Bismillah

 
Barang siapa memberi petunjuk kepada kebaikan, maka dia mendapatkan pahala yang sama dengan pahala orang yang mengerjakannya


(HR. Muslim)

View Post
Bismillah





Gak nyangka ternyata setelah bongkar file sana-sini dapat file yang pernah dimuat di koran Fajar Keker. Hehehe. Lucunya. Sangat sangat aneh dan sedikit-merisihkan-hahaha.
________________________________________________________________________

SATU KURANG DARI TIGA RUPIAH?
Penutur Kisah: Nurmayanti Zain / SMAN 17 Makassar

Mustahil! Aku menatap penuh selidik sekelilingku—mencoba menangkap perangai aneh yang akan muncul—namun, tak satu pun makhluk berindeks male yang salting di kelas ini. Aneh. Perlahan kubuka amplop di atas mejaku dan kubaca surat di dalamnya.

Untuk: Rena Purnamasari
Sejak awal, aku merasa kita berjodoh. Pikiranmu yang rada-rada bolot, tingkahmu yang polos, lisanmu yang jujur, semuanya aku suka. Sebentar lagi aku akan pergi. Untuk pertama kalinya aku ingin bertemu. Kutunggu di gramedia mal panakkukang, besok jam empat sore.                       1<3RP
            “Wah!! Rena dapat surat cinta! Dari sapa nih?” Putri—sobat kentalku—berteriak sekenanya yang membuat semua pasang mata memandang ke arahku. Glek! Cepat-cepat kubungkam mulutnya dan dengan sigap kutarik dirinya keluar kelas. Cewek berambut ikal itu pun akhirnya tenang. Aku mendesah lega. Namun kemudian dia menudingku dengan bertubi-tubi pertanyaan, “Trus, sapa pengirimnya? Kau suka padanya? Dia anak kelas mana? Cakep nggak? Kenalin dong! Eh, jangan-jangan kau sudah menyerah tentang Arlan?!”
            “Ssstt..! Suaramu terlalu keras! Kemarikan telingamu....”
***
            Keesokan harinya Putri lagi-lagi memaksaku menjawab pertanyaan yang sudah berulang kali ditanyakannya. Aku menjawab dengan enggan, “Aku blom tahu sapa pengirimnya. Kemarin kan sudah kukatakan, satu-satunya petunjuk di dalam surat itu hanyalah kode 1<3RP alias satu kurang dari 3 Rupiah? Sama sekali nggak jelas” aku mengerutkan keningku.
“Hmm.. so kau mau menemuinya?” Aku terhenyak mendengarnya. Aku menatapnya bimbang meminta pengertian, “Aku tidak tahu.”
“Kok masih ragu? Pergi saja. Lagipula kemarin kau memborbardir dirimu sudah tidak menyukai Arlan lagi, kan? Come on!” Putri nyengir sesaat padaku lalu meneruskan celotehnya, “Sadarlah. Arlan bahkan tidak satu es-em-ma dengan kita. Bagaimana mungkin kau masih menyukainya? Lupakan saja rasa sukamu yang sudah kadaluarsa selama tiga tahun itu!”
“Eng—mengapa saat hari kelulusan es-em-pe tidak kukatakan padanya, ya? Ah, sudahlah. Okay. Aku akan menemui si Rupiah, atau entah sapa dirinya. Puas?”
***
            Jantungku berdebar tak keruan. Aku sudah berada di tempat janjian kami. Namun tak seseorang pun yang datang menghampiriku. Tiba-tiba daya penglihatanku menangkap sesosok manusia yang telah lama kusanjung. Arlan! Sedang apa dia di sini? Oh, no! Dia melihatku—dia melambaikan tangannya—dia menuju ke arahku. Kenapa?
            “Aku sedang mencari buku sebagai bahan research karya ilmiahku. Kau sendirian?” Arlan dengan tenang mengajakku bicara. Sebaliknya, aku sangat gugup. Entah kenapa segala rasa yang telah terkubur lama dalam relung hatiku mendesak untuk keluar dan menghentakkan segalanya. Aku memandang Arlan dan berkata, “Sebenarnya, aku... aku...”
            “Rena!”
Aku berbalik menanggapi seseorang yang memanggil namaku dari arah belakang.
“Kak Fadly?” Dia mengangguk perlahan lalu berkata, “Aku mendengarnya dari Putri, kalau kau memanggilku dengan sebutan si Rupiah? Padahal RP adalah inisial namamu sendiri—Rena Purnamasari. Kau tidak menyadarinya?”
            “A-apa?! Inisialku? Eh, ja-jadi kak Fadly yang.....?” Kurasakan semu merah menjalari wajahku. Sejenak pikiranku beralih pada kode 1<3RP. Aku tersenyum saat menyadari maksudnya. Dasar si Putri, kenapa dia tidak bilang kalau kakaknya yang mengirimkan surat itu? Awas saja kalau aku bertemu dengannya nanti.
            “Apa yang terjadi di sini?” Celetuk Arlan bingung. Aduh, sesaat aku lupa kalau Arlan ada di sini. Aku memandang Arlan lalu memandang kak Fadly. Bagaimana ini?
            “Arlan, aku.. aku pernah menyukaimu. Tapi sekarang, hanya kak Fadlylah yang ada di hatiku” setelah berkata begitu aku merunduk malu dan tak tahu harus berkata apa lagi. Detik berikutnya kudengar kak Fadly mengatakan arti dari kode dalam suratnya. I Love You.
***

(Mks.Agust06.to.mysenior)

View Post
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah. Penulis memujiNya, memohon pertolongan kepadaNya, dan memohon ampunan kepadaNya. Penulis memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan diri dan kejelekan amal perbuatan penulis. Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah, tak seorang pun yang sanggup menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan olehNya, tidak seorang pun yang mampu memberikan hidayah kepadaNya. Penulis bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagiNya, dan penulis bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu’alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusanNya. Amma ba’du.
Alhamdulillah dengan izin Allah, penulis akhirnya dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Rancang Bangun Antena Internal Monopole dan Dipole untuk Penerima TV Digital”.
Penulis menyusun Tugas Akhir ini dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Strata-1 Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Tugas Akhir ini berkat campur tangan dari berbagai pihak. Memang banyak di antaranya merupakan hasil pemikiran penulis sendiri tetapi banyak pula yang penulis pungut dari tulisan dan tuturan kata orang lain, baik untuk dikutip maupun sebagai bahan untuk diolah lebih lanjut. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ungkapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Ayahanda dan ibunda penulis, Baso Kidi dan Jinara, Drs.H.M. Zain Taba dan Dr.drg.Hj.Barunawaty Yunus,M.Kes. Sp.RKG(K) atas doa, dukungan, dan semangat yang telah diberikan tiap detiknya.
2.   Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Bapak Dr.Ir. Zahir Zainuddin, M.Sc.
3. Dosen pembimbing I dan pembimbing II Tugas Akhir penulis, Bapak Dr.Elyas Palantei,ST.M.Eng dan Ibu Novy Nurrahmillah,ST.MsTM yang selalu memberikan ide kreatif dan inovatif kepada penulis.
4.   Bapak/Ibu dosen penguji seminar hasil dan ujian sarjana yang penulis hormati, hargai dan kagumi, Bapak Ir.H.Syafruddin Syarief,MT, Ibu Merna Baharuddin,ST.M.Tel.Eng,PhD dan Bapak Indrabayu Amirullah,ST.MT.M.Bus.Sys.
5.   Bapak/Ibu dosen di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
6.  Saudari yang tak kenal lelah mendoakan dan membangkitkan semangat penulis, Rosdiana, Ekachaeryanti Zain, dan Ulfa Febryanti Zain.
7.   Adinda penulis yang sangat ganteng, cerdas, murah senyum dan baik hati, Muh. Wahyudi Zain dan Muh. Rahmat Zain atas semangat dan jerih payahnya dalam memberikan perhatian penuh pada pembuatan prototipe antena ini.
8.   Kanda Lompo Ramos Emakarim, ST, Kanda Rahmatullah M., ST, dan Kanda Anton Eka Putra, ST, atas waktu dan ilmu yang telah diberikan.
9.   Rekan-rekan sesama peneliti di bidang antena yang senantiasa Keep On Fighting Till The End, Kanda Sudirman Maliang, Kanda Andryanto Sudirman, Kanda A. Ahmad Sulmia, Julianti Habibuddin, A. Asmi Pratiwi, dan Nadhifah.
10. Teman seperjuangan road to ST, kanda A. Evi Arida Febriani, Kanda Dwi Utami, Kanda Hera Astuti Nengsi, Kanda Artitin, Kanda Marty Matasik, Kanda Fatmi Umrayani, dan Kanda Hasrawati.
11. Teman sejati penulis yang membantu tanpa pamrih, Justin, DN, Lisa, Juhran, dan Shofiyyah.
12. Keluarga besar Laboratorium Telekomunikasi, Radio, & Microwave dan Laboratorium Telematika.
13.  Teman-teman Volckert_05 dan Pixel Zer07even.
14.  Keluarga besar Lingkar Studi Mahasiswa Muslim Teknik (LIMIT).
15.  Keluarga besar Forum Ukhuwah Muslimah Makassar (FUM Makassar).
16. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tentunya sebagai mahasiswa yang menimba ilmu di program strata-1, penulis masih belum memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman dalam topik yang diangkat dalam Tugas Akhir ini, begitu pula dalam penyusunan maupun penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis akan sangat gembira dan berterima kasih untuk menerima berbagai masukan, baik itu berupa saran maupun kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang.
Harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para penuntut ilmu, baik dalam perkuliahan maupun penelitian, guna membina generasi muda penerus bangsa yang lebih berkualitas dan berdaya saing.
Akhirnya kepada Allah-lah penulis memohon agar usaha ini dijadikan sebagai amal shalih dan diberikan pahala olehNya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa Sallam beserta keluarganya, para Sahabatnya, dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga Akhir.
Amin.
    Makassar, Desember 2010
                Hormat Kami,

     PENULIS

View Post
Bismillah

 
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam bersabda, "ada seorang lelaki yang berlebih-lebihan dalam memperlakukan dirinya sendiri. Kemudian tatkala kematian menghampirinya, ia berpesan kepada anak-anaknya.

"Jika nyawaku nanti telah dicabut, bakarlah jasadku, jadikan seperti tepung, kemudian biarkan angin menerbangkan abu jasadku itu. Demi Allah, sekiranya Allah berkenan menyiksaku, tentulah aku akan disiksa dengan siksaan yang tidak pernah ditimpakan kepada selainku."

Sepeninggalnya, anak-anaknya melaksanakan apa yang dipesankannya. Kemudian Allah memerintahkan kepada bumi. "Kumpulkanlah seluruh abu yang telah berhamburan di tanah." Lalu bumi melaksanakan apa yang diperintahkan Allah.

Tiba-tiba jasad lelaki itu berdiri tegak.
Dan Allah bertanya, "Apa yang menyebabkan kamu melakukan hal itu?"

Lelaki itu menjawab, "Karena rasa takutku kepadaMU wahai Rabbku" atau dengan lafadz ,"Karena aku takut kepadaMu"

Kemudian Allah mengampuni dosa orang itu."

(HR. Bukhari)
View Post
Bismillah

Kalau ditanya, "Apa warna cinta?"
Apakah jawabanmu? Merah? Pink? Oranye? Ungu? Kuning? Hijau? Biru muda? Hitam?

Colour of Love
 
Hmm.. kalau menurutku, cinta itu warna putih. Putih? Putih ya putih saja. Di atas putih, warna seperti apa pun, sehalus dan sesamar apa pun, pasti akan tampak dengan jelas.
Semburat pink yang kadang nampak kadang tidak itu muncul ketika doki-doki (berdebar-debar, red) bertemu dengan orang yang dicintai. Garis keunguan itu adalah rasa rindu dan kesepian. Yang merah sekali itu saat sedang bertengkar karena cemburu. Yang oranye cerah ceria itu menampakkan rasa  kagum dan simpati yang meluap-luap. Yang kuning berpendar di pojok itu berisi tawa dan senyumnya. Kalemnya hijau itu menandakan telah hadirnya seorang sahabat sejati. Sedangkan yang biru muda yang agak susah hilangnya ini penuh jejak peninggalan air mata saat berpisah. Tapi, suatu hari nanti... Segelap apa pun tampaknya sekarang. Suatu hari nanti pasti ada warna lain yang menyapunya. Eh, hitam? Tentu saja tidak, hitam itu bagaikan orang asing, tak dikenal, tak terdefinisi.

Nah, bukankah cinta itu seperti ini? Penuh Emosi. Marah, Senang, Sedih, dan Bahagia walau kadang tidak jelas mana di atas mana. Dan betapa pun kerasnya usaha kita untuk menyembunyikan perasaan itu   -___-  karena cinta warnanya putih, pasti akan kelihatan juga.

*Story of Heart

View Post
Bismillah

Ada yang sedikit menggelitik tentang sapaan yang kuterima dari orang-orang di sekitarku yang  tidak mengenalku dengan baik. Entah bagaimana menggambarkannya ketika seseorang memanggil dengan sapaan yang lebih muda dari usia kita yang sebenarnya. Atau sebaliknya, dipanggil dengan sapaan yang lebih tua dari usia kita. Hehe, jujur saya lebih mau opsi yang pertama. Tapi toh ternyata kedua opsi tersebut pernah aku dapatkan.
Kata Sapaan
Sejak dulu, entah karena perawakanku yang kekanak-kanakan atau memang postur tubuh yang kecil dan imut-imut (narsis mode : ON) aku selalu disangka anak kecil. Contohnya saja nih, ketika naik angkot (baca: public transportation >> PT >> Pete-Pete) supirnya memberikan jatah uang bayaran anak sekolahan untukku. Padahal aku sudah memberikan uang lima ribuan, tapi gak tahunya dikembalikan tiga ribu . So Lucky Eh? Maksudnya.. Hehehe, begitulah. Waktu wisuda saja...masih ada yang kira kalau aku masih maba.. Asik.. muda.. muda..  Maba sih mending, tapi ini ada temen yang nyangka aku anak es-em-pe, hah? dimana sambungan benang merahnya ya? ck.ck.ck

Tapi baru-baru ini, dari perjalananku membuat film dokumenter tentang charity box, sepertinya aku sudah terlihat dewasa. Hahaha... ketika aku sedang asik-asiknya jepret sana jepret sini  pakai camdig di sekitaran rumah ukhuwah, terdengar dari belakangku seorang anak es-de berteriak memanggil, "Ibu.. Ibu.. Ibu!"

Terang saja, saat itu aku sama sekali tidak merasa. Di dalam pikiranku, aku mencari-cari celah untuk menduga-duga apa yang terjadi pada seorang ibu dan anak di belakangku. Gak tahunya, si anak es-de itu berteriak lagi, "Ibu, Ibu, apa yang sedang dilakukan?"

Yup, itu aku. Dia memanggilku ibu?! Pupil mataku terkejut entah kenapa. Lalu aku berbalik dan melihat seorang anak yang susah payah menaikkan layangannya. Aku memperhatikannya-memastikan bahwa benar anak itu yang memanggilku-sebelum memberikan jawaban. Keyakinan tanpa keraguan sedikit pun muncul ketika anak itu mengulang pertanyaannya seraya menunjuk camdig di tanganku. Refleks, aku tertawa. Paling tidak panggil kakak kan bisa, ini kok panggil ibu << wah wah.. jangan-jangan hati kecilku tidak terima karena dari dulu terbiasa dengan sapaan anak kecil. Hehehe. Ternyata aku sudah setua itu..

Percakapan singkat pun terjadi antara kami. Rupanya dia sedang menunggu teman-temannya membawa benang untuk bermain layangan. Dia yang tengah berusaha menaikkan layangan dengan benang yang terbatas terlihat sangat lucu. Aku pun mengambil gambarnya dengan senang hati.

Seorang Anak yang Bermain Layangan
Pengen rasanya pinjem layangannya tuh anak terus aku coba mainkan. Hahaha, tapi cuma pengen saja. Tidak kulakukan. Habisnya bisa memalukan nantinya kalau aku malah ngerusakin layangannya. Dan ketika layangannya berhasil melambung di angkasa. Subhanallah, keren sekali.
Layangan di Angkasa
Yahh... intinya kata sapaan itu cukup punya pengaruh juga buat aku. Kadang malah bikin ketawa-ketawa sendiri. Kadang malah bikin dongkol. Tapi sedikit banyak mampu untuk membuatku introspeksi diri. Toh, tidak penting, apa yang orang lain lihat dan rasakan pada diri kita. Yang penting adalah bagaimana kita bersikap :)


_8 April 2011_

View Post
Bismillah

I don't know how to say it, but this is really cool for me. Hohoho, I love this nasheed very much.The way of children speak is so awesome. And also the lyric is so meaningful. So, sometimes why don't you try to refresh your mind with something like this stuff. Very good, masyaALLAH. Well done. Hoo-hoo-hoo.
 


Bismillah - I am a Muslim
(Teacher): Now children, who knows what we should say before we start some new job or begin eating or go on a journey? Can anyone tell me?
(Children): Me! Teacher! Me! Teacher! Bismillah!
(Teacher): Very good. MasyaALLAH. Well done. Now what does it mean? Bismillah.
(Children): In the name of Allah!

I am a Muslim, the things I say
In everything I do everyday
We are Muslims, the things we say
In everything we do everyday

Oooh, Bismillah,
Oooh, Alhamdullillah

I am a Muslim and this I know
I need to eat so that I will grow
We are Muslims and this we know
We need to eat so that we will grow

When we eat we say Bismillah
When were full, we say Alhamdullillah

Water, juice and milk, these I think
Are so delicious for me to drink
Water, juice and milk, these we think
Are so delicious for us to drink

When we drink we say, Bismillah
When were done we say Alhamdullillah

Going out with my mum and dad
Coming home, oh what fun we had
Going out with our mum and dad
Coming home, oh what fun we had

Driving in the car, Bismillah
Coming safely home, Alhamdullillah

I go to sleep saying Allahs name
And in the morning I do the same
We go to sleep saying Allahs name
And in the morning we do the same

When we sleep we say Bismillah
When we rise we say Alhamdullillah



__________________________________nice
:)


View Post