Bismillaahirrahmaanirrahiim

Katanya, cinta itu seperti kentut. Kalau ditahan, sedikit perih akan menjalari tubuh.
Tapi kalau dikeluarkan, bakal memanggil malu yang bikin muka berasa gatal. Huh, 
aku tahu persis bagaimana rasanya. Seperti kentut, cinta yang diam-diam mungkin 
bakal menjadi pilihan hidupku selamanya. Mungkin.
( Cinta Rasa Kentut, Antologi Don Juan Katrok hlm 221 )

Don Juan Katrok
Don Juan Katrok
apa pun gue lakuin demi Jeni si cheerleader bohay



================
Keterangan Buku
================
Oleh : Artie Ahmad dkk
Harga : Rp 44000,-
Ukuran : 13 x 19 cm
Tebal : 332 hlm
Terbit : Desember 2013
Penerbit : de TEENS (Imprint penerbit DIVA Press)

================
Kontributor
================
Artie Ahmad, Adi S. Tiga, Afin Yulia, Ales Pewe, Alfian N. Budiarto, Devi Eka Kusumawati, Devi Nurita Sari, Dian You, Dyan Arfiana, Endang, Novri Kumbara, Nurmayanti Zain, Nurul Fikrah, Rina Kartomisastro, Ryska Kumala Damayanie, Temara Suci Pratama, Wuri Nugraeni.

================
Sinopsis
================
“Eh, cowok katrok! Elo kira Jeni mau naik sepeda motor butut punya lo?! Hahaha!”
“Eh, tukang parkir! Nggak usah sok ganteng deh lo!” Dirman kalap.
“Emang gue nggak ganteng apa?!” Peter ngotot.
“Ganteng sih, eh!” Dirman keceplosan.

Dirman mencak-mencak. Gara-gara si Peter, jadwal menjemput Meri Jeni jadi gagal total. Emang sih motornya Dirman itu butut punya. Nah! Motornya Peter keluaran terbaru, harganya hampir seratus juta! Pastinya Dirman KO kalau disuruh bertanding jemput Jeni. Lagian Jeni kan nggak buta juga, plus masih waras, bisa ngebedain mana yang motor bonafide sama yang harus dikiloin ke penadah besi tua.

“Gimana kalau ntar sore gue ke rumah Jeni, pura-pura mau belajar kelompok bareng?” Dirman ngangguk-ngangguk, idenya sungguh brilian.

“Belajar kelompok bagimane? Bukannya ujian kita udah selesai minggu lalu? Mendingan elo itu datang ke rumah Jeni bawa roti bakar, dijamin tuh Jeni bakal kesengsem dengan kebaikan lo.”

Pengen tau ending dari persaingan cinta antara dua Don Juan super katrok ini plus cerita-cerita komedi berbumbu romantis lainnya pemenang lomba #KomediRomantik? Semuanya cuma bisa kamu baca di sini deh, cekidot!

===================
Cara Mendapatkan
===================
1. Beli Online ke Penerbit
- Silakan cek di website DIVAPress-online
- Tersedia diskon 25%

2. Beli langsung di Toko Buku
- Tersedia di Gramedia, Togamas dan Toko Buku terdekat lainnya.
- Terdistribusi di seluruh Indonesia (Silakan cek di Toko Buku wilayahmu ya!)

=========================
Ceritaku : Cinta Rasa Kentut
=========================
Kata Ulfa Shirayukihime, ceritanya norak, susah dipahami kelucuannya lagi sangat amburadul. Ya ya ya, aku tahu. Terdapat kata yang sebenarnya wajar tapi tetap saja bacanya jadi kurang nyaman. Kentut. Aduh, siapa sih yang nggak enek bacanya? Oke, lupakan. Karena nyatanya, Alhamdulillah ala Kulli Haal, cerita itu berhasil menjadi salah satu pemenang lomba komedi romantik oleh divapress dan universal nikko.

Overall, I made it again! Alhamdulillah. Tabaarakallahu Ta'ala. Ini kedua kalinya penerbit divapress menerima naskahku untuk dimasukkan ke dalam buku antologi. Cetak nasional lagi. Sesuatu banget kan? Alhamdulillah, nikmat-Mu yaa Allah.

Ini kisah cinta yang konyol. Sekonyol seseorang yang mungkin akan mati-matian menahan kentut, jutsru di hadapan orang yang paling membuatnya berasa mau kentut. Kok bisa? Hahaha. Cinta rasa kentut. Entahlah. Mungkin karena grogi di hadapan dia yang meluluhkan egonya. Ya, saking groginya malah tuuutt... tupreetttt!

Hahaha. Tubuhnya terlalu jujur.

Hey, kamu. Beli ya! Walau harus menguras kantong, dijamin bukunya keren deh. Pun layout dalamnya juga top super keren. Sungguh. Remaja banget. Totally, aku puas melihat cetakan bukunya. Jadi, nggak ada salahnya kamu mengoleksi buku ini. Ehem, promosinya udahan dulu ya. Sampai jumpa di karyaku berikutnya!


.:: Salam Komedi Romantik ::.


View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Harta yang utama adalah lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang senantiasa bersyukur, dan istri beriman yang membantu suami dalam menegakkan bangunan imannya.
( HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi )


Tahukah, kita akan dapat merasakan kebahagiaan hidup lewat pernikahan yang penuh berkah. Pernikahan yang membuat sepasang manusia di dalamnya semakin mensyukuri hidup, menghargai setiap keping nikmat, dan membuat diri beserta keluarganya semakin dekat kepada Rabb semesta alam. Pernikahan semacam inilah yang akan melahirkan generasi berkualitas, penyejuk hati dan jiwa.

Dan ya, kebahagiaan terbesar seseorang salah satunya adalah ketika dia memiliki keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Syurga dunia, tentunya tidak jatuh dari langit begitu saja. Perlu usaha dan kerja sama yang tulus antara suami dan istri untuk bisa meraihnya. Masing-masing menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Kebahagiaan dalam rumah tangga adalah sebuah kondisi yang diupayakan, diciptakan dengan sungguh-sungguh.

Suami mencintai istrinya dengan penuh rasa kasih sayang, sementara sang istri dengan setia senantiasa menjaga cinta dan kasih yang telah diberikan untuknya. Subhanallah, semakin bersemi indah dari waktu ke waktu.

Meski kadang, tentu saja ada kerikil-kerikil tajam, duri-duri tersembunyi, bahkan hujan badai yang terang-terangan datang menghadang, cinta keduanya tidak lekang ditelan waktu. Tahu kenapa? Karena terus disirami dengan mata air kesetiaan dan ketulusan menerima.

Ciri pernikahan yang berkah adalah ketika mampu membawa banyak kebaikan, sehingga hidup akan menjadi lebih baik dari hari ke hari, lahir dan batinnya, jasad dan ruhaninya. Alhamdulillah. Sang suami mampu membimbing istrinya agar berlaku santun dan menjaga kehormatannya dalam setiap keadaan. Sementara sang istri senantiasa mampu membuat suaminya menemukan syurga dalam setiap senyum dan tulus pengabdiannya.

Pengantin di Dunia, Pengantin si Syurga
Pernikahan yang Berkah - sumber gambar

Pernikahan yang berkah tidak hanya menghadirkan kebaikan di dunia, tetapi juga kebahagiaan sejati di akhirat. Seluruh anggota keluarga yang terlibat di dalamnya, menjadi satu kesatuan utuh yang bekerja sama dalam kebajikan. Sungguh, gambaran keluarga Rabbani yang akan dikumpulkan kembali oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala pada hari kiamat kelak. Insyaa Allah. Dan ini sebuah keniscayaan.

Dalam riwayat Ath-Thabrani, Abdullah Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Ketika seseorang masuk syurga, ia akan menanyakan orang tua, istri dan anak-anaknya. Lalu dikatakan kepadanya, 'Mereka tidak mencapai derajatmu.' Ia pun berkata, 'Ya Tuhanku, aku beramal bagiku dan bagi mereka.' Kemudian Allah memerintahkan untuk menyusulkan keluarganya ke syurga."

Setelah itu, Abdullah Ibnu Abbas membaca surah ke 52 dalam Alqur'an, QS. At-Tur ayat 21, berikut terjemahannya,
"Dan orang-orang yang beriman, anak cucu mereka mengikuti mereka dengan iman. Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam syurga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebaikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."

Namun di dunia ini, tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk bisa berkumpul kembali di Syurga bersama keluarga. Perlu perjuangan tersendiri. Memang, syarat utamanya hanya satu, sederhana dan berkelanjutan. Tapi jangan sampai kita malah menyepelekannya dan menjadi seperti orang-orang celaka yang telah digambarkan dalam Alqur'an.

Perhatikanlah, dalam Surah Az-Zukhruf ayat 67 disebutkan,
"Teman-teman karib pada hari itu, saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa."

Mengapa demikian? Ya karena saat itu, seluruh tali hubungan persahabatan, kekerabatan dan kekeluargaan akan terputus. Bayangkan, istri membelakangi suaminya, suami membelakangi istrinya, anak berpisah dari orang tuanya, dan sahabat menjadi musuh. Namun kerennya, hal ini tidak berlaku bagi orang-orang yang bertakwa.

Benar, itulah syarat utamanya. Simple dan selamanya. Ingatlah, keluarga yang diisi oleh orang-orang yang bertakwa, kelak pada hari kiamat -saat orang lain semua dipisahkan- mereka akan dikumpulkan kembali oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, sesuai dengan firman-Nya:

"Masuklah kamu ke dalam syurga, kamu dan pasanganmu akan digembirakan."
(Terjemahan QS. Az-Zukhruf [43] ayat 70)

Bila ada yang mengatakan, "Hanya maut yang akan memisahkan kita", maka tidak demikian halnya dengan keluarga orang-orang yang bertakwa, yang dengan bangga akan berkata, "Bahkan maut pun tidak akan sanggup memisahkan cinta kita hingga kita bersua kembali di syurga. Insyaa Allah. Pengantin di Dunia, Pengantin di Syurga."




Makassar, 08 Januari 2014 Miladiyah / 06 Rabiul Awal 1435 Hijriyah
Dengan beberapa gubahan ringkas, catatan ini diambil dari :
Buku Doa-Doa untuk Pengantin karya Sita Simpati
Sakinah di Dunia, Bahagia di Akhirat. Mau?


View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Menikah dan Sepatu
Menikah itu Tidak Sama dengan Memakai Sepatu *) sumber gambar

Akhir-akhir ini, ada suatu fakta yang sangat sulit dipungkiri. Fenomena pernikahan di zaman sekarang. Wallahu Ta'ala A'lam.

Sepertinya, pada banyak kalangan, menikah disamakan dengan membeli dan memakai sepatu. Misal, kesukaan memakai sepatu dengan model yang bermacam-macam. Di sisi lain, ada yang tidak suka memakai sepatu, karenanya, ia memilih memakai sandal. Ada pula yang tidak suka keduanya, sehingga memilih tidak menggunakan alas kaki apapun, baik sandal maupun sepatu, hanya bertelanjang kaki. 

Ketika seseorang hobi mengoleksi sepatu, tentu ia akan memiliki banyak simpanan sepatu dari berbagai jenis dan model yang berbeda. Misal untuk acara formal, ia akan nyaman menggunakan sepatu resmi. Untuk acara olahraga, pilihannya jatuh pada sepatu sport. Untuk acara santai, lain lagi pilihan sepatunya. Ia memiliki beragam koleksi sepatu yang dipakainya sesuai dengan kebutuhannya.

Ketika bosan dengan satu model sepatu, seseorang akan dengan mudah menyimpannya di rak sepatu, tidak memedulikannya lagi, bahkan hanya tinggal menunggu waktu hingga ia membuangnya. Sepatu baru pun datang silih berganti. Ironisnya, hari ini bela-belain membeli sepatu berkualitas dengan harga yang mahal, tapi ternyata sebulan kemudian, diganti lagi dengan sepatu baru yang dirasanya lebih cocok dan nyaman.

Ketika pernikahan disamakan seperti memakai, membeli, mengganti bahkan membuang sepatu maka kejadiannya tidak akan jauh berbeda. Sesuai selera sesaat.

Hari ini menggelar resepsi pernikahan mewah, bulan berikutnya telah bercerai dan mencari pasangan lain. Sebulan pernikahan, baru ketahuan ia punya hobi mengoleksi simpanan karena bisa digunakannya kapan saja, sesuai kebutuhan. Tidak terhitung juga, yang mengatasnamakan ketidakcocokan, walau ia sudah hidup setahun bersama belahan jiwanya, namun nyatanya ia tetap merasa tidak puas dan kepingin ganti dengan yang baru lagi.

Di lain sisi, beberapa kalangan memilih tidak menikah karena lebih suka hidup sendiri. Sebaliknya, ada pula yang memilih tidak menikah supaya memiliki kebebasan yang sebebas-bebasnya. Miris. Benar-benar pernikahan hanya dianggap seperti memakai sepatu.

Lalu, bagaimana kita harus menyikapinya?



Makassar, 01 Januari 2014 Miladiyah / 28 Shafar 1435 Hijriyah 
Catatan dengan pengubahan gaya bahasa yang disadur dari:
Buku "Wonderful Family" karya Cahyadi Takariawan

PS.
Terima Kasih kepadamu  (✿◠‿◠)/  -si-kamu-entah-siapa- yang sudah memberikannya secara langsung sebagai kado pernikahanku. Tapi bodohnya aku  ƪ(―˛―“)ʃ  gomen ne, aku tidak tahu, tidak ingat siapa yang memberikannya! Maafkan aku. Parahnya lagi, bungkus kadonya tanpa nama. Anonymous.

Jadi untukmu, aku tidak bisa berterima kasih langsung, aku hanya bisa mendoakan kebahagiaanmu, semoga Allah merahmatimu, selalu. Insyaa Allah. Aamiin.

View Post