Pintu Cinta

Bismillah

Siapa yang tidak kenal dengan cinta? Cinta tumbuh dan berkembang di setiap hati anak manusia. Cinta tak kenal masa, usia, tempat dan situasi. Cinta bisa hadir kapan saja. Cinta bisa membuat senang tapi kadang kala cinta malah membuat sengsara. Ada apa dengan cinta? Tak satu pun makhluk yang selalu berbuat khilaf, bernama manusia, mampu menjabarkan secara logis apa itu cinta...(?)

Pintu Cinta yang Tercipta

Yang mengherankan adalah cinta yang hinggap di hati anak Adam yang tidak mampu dikendalikannya malahan otak anak Adam itu yang dikendalikan. Jujur saja, tak ada yang bisa dilakukan bila virus cinta menyerang. Antivirus secanggih dan se-update apapun tak kan mampu menghilangkannya, kecuali atas izin Allah Ta’ala. Pepatah mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati.

Cinta yang bersarang di diri ini ternyata tidak serta merta tumbuh dan berkembang biak. Sebelumnya cinta hanya berupa benih gersang saja yang luput dari pusat perhatian. Rupanya, ada asap ada api, diri inilah yang menciptakan pintu agar cinta bisa masuk. Diri inilah sendiri yang memupuk dan menyirami benih cinta nan gersang yang akhirnya menjadi virus yang memakan hati. Betapa ironis hal yang disangka mampu membuat senang ternyata membuat sengsara.

Sejak awal, suara merdu nan mendayu-dayu inilah yang memancing laki-laki untuk memperhatikan kita. Tak terelakkan lagi bahasa tubuh yang manja dan manis membuat laki-laki itu mendekati kita. Perhatian yang tulus, rasa simpati yang berlebihan, rasa penasaran yang tidak wajar, membuat lingkaran kecil antara kita dan laki-laki itu. Tak jarang atas nama dakwah Ilallah membuat hubungan dengan laki-laki itu semakin intens. Lalu apa buah yang bisa dipetik dari hubungan yang bahkan belum halal untuk dirasakan? Masih mending bilamana hubungan tersebut suci dan berakhir di pelaminan tetapi bila tidak, nasi telah menjadi bubur, jangankan rasa malu, rasa menyesal pun akan hinggap di diri ini.

Untuk hikmah itulah Allah Ta’ala berfirman dalam QS. An Nur ayat 31, Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

7 comments: