Motivasi Belajar

Lagi-lagi saya menemukan tulisan masa lalu... Hehehe, rasanya benar-benar aneh..




Saya adalah seorang mahasiswi Elektro angkatan 2007. Saat ini saya berada di penghujung semester III. Kata orang, mahasiswa(i) Elektro adalah orang-orang yang cerdas. Sejujurnya, saya bukanlah seorang anak yang terlahir cerdas dan berbakat. Sejak TK hingga SD kelas 3, nilai rapor saya tidak pernah bagus. Bermimpi meraih peringkat tiga besar pun tak pernah saya lakukan. Bahkan belajar menjadi seorang engineer adalah hal terhebat yang tak pernah terlintas di otak masa kecil saya.


Hal ini membuktikan bahwa banyak hal yang bisa menjadi motivasi belajar seseorang. Berikut adalah cacatan kecil tentang motivasi belajar yang saya genggam di dalam hati saya.


Pertama dan yang paling pertama saya bisa termotivasi untuk belajar adalah karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Begitu banyak nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya untuk bisa melanjutkan pendidikan demi pendidikan saya. Maka sungguh saya merupakan seorang hamba yang tak tahu diri bila tidak bersyukur kepada-Nya dengan jalan menggunakan nikmat itu sebaik-baiknya melalui belajar yang rajin.


Selanjutnya saya mendapatkan kekuatan belajar dari orang tua. Tak ada satu orang tua pun yang tidak ingin melihat anaknya sukses, begitu pun dengan orang tua saya. Selalu mereka mengingatkan untuk tidak main-main dalam menuntut ilmu.  Sehingga nafkah yang mereka cari untuk kepentingan pendidikan saya tidak terbuang dengan sia-sia. Dengan demikian, saya merasa terpanggil untuk belajar tekun agar bisa melihat senyum orang tua saya ketika saya sukses kelak InsyaALLAH.

Motivasi yang berikutnya datang dari pihak-pihak yang memberikan ilmu kepada saya, para guru dan dosen. Rasanya tak adil, bila para pengajar dan pendidik telah melakukan usaha mereka semaksimal mungkin sedangkan saya sebagai seorang penuntut ilmu tidak melakukan apa-apa. Saya sering merasa risih bila tidak belajar dengan baik ketika akan masuk di suatu kelas untuk memulai kegiatan belajar mengajar baik di bangku sekolah maupun bangku perkuliahan. Untuk itulah, saya menanamkan tekad pada diri saya untuk belajar yang rajin.

Motivasi yang lain bisa diraih melalui teman-teman saya. Bilamana bergaul dengan orang-orang yang rajin belajar maka setidaknya saya juga akan termotivasi untuk rajin belajar.

Kira-kira hal-hal itulah yang menciptakan diri saya yang ada saat ini. Sehingga dengan mantap saya bisa mengambil kata-kata dari Thomas Alfa Edison bahwa kesuksesan diraih dengan Sembilan puluh Sembilan persen kerja keras dan satu persennya adalah bakat.

6 comments:



  1. Bismillah,,

    setuju kak,, namun kadang kala banyak orang yang salah pengertian dengan menuntut ilmu itu,,

    Rela begadang karena esoknya akan ada ujian di sekolah atau di kampus,,

    namun tak bisa sejenak membuka mata untuk merunduk dalam tahajjud,,

    jika sperti ini, ilmu apakah yang ia sebenarnya ia kejar???
    ilmu yang membuatnya jauh dari Allah ataukah ilmu yang membuatnya banyak bersyukur kpada Allah???

    ReplyDelete
  2. Bismillah

    innalillah.. iya adindaku, benar. Semoga ghiroh dalam menuntut ilmu bisa setara bahkan melebihi ghiroh dalam melaksanakan ibadah khusus kepadaNYA. Amin Yaa Rabb..

    ReplyDelete
  3. Semangat dalam menuntut ilmu syar'i....

    Mahasiswi elekro ternyata...

    ReplyDelete