Memutar Waktu

Bismillaahirrahmaanirrahiim

"Papa, jika kita bisa memutar waktu, kejadian apa di masa lalu yang ingin papa ubah?" tanya saya suatu siang di akhir pekan kami.

Memutar Waktu - picture from here

Papanya Mahdi terdiam, alisnya mulai mengerut, lalu menggeleng pelan.
Dia berkata, "Tidak ada."

"Hmm... kenapa?"

"Kita tidak bisa mengubah masa lalu."

Jaaaah, misalnya papaa.
Jika. Jika.

"Tidak ada. Jika papa mengubah sedikit saja suatu kejadian di masa lalu..." Papa terdiam, berdecak, lalu kembali bersuara, "...bisa saja papa tidak akan ada di sini sekarang, tidak ada mama, atau tidak ada Mahdi, apalagi Fania. Tidak. Papa tidak mau kehilangan satupun."

Ehem.

Hati saya memerah. Masya Allah papaa, jawabannya bikin mengharu biru. Namun daya khayal saya tidak mampu berhenti untuk usil, ups!

"Papa, jika kita bisa memutar waktu, kejadian apa yang ingin papa ulang kembali?" kejar saya, sambil menaikkan alis dan mengedip-ngedipkan mata.

"Hmm..."

"Hmm...?"

"Masa-masa awal perkenalan kita."

Huaaa. Jleb. Jleb. Jleb.
Hati saya tertusuk panah asmara, wkwkwk. Gila, saya terkena ranjau yang saya pasang sendiri! Haha yes yes yes, saya mengakuuu. Alhamdulillah, lovely, dapat energi positif, suupeer. Full charging again!


Makassar, 31 Agustus 2016
#satusentikebahagiaan






0 komentar:

Post a Comment