a surprised! Kayaknya dia lebih pantes jadi psikolog dibanding ahli biologi, deh. Soalnya ini pertama kalinya, aku bisa bercerita bebas tentang pandanganku pada seseorang. Alasannya sederhana, karena dia cepat tanggap dan nggak mudah salah paham. Klik! Dalam sekejap dia bisa mengikuti alur pembicaraanku, plus bisa memberi pandangan lain yang tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Sosok yang keren.

Lalu sebuah peristiwa mematikan terjadi. Akibat kelalaianku dalam bergaul dan memercayai orang, aku terkena fitnah di dunia maya. Kau masih ingat tidak, masa dimana aku menutup kolom komentar di Kemilau Cahaya Emas? Ting! Tong! Yup, di situlah huru-hara fitnah itu terjadi. Kalau dibayangkan lagi, hatiku jadi merapuh. Mau bagaimana lagi, itu adalah memori yang benar-benar menampar wajahku.

Akhwat Pejuang

Aku seperti diingatkan dengan hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam oleh riwayat Abu Dawud, "Dan perumpamaan teman yang baik ibarat seorang penjual minyak wangi. Kalaupun ia tidak memberikan minyak wanginya, setidaknya kita mendapatkan aromanya yang semerbak. Sementara perumpamaan teman yang jahat, tak ubahnya pandai besi. Kalaupun kita tidak terkena asap hitamnya, setidaknya kita akan mencium bau busuk dari tungkunya." Hadits shahih dalam kitab Al-Adab (4191).

Aku membusuk. Dan dia datang menolongku bak penjual minyak wangi.

Sampai detik ini, aku masih tidak tahu bagaimana berterima kasih padanya. Dia sangat berjasa. Karena dia, aku bisa lihai menilai pandai besi yang menyamar. Jadi alhamdulillah hari-hariku selanjutnya tidak terlalu berasap dan berapi. Dan sejak saat itulah, aku menempatkannya di daftar orang-orang yang akan kusms kalau hatiku sedang sesak dan butuh pencerahan. Ya, aku suka dia. Aku suka caranya memandang hidup.

Er-rr, apa aku jatuh cinta padanya?

Mungkin. Faktanya, aku memang terpikat padanya. Ugh, aku tidak bercanda. Memang di awal masa aku bahkan tidak berani mendekatinya tapi ... tapi ... semua berubah sejak negara api menyerang. Sejak dia datang dalam hidupku yang pink dan memberikan warna hitam putih yang bijak. Terharu. Wahai Rabb, terima kasih telah mendatangkan seorang saudari seiman yang senantiasa mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.

Aku pernah berkata padanya, "Aku ingin ke alternative universe, ke dunia imaji yang tidak akan pernah terjadi. Aku ingin ke sana, ke tempat dimana aku bisa menemukan dirinya dalam wujud laki-laki."

Senyumku mengembang saat dia tergelak lepas karena pernyataanku itu. Aku sadar, aku salah mengartikan ketegasan dan kekakuan sikapnya. Otakku salah mengolah data yang dilihat mata. Otakku tidak mempertimbangkan asas praduga tak bersalah yang dibawa oleh hati. Sayangnya, bukan hanya aku yang seperti itu. Orang-orang di sekitarnya juga salah menyusun puzzle perangainya.

Miris? Nggak juga, ah.

Jujur saja, tidak ada yang perlu dikasihani. Aku selalu berpikir, mengapa sih kita harus memaksa orang-orang melihat apa yang tidak mereka lihat? Biarkan saja. Toh tidak ada kebohongan di sini. Dan yang terpenting kan, kita nggak pernah berniat jahat pada siapapun. Kalau kemudian, mata mereka terbuka dan melihat hal-hal yang dilihat oleh hati, yah itulah yang namanya spesial. Kalau sampai akhir, ternyata mereka tidak juga bisa melihat, berarti mereka bukan sosok yang ditakdirkan untuk menjadi teman dekat.

Sekarang aku bisa memandangnya dengan cara yang berbeda karena tahu sosok aslinya gimana. Itupun aku yang berusaha memahaminya sendiri. Tentunya tanpa unsur paksaan. Slow down. Emm, kalau disuruh menyama-nyamakan, dia itu, maksudku gayanya, sangat mirip dengan sosok khalifah yang meluruskan shaf shalat dengan pedangnya. Ya, tingkahnya nyaris sama dengan sosok sahabat Umar bin Khattab. Sugoi desu ne?

Bermulazamah dengannya, membuatku  sadar, sepertinya aku butuh sosok seperti Umar bin Khattab untuk menjadi partner hidupku. Ini hanya pendapat pribadi saja ya. Rasa-rasanya aku butuh sosok seperti dia. Sosok yang akan memarahiku habis-habisan kalau aku melakukan kesalahan. Sosok yang tidak akan terlena dengan sifat manja dan cengengku. Sosok yang tanpa ragu menuntunku ke jalan hidayah hingga kelak di penghujung napas.

Suatu waktu, dia pernah bergumam, "Kenapa ukhuwah ini terjalin justru di detik-detik akhir kebersamaan ya?"

Aku tidak bisa memberikan jawaban. Kenyataannya, saat ini, aku memang sudah tidak berada di dek yang sama dengannya. Ketika dia masih dipercaya untuk menjaga haluan, aku dipindahkan ke buritan. Meski begitu, agar bahtera tidak tenggelam, kami tidak pernah mengeluh dan berjuang maksimal di posko masing-masing.

Nah, inti cerita kali ini adalah ... uhm ... aku tidak sedang menggosipinya loh. Awas saja kalau asal ngomong, hahaha. Fine, jadi begini, aku ingin membesarkan hatinya. Aku ingin dia tahu bahwa dia spesial, sebagaimana adanya dia. Aku ingin dia mencoba untuk memenangkan hati dan melepaskan beban pikirannya. Tidak perlu memaksakan orang lain mengerti. Toh akan tetap ada orang-orang yang bisa mengerti dirinya. Akan tetap ada orang-orang yang menyukai dirinya apa adanya. Aku, salah satunya.


Makassar, untuk dan hanya untuk akhwat pejuang di bumi aurora.
Tertanggal 09 Juni 2013 Miladiyah - 30 Rajab 1434 Hijriyah.


View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim

OH MY GOD, dimana sih ruang ujiannya? Parah, lututku keram. Belum lagi, sarafku kelabakan, keringatku bercucuran dan statusku masih tersesat. Ugh, aku mulai berasa konyol. Habisnya, ditatapi oleh kerumunan mahasiswa yang bukan di daerah kekuasaanmu plus tidak satu pun yang kamu kenal tuh rasanya benar-benar acakadul. Asing lagi terasingkan.

Hua, somebody help me!

"Kak Maya!" suara Ulfa yang berdenyut sopran hampir falsetto itu tiba-tiba menyentak kesadaranku. Bagaimana mungkin tadi aku tidak melihatnya? Aku cengengesan ketika dia menunjuk sebuah ruangan yang belakangan aku tahu itu adalah aula yang biasa dipakai oleh anak-anak fakultas ekonomi unhas untuk seminar atau ujian meja.

"Kak Yudi masih di dalam," seru Ulfa ketika aku sudah berada di hadapannya. Alisku menyatu, bukankah ujiannya dimulai sejak pagi tadi? Sekarang sudah hampir tengah hari, kok belum selesai ya? Heran, aku.

Seorang perempuan berjas almamater merah keluar dari ruangan. Kuduga dia juga salah satu peserta ujian meja tertanggal 29 Mei 2013. Jadi spontan aku mencegatnya, meminta tolong untuk memanggilkan Yudi.

"Muhammad Wahyudi Zain? Ng, yang mana ya?" tanyanya kebingungan.

Aku dan Ulfa langsung saling menatap. Gubrak! Mendengar pertanyaan itu, aku kehilangan keseimbangan, ups. Masih mending sih daripada si Ulfa yang berusaha menutup mulutnya, nyaris terbahak. Ah Yudi, kamu kok nggak terkenal sih?

"Dia cowok, tentu saja. Uhm, tinggi, badannya besar..." jawabku mulai memberikan ciri-ciri fisik Yudi. Mataku berputar, mencoba mencari kata lain untuk menggambarkannya

Ulfa yang tidak mau ketinggalan eksis, lantas ikut menimpali, "Rambutnya sedikit jigrak, gemuk dan pipinya tembam, kulitnya..."

"Oh, aku tahu! Yang kulitnya hitam kan?!" tukasnya lantang.

Aku dan Ulfa sempat ragu-ragu tapi kemudian kami bersamaan mengangguk. Belum sempat aku berterima kasih, dia sudah tergesa-gesa masuk kembali ke ruangan. Dan di menit berikutnya, Yudi muncul dengan senyum merekah di wajah.

"Dou desu ka?" sapaku menyambutnya.

Senyum Yudi menghilang, digantikan oleh kerutan tipis di dahinya. Dia mengembuskan napas, "Minta doanya, dong! Baru selesai ujian di satu penguji. Dua dosen penguji yang lain belum datang. Padahal waktunya sudah mepet. Hufft..."

Aku mengelus pundaknya, "Jangan patah semangat. Insya Allah lancar. Doaku untukmu. Semoga Allah memudahkan."

"Foto, yuk! Mama suruh foto nih, sebagai bukti detik-detik menjelang Kak Yudi bakal sarjana. Asyik, euy!" ajak Ulfa sembari menggoyang-goyangkan alisnya. Samsung galaxy tab 10.1 sudah bersiap di tangannya.

Pangeran Wisuda dan Aku
Hah, berfoto? Serta merta Yudi langsung merangkulku, tidak peduli dengan ekspresi mukaku yang masih manyun. Ulfa membidik posisi Yudi yang berdiri di sampingku. Aduh, aku kan belum setuju dipotret. Tahu-tahu, Yudi sudah tertawa bahagia. Jepret! Suara kamera terdengar.

"Gantian, dong!" Ulfa menyodorkan tab miliknya.

Sigap, aku menerimanya dan mulai mencari-cari sudut foto yang pas. Jepret! Ulfa dan Yudi tertawa konyol. Aku hanya bisa tersenyum-senyum melihatnya. Dua anak aneh. Tiba-tiba Yudi mengambil tab dari tanganku dan memberikannya pada seseorang yang berdiri tidak jauh dari posisinya, "Minta tolong potretkan dong, bro."


Secepat kilat, Yudi merangkulku di kirinya dan Ulfa di sisi kanannya. Mahasiswa yang dipanggil bro oleh Yudi ternyata dengan senang hati mau memotretkan. Dia mulai bersiap-siap lalu menghitung, "Satu... dua..."

Tok! Tok!

Kami terkejut. Pintu kaca diketuk dari dalam oleh seorang bapak. Dari image-nya, aku menduga beliau adalah seorang pengawas ujian. Beliau menyuruh Yudi masuk sembari tangan kanannya menunjuk sosok seorang dosen yang berada dalam ruangan. Oh, apakah dosen pengujinya Yudi sudah datang?

Jepretan foto terhenti di detik terakhir. Tidak ada foto yang sempat terekam lagi karena aku cepat-cepat mendorong Yudi masuk. Panik menyerbu, Yudi buru-buru mengelap keningnya. Dia membawa skripsinya dan berjalan mantap ke tempat duduk dosen pengujinya berada. Aku terpukau, tidak ada rasa cemas di wajahnya.

"Puffttt..."

Aku melirik ke sumber suara. Bunyi tawa yang tidak jadi itu berasal dari Ulfa. Penasaran. Ada apa sih? Dia tengah menatap galeri foto dari tab yang kini telah berada di genggamannya.

"Yaa Allah, siapa sih lelaki ini? Lihat ekspresinya! Wajah yang benar-benar bahagia!" jerit Ulfa tertahan. Aku kaget dan refleks mengetuk kepalanya, ampun deh, suaranya nyaring banget! Emang mau menarik perhatian seantero kampus, apa?

"Awh... sakit. Apaan sih Kak Maya, ini beneran lucu, coba lihat deh." Ulfa merengut. Aku menampakkan wajah bersalah. Ketika mata kami beradu, dia langsung tertawa lagi. Olala, karena tawa itu menular, akhirnya aku pun turut tertawa terbahak-bahak. Beneran deh, ada anak teknik dan anak hukum yang mericuh di ekonomi.

Alhamdulillah Tabaarakallahu Ta'ala, walau membutuhkan waktu 4 tahun 9 bulan, pangeran pertama dari keluarga The Zain akhirnya akan diwisuda juga. Jujur, aku sedikit takjub, untuk takaran adik laki-lakiku yang rada-rada begundal itu, proses kelulusannya benar-benar patut diacungi jempol. Ah, aku suka melihat semangatnya mengerjakan skripsi sebulanan ini. Kuasa Allah, dia tidak terlalu mendapat tekanan berarti dari rumusan skripsi yang menggigit otak lagi mematikan.

Well, aku sangat menantikan wisuda Universitas Hasanuddin periode Juni 2013 ini Insya Allah. Karena di hari itu, akan ada dua anak dari keluarga The Zain yang namanya mendapatkan tambahan gelar akademik. Yup, Yudi dan aku. Subhanallah!


Makassar, dalam hembusan anging mammiri yang memanggil datangnya sejuk.
Ketika satu pintu telah terlewati, mari melangkah ke pintu berikutnya.
Tertanggal 01 Juni 2013 Miladiyah / 22 Rajab 1434 Hijriyah


View Post