Bismillah
Pagi-pagi, aku sudah dikagetkan dengan pertanyaan mama, "Sudah makan dorayaki-mu, nak?" Aku menggeleng bingung. Mama melanjutkan penjelasannya, "Ada itu di dalam kamarmu, nak."
Aku bersegera berlari ke kamarku sendiri dan menemukan sebungkus dorayaki di atas meja belajarku. Bagaimana mungkin ketika bangun tadi aku tidak melihatnya? Wahhh, benarkah ini kue asli Jepang?
Kue Dorayaki Tampak Depan |
Aku hampir tak percaya walau jelas-jelas semua tulisan di bungkusan kue itu adalah tulisan Jepang yang tak satupun hurufnya kumengerti. Eh, dari tadi aku mengatakan, kue dan kue.. ini sih lebih tepat disebut roti daripada kue.. hm.. roti dorayaki. Aku membalikkan bungkusnya dan memperhatikan dengan seksama.
Kue Dorayaki Tampak Belakang |
Nothing Special.. Biasa-biasa saja sebenarnya seperti roti kebanyakan. Tapi jujur saja, kan ada juga tuh kue dorayaki yang dijual di Mall... agak berbeda dari segi ukurannya. Ng, yang di tanganku saat ini ukurannya dua kali lebih besar dari yang dijual di kota ini. Tanpa banyak cuap-cuap lagi aku langsung memakannya. Hup!
Kue Dorayaki Tampak Dalam |
Hmm.. pas dibuka terasa sekali bau rotinya. seperti baru dipanggang. Lalu saat digigit.. hmm.. enak! rotinya lembut dan selai kacang merahnya manisss apalagi butiran kacangnya jelas terasa.
Setelah kuamati dengan seksama ternyata di dalam bungkusan roti itu ada semacam butiran-butiran yang tak boleh dimakan, kalo di sini sih biasanya bukan pada roti melainkan pada obat. Cek per cek ternyata itu oxygen absorber. Er-r penyerap oksigen supaya roti tidak cepat berjamur, tidak berubah warna, dan kandungan minyak tidak tengik. Pantas saja ketika bungkusnya dibuka, tiba-tiba si oxygen absorber tuh langsung panas membara, tidak terbakar sih, cuma panas banget. Keren ya. Coba roti-roti di Indonesia juga seperti itu.
Oxygen Absorber |
Sayangnya aku tak mampu menghabiskan kue itu T_T terlalu legit. Cepat-cepat aku ke kamar adik kesayanganku, Rahmat, dan dengan muka memelas aku memintanya memakan dorayaki yang masih tersisa di tanganku. Rahmat membelakangiku dan bersikeras menutup mulutnya. Aku merengek dan menjanjikan dia boleh bermain game di laptopku sebentar lagi insyaALLAH. Ketika dia menampakkan wajah setuju, langsung saja kumasukkan semua dorayaki itu ke mulutnya tanpa tersisa. Hahahaha.. Lucu sekali. Aku langsung kabur setelah dia berusaha menelan semua dorayaki itu.
_Mei 2011_