Bismillah
Jika kamu memejamkan mata sejenak dua jenak, merenungi apa yang telah terjadi pasti akan banyak hal yang bisa membuatmu tersenyum dibanding membuatmu menangis. Walau kadang kita jarang menyadarinya.
Aku teringat masa-masa dimana mama memanggil aku, kakak perempuan, dan adik perempuanku dengan sebutan manis ala mamaku, princess. Walau sejujurnya nama adalah doa tapi dipanggil dengan hal-hal berbau putri membuatku sedikit melambung waktu itu. Kemiripan (sedikit) wajah pada kami tidak membuat kami memiliki sebutan princess yang sama.
Wahh, ketika kembali ke masa ini lagi. Ingatan itu benar-benar membuat tertawa. Anak kecil yang beranjak dewasa memang beda banget deh tingkahnya. Naahh, cukup cerita masa lalunya. Kini tantangan lebih besar menunggu di depan. Mari berpikir dewasa...!!
Jika kamu memejamkan mata sejenak dua jenak, merenungi apa yang telah terjadi pasti akan banyak hal yang bisa membuatmu tersenyum dibanding membuatmu menangis. Walau kadang kita jarang menyadarinya.
Aku teringat masa-masa dimana mama memanggil aku, kakak perempuan, dan adik perempuanku dengan sebutan manis ala mamaku, princess. Walau sejujurnya nama adalah doa tapi dipanggil dengan hal-hal berbau putri membuatku sedikit melambung waktu itu. Kemiripan (sedikit) wajah pada kami tidak membuat kami memiliki sebutan princess yang sama.
Mulai deh dari kakak perempuanku yang pertama sebut saja putri pertama. Dia dipanggil "Sleeping Beauty" alias putri tidur. Di disney princess, putri tidur biasa dipanggil putri Aurora. Yaaah, cukup banyak alasan yang menyertainya sih mengapa sampai mendapat panggilan manis itu. Misalkan saja, kakak perempuanku itu kalau tidur manis banget deh gayanya beneran mirip princess (princess mode on), terus doi juga waktu itu sering sakit jadi kebanyakan hanya tidur aja aktifitasnya, dan lagi dilihat dari sikapnya putri aurora yang agak-agak keras kepala sedikit mirip deh ama kakakku yang satu itu.
Nah lanjut ke aku, putri kedua. Hm, panggilan manisku adalah "Cinderella" tapi bukan upik abu. Ada sedikit perbedaan antara cinderella dan upik abu yang membuatku tidak bisa menyamakan mereka. That is about its ending story. Cinderella kan happy ending tapi si upik abu tuh malah sad ending (masa di ending-nya si upik abu gak bersama dengan pangeran impiannya.. ck..ck..ck). Back to topic, nah.. aku disebut cinderella lantaran aku sukaa sekali dengan sepatu kaca, istana, dan tentu saja pangeran! apalagi pangeran berkuda putih. Hahaha, perbodohan yang mendalam.
Terakhir, adik perempuanku alias putri kedua. Dia mendapat panggilan "Snow White" alias putri salju alias shirayukihime. Dia tuh suka sekali sama salju padahal seumur-umur belum pernah tuh ngerasain salju. Selain itu dia selalu menyebut-nyebut tentang kulitnya yang putih dan halus seperti salju. Dia juga cukup suka apel.
Wahh, ketika kembali ke masa ini lagi. Ingatan itu benar-benar membuat tertawa. Anak kecil yang beranjak dewasa memang beda banget deh tingkahnya. Naahh, cukup cerita masa lalunya. Kini tantangan lebih besar menunggu di depan. Mari berpikir dewasa...!!