Bismillah
Karena Cinta Berwarna Putih
Menurutku, kisah cinta Tarry memang benar-benar berwarna putih. Ketika Tarry bertemu pertama kali dengan suaminya (waktu itu masih calon suami, red) di warung rujak petis di kampung mereka, aku bisa melihat hitamnya hati Tarry yang hanya menganggap suaminya kala itu orang asing, sedangkan hati suaminya sendiri sudah memiliki garis keunguan pertanda rasa rindu karena terpesona pada pandangan pertama.
Aku suka sekali dengan kata-kata cinta dan cita. Kata-kata itu memberiku limpahan semangat yang mendalam. Postingan kali ini aku pengen membahas sekaligus tentang cinta dan cita. Sedikit serius, iya, tetapi tidak seserius yang dibayangkan. Toh, semua orang punya cinta dan cita kan? Termasuk kamu. Aku juga. Hehehe. Baiklah, aku memulai dari Kisah Cinta.
Karena Cinta Berwarna Putih
Cinta. Siapa yang tidak kenal cinta? Rasa misterius yang selalu hadir dan menerkam targetnya dengan sempurna. Tak ada yang bisa lolos darinya, siapapun orangnya, dimana pun tempatnya, sesulit apapun kehidupannya dan setinggi apapun cita-citanya. Tarry KittyHolic pun hanya salah satunya. Setiap orang punya kisah cinta sendiri yang menuai banyak hikmah dan pelajaran. Sayang, aku sendiri belum memilikinya. Jadi untuk kali ini, ijinkan aku berbagi menggunakan kisah nyata orang lain, Tarry namanya.
Menurutku, kisah cinta Tarry memang benar-benar berwarna putih. Ketika Tarry bertemu pertama kali dengan suaminya (waktu itu masih calon suami, red) di warung rujak petis di kampung mereka, aku bisa melihat hitamnya hati Tarry yang hanya menganggap suaminya kala itu orang asing, sedangkan hati suaminya sendiri sudah memiliki garis keunguan pertanda rasa rindu karena terpesona pada pandangan pertama.
Jika niatnya baik InsyaAllah hasilnya juga baik. Saat itu tiba-tiba saja suaminya datang menemui Tarry dan keluarganya dengan menimbulkan kesan pertama yang spektakuler (baca: datang seorang diri + pakai sarung + pakai hem tanpa kopyah). Terang saja hati Tarry menjelma-yang semula hitam menjadi warna hijau-menandakan hatinya telah terbuka untuk menerima seorang sahabat. Eh, apa warna hati suaminya? Tentu saja berwarna kuning berisi tawa dan senyum penuh kekaguman.
Yang paling membuat berdebar-debar adalah ketika kedua hati insan itu telah melukiskan semburat pink, dengan taman ria maospati yang menjadi saksinya. Ketika suaminya telah mengirimkan sinyal serius ternyata adiknya Tarry yang masih duduk di bangku kelas 1 STM malah mengecamnya, takut kakaknya dipermainkan karena waktu itu merebak isu-isu buruk di kampung mereka. Warna hati suaminya lalu berubah oranye, menandakan rasa simpati yang meluap-luap, bukan saja membuat tekad menghalalkan Tarry semakin besar tetapi jua membuat dirinya berpikir matang untuk masa depan. Akhirnya, sang suami pergi ke Malaysia untuk mengais rejeki. Lucunya, saat itu tidak ada HP dan internet. Untuk komunikasi, Tarry harus melenggang ke rumah tetangganya untuk menerima telepon dari suaminya. Keadaan menjadi lebih kompleks ketika Tarry pun berlabuh ke Hong Kong untuk bekerja. Cinta antara dua negara itu pun berlanjut.
Hati yang berwarna biru sempat muncul di antara mereka-membawa luka dan air mata-ketika pernikahan mereka batal terlaksana. Qadarullah wa masya fa'ala, ternyata Tarry tidak bisa pulang ke Indonesia untuk melaksanakan janji setia itu. Namun, takdir Allah akan selalu indah bagi yang yakin. Toh, akhirnya dua tahun kemudian, Tarry dan suaminya telah menggenapkan dien mereka. Barakallahu laka wa baraka alaika wa jama'a baina kuma fii khair. Semoga Allah memberkahimu, semoga Allah memberkahi atasmu, dan semoga Allah menghimpunkan kalian berdua dalam kebaikan.
Setelah pernikahan mereka, rupanya status cinta antara dua negara masih belum usai. Baik Tarry maupun suaminya ternyata memiliki cita-cita yang setinggi langit tetapi masih tetap menginjak bumi. Mereka berdua ingin menjadi pemenang yang telah sukses menjalankan tugas sebagai pahlawan devisa negara! Mereka ingin mengejar cita dan cinta mereka dengan ridho Allah Ta'ala. Jangan tanya tentang warna hati merah yang terbakar karena cemburu. Hal itu bahkan tak pernah terjadi. Subhanallah, ternyata kekuatan percaya akan cinta itu sungguh mengagumkan. Kabar baiknya adalah, beberapa saat lagi, kedua orang itu akan diserumahkan kembali, di bumi pertiwi tercinta, Indonesia.
Ng, hatiku berdebar-debar menuliskan kisah ini. Jika aku menggunakan tinta, mungkin kakunya tanganku akan terlihat dari bergetarnya tulisanku. Habis mau bagaimana lagi? I'm speechless. It's so awesome. Masya Allah. Yang jelas, aku sangat paham kenapa hal ini bisa terjadi. Tanya kenapa. Yaa, karena cinta itu berwarna putih. Nah, bukankah cinta itu penuh emosi? Marah, senang, sedih dan bahagia walau kadang tidak jelas mana di atas mana. Dan betapa pun kerasnya usaha kita untuk menyembunyikan perasaan itu.... karena cinta warnanya putih, pasti akan kelihatan juga. Tapi perlu diingat, hal terbaiknya adalah karena niat mereka berdua sangat super keren yaitu untuk mencapai ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala.
***
Tiba-tiba saja aku merinding. Jangan tanya kenapa, pokoknya Kisah Cinta antara dua negara telah selesai nih. Jadi Kisah Cinta aku tutup lembarannya dan kini aku membuka lembaran Kisah Cita. Bagaimana aku akan menceritakannya yaaa? Ngg, aku akan mengaitkannya dengan kisah nyata inspiratif tentang cita-cita, ok \(^o^)/
***
Gelar Sarjana, Perlukah?
Tertohok! Mengobrak-abrik sisi diriku yang penuh ego dan ego. Itulah kesan pertama yang muncul ketika membaca kisah nyata "Berkarya Tanpa Gelar Sarjana". Tersebutlah Kang Alie alias M10 a.k.a Madep Manteb Mangan Melu Morotuwo. Morotuwo Muring-Muring Mlayu Menyang Malaysia (entah apa artinya ini) yang seorang bukan sarjana teknik-lulus SD saja masih dipertanyakan-tetapi mampu berkarya sebagai seorang insinyur dengan membangun sebuah hotel di negeri tetangga, Malaysia.
Ya Allah Yaa Rabb..
Beliau saja yang dengan notabene-notabene mampu menghasilkan sesuatu untuk dunia ini. Lantas aku bagaimana? Tiba-tiba motivasiku merangkak naik. Aku juga punya mimpi setinggi langit tetapi tetap berpijak di atas bumi. Aku ingin sukses dunia dan akhirat, InsyaAllah. Entah apa yang akan terjadi pada diriku, yang jelas aku ingin mengejar cita itu, sampai aku mampu menangkapnya dan menggenggamnya dengan erat.
Aku tahu, aku masih harus banyak belajar. Mengingat sekarang statusku juga masih seorang mahasiswi bodoh yang bahkan tidak bisa ngapa-ngapain. Aku sempat termenung, ternyata gelar sarjana itu hanya sebatas gelar saja. Yang membuat seseorang menjadi orang bukanlah gelarnya melainkan tekadnya untuk mengusahakan yang terbaik. Aku sadar itu, semua dikembalikan pada niat masing-masing.
Original picture from here |
Ya Allah Yaa Rabb..
Beliau saja yang dengan notabene-notabene mampu menghasilkan sesuatu untuk dunia ini. Lantas aku bagaimana? Tiba-tiba motivasiku merangkak naik. Aku juga punya mimpi setinggi langit tetapi tetap berpijak di atas bumi. Aku ingin sukses dunia dan akhirat, InsyaAllah. Entah apa yang akan terjadi pada diriku, yang jelas aku ingin mengejar cita itu, sampai aku mampu menangkapnya dan menggenggamnya dengan erat.
Aku tahu, aku masih harus banyak belajar. Mengingat sekarang statusku juga masih seorang mahasiswi bodoh yang bahkan tidak bisa ngapa-ngapain. Aku sempat termenung, ternyata gelar sarjana itu hanya sebatas gelar saja. Yang membuat seseorang menjadi orang bukanlah gelarnya melainkan tekadnya untuk mengusahakan yang terbaik. Aku sadar itu, semua dikembalikan pada niat masing-masing.
Parahnya, aku ini sangat maruk. Pengen ini pengen itu pengen semuanya. Kalau ditanya perlukah gelar sarjana? Aku malah menjawabnya bukan dengan perlu atau tidak melainkan dengan jawaban aku mau gelar sarjana. Loh? Hehehehe, bodoh sekali ya. Aku memang belum apa-apa sekarang. Ya Allah, semoga ke depannya bisa menjadi apa-apa.
Begitu banyak di luar sana orang-orang seperti Kang Alie. Aku sangat mengagumi mereka. Namun, takdir itu berbeda-beda pada tiap-tiap manusia. Aku yang berdiri di sini, diberikan nikmat untuk bisa sekolah dan melanjutkan pendidikan. Subhanallah, karenanya, aku tidak mau menyia-nyiakan anugerah ini. Aku tidak akan kalah dengan semangat juang Kang Alie cs. Mengingat begitu banyak juga kasus seorang sarjana yang pada akhirnya menjadi tidak berharga, aku semakin berapi-api. Aku ingin berkarya untuk ummat. Ya Allah, ridhoilah usahaku.
Dengan atau tanpa gelar sarjana, tiap-tiap orang punya tiket untuk mencapai sukses. Tak ada yang lebih tinggi dari yang lain. Yang membedakan hanyalah kebulatan niat dan kerja keras. Eh, bakat? Jangan bercanda, kesuksesan itu diraih hanya dengan 1 persen bakat dan 99 persen kerja keras (Thomas Alfa Edison, red). Jadi jika berpikir bisa maka InsyaAllah pasti bisa!
Aku, kamu, kita InsyaAllah bisa!
Mari Berkarya! Indonesia bisa!
Begitu banyak di luar sana orang-orang seperti Kang Alie. Aku sangat mengagumi mereka. Namun, takdir itu berbeda-beda pada tiap-tiap manusia. Aku yang berdiri di sini, diberikan nikmat untuk bisa sekolah dan melanjutkan pendidikan. Subhanallah, karenanya, aku tidak mau menyia-nyiakan anugerah ini. Aku tidak akan kalah dengan semangat juang Kang Alie cs. Mengingat begitu banyak juga kasus seorang sarjana yang pada akhirnya menjadi tidak berharga, aku semakin berapi-api. Aku ingin berkarya untuk ummat. Ya Allah, ridhoilah usahaku.
Dengan atau tanpa gelar sarjana, tiap-tiap orang punya tiket untuk mencapai sukses. Tak ada yang lebih tinggi dari yang lain. Yang membedakan hanyalah kebulatan niat dan kerja keras. Eh, bakat? Jangan bercanda, kesuksesan itu diraih hanya dengan 1 persen bakat dan 99 persen kerja keras (Thomas Alfa Edison, red). Jadi jika berpikir bisa maka InsyaAllah pasti bisa!
Aku, kamu, kita InsyaAllah bisa!
Mari Berkarya! Indonesia bisa!
Jayalah Islam!
PS.
PS.
.::Okt 2011::.
UPDATED NOVEMBER 2011
Alhamdulillah... MasyaAllah... Tabaarakallahu Ta'ala..
Artikel ini menang loh menang \(^-^)/ ye ye ye :) pengumumannya bisa dilihat di sini
Really big thanks to Tarry KittyHolic >:D<
.::senangnya::.
UPDATED NOVEMBER 2011
Alhamdulillah... MasyaAllah... Tabaarakallahu Ta'ala..
Artikel ini menang loh menang \(^-^)/ ye ye ye :) pengumumannya bisa dilihat di sini
Really big thanks to Tarry KittyHolic >:D<
.::senangnya::.