Bismillaahirrahmaanirrahiim
"Tidak apa-apa, mama akan menunggu di sini sama Mahdi," kata saya seraya melihat bayi Mahdi yang tertidur pulas di carseat-nya.
Papanya Mahdi mengangguk lalu bergegas turun dari mobil. Saya terus memandanginya hingga punggungnya tertutupi daun pintu, tertelan cafe Bangi Kopitiam. Katanya, ada rapat penting menyambut suatu event, jadi para karyawan ngebela-belain gathering walaupun weekend.
Padahal weekend itu jadwal kencan kami.
Alhasil, daripada bolak-balik, saya dan Mahdi ngikut deh sekalian. Tapi nggak ikut rapat loh, hehehe peace! Maksudnya kan biar praktis, jadi kalau rapatnya sudah selesai, kami bisa langsung nge-date. Hohoho ( •ᴗ•)❤
Bayi Mahdi di dalam carseat di kursi belakang mobil |
Tiba-tiba terdengar suara grasak-grusuk dari belakang, Mahdi berusaha bangkit dari carseat-nya. Ya Allah, sudah bangun rupanya. Saya pun membuka sabuk carseat dan membebaskan Mahdi. Tidak lebih sedetik, mulailah curious baby itu beraksi. Merambat ke sana ke mari, mencoba berdiri sendiri, megang ini megang itu, tidak ketinggalan gigitan-gigitannya yang tanpa gigi, Subhanallah! Harus bener-bener fokus ngejagainnya.
Tok! Tok!
Eh? Papanya Mahdi datang.
"Sudah?" tanya saya.
"Belum. Masih akan lanjut lagi setelah Dhuhur." jawab Papanya Mahdi sambil mencabut rem tangan dan memasukkan gigi. Bibirnya tersenyum lalu berkata, "Tapi tadi bos nanya siapa yang punya kepentingan lain, papa angkat tangan, terus diizinkan pulang deh."
Mobil perlahan keluar dari parkiran, dan melaju ke jalan raya.
"Kepentingan lain? Papa bilang apa?"
"Bilang ada istri dan anak saya menunggu di mobil, Bos."
"Haaa!"
Jantung saya nyaris melompat mendengarnya. Sedang yang mengatakannya tetap kalem dan santai. Aish, kok bisa sih? Itu kan pernyataan kebenaran yang rada-rada tidak biasa.
"Tapi... tugas Papa sudah beres kan? Nanti event-nya diadakan dimana?"
Papanya Mahdi terdiam, "Hmm... dimana ya? Papa tidak tahu."
"Haaa!"
Saya rasa jantung ini sudah benar-benar melompat sekarang.
"Habisnya, papa susah fokus, pikiran papa selalu ke mama dan mahdi."
Ha-aaa...?
Alis saya mengkerut. Ada beberapa kalimat yang tidak tercerna baik di otak saya. Tapi saya bisa merasakan satu hal, kehangatan mulai merayap lambat ke lubuk hati. Tahu-tahu, hati ini dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran. Wow, sesuatu.
Masya Allah, papanya Mahdi! Mama jatuh cinta.
Makassar, 9 Mei 2015 Miladiyah - 20 Rajab 1436 Hijriyah
kata-kata ada untuk mengungkapkan perasaan