Bismillah
Aku suka sekali permainan ini, kapsul waktu. Aku memainkannya hm, 1.. 2.. 3... 4.. iya, empat kali. Aku bermain bersama orang-orang yang kusayangi (baca: keluargaku, teman sekelasku dan adik-adikku tersayang). Eh? Kamu tidak tahu apa itu permainan kapsul waktu?
Well, itu permainan merepotkan tapi sangat menyenangkan. Kita akan mengubur sesuatu di perut bumi dalam jangka waktu tertentu. Sesuatu yang dipendam dalam tanah itu harus spesial alias terdiri dari benda yang berharga, surat untuk diri sendiri di masa mendatang dan surat untuk teman di masa mendatang. Permainan ini dinamakan kapsul waktu karena wadah untuk menguburnya berbentuk seperti kapsul dan tentu saja karena terikat dengan dentingan masa. Nah, kuharap sudah ada bayangan di kepalamu tentang apa itu kapsul waktu.
|
Tanah Kapsul Waktu |
Permainan pertamaku kulakukan dengan adik perempuanku, Ulfa. Ketika itu aku masih duduk di bangku kelas 2 es-em-ma dan Ulfa kelas 2 es-em-pe. Di tahun 2005 silam. Jangka waktu yang kami tentukan adalah 10 tahun. Jadi di tahun 2015 kelak insyaALLAH kami akan menggali kapsul waktu tersebut.
Tak kusangka, 1 tahun kemudian-ketika aku pulang sekolah-mama memanggilku, "Maya, apa yang kamu lakukan dengan kaleng biskuit di belakang kamarmu?"
"Ng, maksudnya Mam? kaleng biskuit apa?"
"Ada bungkusan kaleng tertanam di belakang kamarmu, Nak. Bukannya itu punya Maya?"
"Ah! Iya Mam, punyaku itu!"
Sebelum sempat aku mendengar penjelasan dari mamaku, aku segera berlari ke tempat kapsul waktuku berada. Waduh! Mama berniat membuat tiang jemuran sehingga menggali tanah di belakang kamarku. Aku melihat ke kiri dan ke kanan tergesa-gesa dan akhirnya menemukan kaleng biskuit yang terbungkus plastik.
"Tadi tukang yang menemukan itu hampir saja membuangnya. Tapi pas Mama lihat, kayaknya mencurigakan dan rasa-rasanya itu pasti punya Maya. Dan ternyata benar"
Aku tersenyum nakal. Aku segera memanggil adikku untuk membicarakan kapsul waktu kami yang gagal. Bukan saja kami tidak berhasil membukanya di tahun 2015 tenyata aku juga melupakannya. Aduuhh, parah nih. Ketika berunding dengan Ulfa akhirnya kami memutuskan melihat isi kapsul waktu itu dan membuat kembali kapsul waktu yang baru.
Kau tahu? Barang-barang yang kutanam semuanya terlihat kacau. Aku menanam kaset PS One Harvest Moon Back to Nature lengkap dengan memory card dan catatan permainanku. Hahaha, lucu sekali. Apalagi surat yang kutulis untuk diriku di tahun 2015 membuatku tertawa terbahak-bahak. Bagaimana tidak semua isinya adalah pertanyaan. Apakah aku masih hidup? Apakah aku sehat-sehat saja? Apakah aku sudah bekerja? Apakah aku sudah menikah? Apakah aku sudah memiliki anak? Ehem, aku jadi menertawakan diriku sendiri 1 tahun yang lalu. Tak apalah. Permainan kapsul waktu ini kami anggap selesai.
Beberapa hari kemudian aku dan Ulfa memulai kembali permainan kapsul waktu yang kedua. Aku membuat surat baru dan memasukkan barang-barang tambahan yang akan kukubur. Aku memasukkan benda-benda berharga pemberian sahabat-sahabatku. Jangka waktunya? Yaa, 10 tahun ke depan!
Sayangnya.. 2 tahun berikutnya.. aku hampir menangis memikirkan hal ini. Mama membuat lantai tepat di belakang kamarku. Tanahnya tertutupi. Aku tidak akan bisa menggalinya kembali. Padahal aku dengan santainya melihat tukang yang meletakkan campuran semen dan air itu dari balik jendelaku. Hiks, aku lupa! Setelah semua rampung dan melihat wajah baru belakang kamarku, aku terhenyak tak berdaya. Lagi-lagi permainan kapsul waktuku gagal.
|
Di Balik Jendela Kamarku |
Permainan kapsul waktuku yang ketiga kulakukan bersama teman-teman sekelasku menjelang kelulusan. Kelas Ganbatte (tiga exact one burenk abis tawwa gite) yang penuh canda tawa. Kami sekelas mengubur barang berharga kami dan surat untuk diri sendiri di belakang laboratorium biologi. Jangka waktu permainannya hanya 6 bulan. Kami tidak bisa menetapkan jangka waktu lebih lama karena khawatir kami akan berpencar dan tidak akan bisa menggalinya kembali bersama-sama. Ketakutan kami yang terbesar, kami akan lupa kalau kami pernah mengubur sesuatu di sekolah. Hahaha. Beranjak memasuki dunia kampus yang berbeda-beda, kami menggali kembali kapsul waktunya.
Ugh, ternyata kapsul waktunya hilang! Aku mulai berpikir macam-macam tentang orang yang mengira itu harta karun dan mengambilnya. Sesaat kecemasan kami berkurang karena rupanya posisi kapsul itu bergeser. Akar pohon mendesaknya dengan kuat. Alhasil anak laki-laki harus lebih bertenaga untuk mengambil kapsul waktu itu.
Setelah aku menerima surat untuk diriku sendiri 6 bulan ke depan, aku menepuk dahiku. Aku tak bisa membacanya! Aku menggunakan pencil tic berwarna oranye dan.. dan.. dan.. aku hampir menjerit memelototi tinta oranye yang bagai lukisan abstrak di suratku. Beberapa teman yang menulis menggunakan spidol juga mengalami hal yang sama. Ckckckck.. wahai diriku 6 bulan yang lalu, apa sih yang kau tulis sampai Allah tidak menakdirkanku membacanya?
Lalu, mengenai benda berharga yang kutanam... hahahaha.. kancing lengan baju. Ya ya ya, silakan berhipotesis sendiri. Aku tidak mau komentar lebih jauh.
Permainan keempatku, kulakukan bersama adik-adik juniorku di es-em-ma tercinta. Sebelumnya, aku mewanti-wanti beberapa hal :
1st. Jangan menulis surat dengan menggunakan pulpen cair, pencil tic ataupun spidol
2nd. Hindari tempat penanaman kapsul waktu yang terdapat pohon besar
3rd. Sebelum ditanam harus dibungkus dulu surat-surat dan benda-benda berharga itu dengan plastik yang berlapis-lapis supaya lebih aman
4th. Aku menambahkan akan lebih menyenangkan jika kita juga membuat 1 surat untuk teman yang ikut dalam permainan itu.
5th. Harus dipikirkan bahwa benda berharga yang akan dikubur memiliki persentasi hilang sebanyak 70% - 80% jadi setidaknya itu memang benda berharga tapi boleh saja hilang bila kita gagal mendapatkannya kembali
6th. Tulis sesuatu tentang kapsul waktu itu. Jangan melupakannya!
|
Tanda Cinta Kapsul Waktu |
Nah, jangka waktunya adalah 1 tahun. InsyaALLAH di tahun 2012 kelak, kami akan menggalinya kembali :) Hoohoohoo