Bismillah
Langit Biru *) Dari jendela pesawat terbang |
Suatu siang di musim panas, peri cahaya tengah asyik memainkan sinar teriknya untuk bumi. Tiba-tiba angin berhembus membawa segumul awan putih. Terpesona dengan langit yang berhias nuansa biru putih, peri cahaya tidak menyadari kedatangan peri langit.
"Ehem... Aloha!" Peri langit membuka percakapan.
Peri cahaya terlonjak. Nalarnya beraksi, kenapa peri langit datang ke istananya? Peri cahaya mengerutkan kening, berpikir. Menangkap kecemasan itu, lekas peri langit tersenyum, "Alasanku berkunjung untuk membicarakan masa depanmu."
"Eh?"
"Entah kenapa, akhir-akhir ini aku kepikiran tentang dirimu dan peri bumi. Aku pikir kau sangat cocok dengannya. Tingkahmu yang polos dan ceria bisa menghidupkan jiwanya yang sunyi. Tidakkah kau pikir kalian begitu serasi?"
Pupil mata peri cahaya membesar, "Apa kau lupa? Dia peri bumi, pribumi loh, seorang manusia. Aku bahkan tidak tahu dia mengenalku atau tidak. Serasi bagaimana?" Tanda tanya besar muncul di kepala peri cahaya.
Peri langit berkata lembut, "Musim panas setahun silam, saat kau tinggal di bumi, aku pernah menanyakan padamu, 'Bagaimana sosok yang bisa memalingkan duniamu?' lalu apa kau masih ingat apa jawabanmu?" Melihat peri cahaya yang perlahan menggeleng, peri langit meneruskan bicara, "Kau bilang, 'Aku sangat penasaran dengan sosok berkacamata' sim salabim, peri bumi yang notabene pakai kacamata tiba-tiba melintas di hadapanmu. Sejak detik itu, aku merasakan adanya benang merah di antara kalian."
"Kejadian satu tahun yang lalu? Benarkah itu?" Peri cahaya menganga kebingungan.
Setengah menjerit, peri langit berseru, "Tentu saja benar! Aku mengingat setiap senti detailnya. Kau tahu, empat musim berganti tapi tak sekalipun aku mengganti posisi dia dengan orang lain sebagai sosok yang pantas mendampingimu. Musim panas setahun lalu itu memang aku begitu menggebu selaksa bara api yang melahap kayu ketika memikirkan kalian. Sampai datangnya musim gugur yang membawa daun kecemasan, aku sadar ternyata kalian berbeda. Musim dingin pun membekukan keinginan terdalamku untuk menyatukan kalian. Namun, aku tak menyerah. Musim semi tiba dan memekarkan bunga harapan untuk kalian. Kini, musim panas datang kembali dan aku pun tak ragu mengutarakan hal ini padamu."
"Tunggu, kau berpikir terlalu jauh. Aku sungguh bisa memahami begitu besar perhatianmu pada masa depanku. Tapi, ini... aku... hmm... "
"Peri cahaya, kau tahu cara terbaik meramal masa depan?"
Peri cahaya merona, "Ya, dengan menciptakannya."
"Tepat."
"Ta-ta-tapi..."
"Aku tidak mau mendengar kata tapi. Maaf telah bersikap lancang. Setidaknya, hargailah keberadaannya. Tolong masukkan dirinya dalam pikiranmu. Bisa kan?"
Peri cahaya bergeming, membisu. Peri langit menggenggam tangan peri cahaya, "Kuanggap diammu sebagai jawaban iya." Kemudian peri langit pun berlalu pergi meninggalkan peri cahaya yang amat kusut dengan pikirannya.
Helaan nafas peri cahaya membuat kilauan sinar bertaburan. Peri cahaya membaringkan tubuh, membiarkan dirinya bersatu dengan langit membentuk langit yang bermandikan cahaya.
Hey, peri langit tidak tahukah dirimu? Pertemuan pertama antara aku dan peri bumi bukan terjadi satu tahun yang lalu melainkan hampir enam tahun yang lalu. Waktu itu -selama musim semi- aku yang masih belia dan tidak tahu apapun datang ke bumi untuk menimba ilmu. Sosok peri bumi yang tenang, serius dan tidak banyak bicara langsung menarik hatiku. Seingatku, aku bahkan tidak pernah berani mengajaknya ngobrol. Jangankan ngobrol, bertemu muka pun aku tak kuasa. Aku sepenuhnya mengerti, dia hanya menganggapku sebagai peri kecil di langit yang tak terjangkau. Terlalu banyak beda yang merusak keinginanku untuk berharap lebih. Sekarang aku memang bukan peri kecil lagi tapi sungguh aku tak pernah memikirkan hal-hal seperti ini terjadi.
Peri cahaya memejamkan mata sejenak lalu bangkit berdiri. Kedua tangannya memukul-mukul pelipis kepalanya seakan ingin menghalau serbuan pikiran menyesakkan. Tak pernah terpikirkan olehnya, peri cahaya di istana matahari bisa memiliki peluang untuk bersatu dengan peri bumi di istana pertiwi. Apa jadinya ya? Bumi yang bercahaya?
haduh mb' mayaaaaa~
ReplyDeleteklepek" aku bacanya :D
ada yah peri bumi? atau memang manusia pribumi?? ^^
sukses buat GA nya :D
Paling sreg ama cara meramal masa depannya! Yah, kita harus menciptakannya! Akur, mbak... ;-)
ReplyDeletemau kenalan sama peri cahaya :D
ReplyDeleteGood Luck ya Giveawaynnya ;)
Menjadikan bumi yang bercahaya kedamaian xixixi.... (sok mambah2i aku sob)
ReplyDeleteSukses GA nya mbak :)
ijin minta gambarnya dong?
ReplyDeletehihi bis aajah peri langit dan peri bumi...
ReplyDelete*______________*
"Being in the different time and looking at the same sky. . .White clouds, winds, up here in these blue skies, we can fly higher and higher. . ."
ReplyDeleteeehh?? What is this? Where are we? Why did you bring me here? What are you...
moshikashite. . .its you?? hikari hime
Masih menimbulkan tanda tanya di kepalaku mbak. Peri cahaya bersatu dengan peri bumi? Apakah bumi akan bersinar dengan terangnya jika mereka bersatu?
ReplyDeleteaya..aya..wae...!! Ada2 saja...!! ^_^
ReplyDeleteperibumi...perikemanusian,perilaku,,
ReplyDeletemaya luar biasa sekali..
hiaahh... perinya.. bawa tongkat sihir ngga ya,,, :D
ReplyDeleteperi bumi yang berkacamata?
ReplyDeletehhhmmmm :p
wah cerita tentan peri neh
ReplyDeletesemoga sukses giveway-nya
Tho thumbs up!
ReplyDeleted(^_^)b
Oh ya, udah liat yang
ini, sweety?
Imaji nya tinggi :D
ReplyDeleteSalutt dh buat maya
"diammu sebagai jawaban iya"...adakah ini fiksi yang diadaptasi dari realita kenangan sang penulis...hmmm,
ReplyDeletebiarkan perimahatahu yang menjawabnya :)
selamat berkontes ria..salam sukses selalu ukhti :)
hayooo peri bumi :P
ReplyDeleteperi cahaya punya anak namanya putri cahaya, ya itu mbak nurmayantizain, hihi..
ReplyDeleteAssalamualaikum Putri Cahaya ^_^
ReplyDeleteMemandang gambar langit biru dan Awan serasa saya juga jadi peri peswat #eh
Oya.Saya ingin memberitahukan kalau Mbak mendapatkan Award dari Saya.^_^
Cube Award (Lihat No. 11), A Award (Lihat No.37) dan Friendship Award
Award ini bertujuan untuk menyambung silaturahim dan tentu saja sebagai bentuk penghargaan saya kepada kamu yang sudah menjadi
Sahabat di Dunia Blog. Silahkan untuk diambil Awardnya disini
ARR'S AWARD
Mohon Maaf Pemberitahuannya telat.
Terima Kasih
Assalamualaikum Putri Cahaya ^_^
ReplyDeleteMemandang gambar langit biru dan Awan serasa saya juga jadi peri peswat #eh
Oya.Saya ingin memberitahukan kalau Mbak mendapatkan Award dari Saya.^_^
Cube Award (Lihat No. 11), A Award (Lihat No.37) dan Friendship Award
Award ini bertujuan untuk menyambung silaturahim dan tentu saja sebagai bentuk penghargaan saya kepada kamu yang sudah menjadi
Sahabat di Dunia Blog. Silahkan untuk diambil Awardnya disini
ARR'S AWARD
Mohon Maaf Pemberitahuannya telat.
Terima Kasih
Aku suka banget baca cerita-cerita yang ada diblog ini. Semuanya keren, apalagi yang ini :)
ReplyDeletesuka pake banget d'nur....
ReplyDeleteajarin donk bikin tulisan yg bagus...hihihi*ngarep
di soakan, biar dua peri itu bisa bersatu dan semoga peri cahaya, berani untuk bicara ke peri bumi ya ^^
ReplyDeleteSukses dengan GA nya ^^
peri cahayaa ^^
ReplyDeleteperi bumi vs peri langit...hehee
ReplyDeletebisa ajah
jadi bingung nih may
suksess ya??
peri cahaya dulunya tinggal di bumi, lalu tertarik pada peri bumi.. peri langit itu siapanya mbak? nice story *suka cerita peri-peri n dongeng dongeng gitu hihi
ReplyDeletebumi bcahaya???
ReplyDeletemoga langgeng ,eh?
ヾ(´^⌣^)ノ♪
mmmmh............
ReplyDeletebumi yang bercahaya......
high Class....
agak berat fiksinya mbak, atau apa karena dhe saja yang susah mencerna.. mungkin lebih tepatnya, bahasa yang digunakan terlalu berat.. hahahhaa, kok mbulet gini yaa.. sorry sorry.. :D
ReplyDeletesukses bersama untuk GA ini mbak, dhe juga udah ikutan dulu..
Woh yang ini peri cahaya turun ke bumi...
ReplyDeletemet ngontes yaaa cahaya.
2 in 1.Curhat sekaligus ngontes. Heheheh... soktahudotcom.
ReplyDeleteJika Mbak Dhenok nyut-nyut dengan bahasa yang konon terlalu berat ini, saya justru merasa inilah keistimewaan mbak Maya.
Semoga sukses di kontes, Mbak. Amin.
wuaah...Aoi Sora(Langit Biru)
ReplyDeletePeri Cahaya itu bukan tidak
ReplyDeleteTapi ada disetiap relung hati setiap manusia :)
WAHAHAHA JADI dia yang berkaca mata sang peri bumi - tetapi kenapa peri bukankan dia dewa hihihihihihii
ReplyDeleted(^o^") sukses GAnya mbak :)
semoga bukan hanya menjadi bumi yg bercahaya.
ReplyDeleteakan tetapi menjadikan bumi yang hijau permai.
karena skrg bumi sudah mulai kehilangan warna hijaunya.
mbak may...,kirim k email aj y mb, makasih sblumny
ReplyDelete=D
aku juga ibu peri... ibu peri... peritungan... ehek ehek :D
ReplyDeleteiiihhh..... kereeennn.....
ReplyDeletepasti menang giveaway-nya, hehehe kok aku yg jadi optimis yach....
inspirasi mbak maya terbang kemana2.... Ikutan terbang ah
ReplyDeleteUdah ikutan GA ini ya May, keren lho ceritanya, fotonya juga buagus banget, semoga berjaya ya dek :)
ReplyDeletewow.. keren banget ceritanya... ini dari kisah nyata ya??
ReplyDeleteaku suka yang kata peri cahaya, bagaimana cara meramalkan masa depan? ya dengan menciptakannya.. iya, itu logis, bukan menkhawatirkannya dengan pergi ke dukun
ReplyDeletewah cerita yang sangat menarik. apalagi tentang pri bumi... pribumi, hahaha.
ReplyDeleteKunjungan silaturahmi sahabat di Kemilau Cahaya ini dan menyimak postingan serta ceritanya ini
ReplyDeleteMbak maya, ada yang perlu dinilai di blogku, tolong kunjungi ya mbak :)
ReplyDeleteWow, cerita peri^^
ReplyDeletepengen juga terbang bersama perinya itu :D
ReplyDelete#LOH... xixixixi
sukses ya mbak :D
@jiah al jafara Ehem :) jiah bisa aja~
ReplyDeletemanusia pribumi [mungkin]
hihihi =P
@eksak yes =D
ReplyDelete@Corat - Coret [Ria Nugroho] kan sudah kenal ria :)
ReplyDeletewah..wah.wah...fairy tale yang memesona, setiap rangkaian kalimatnya demikian memuakau bangetsss. Peri cahaya berdampingan dengan peri bumi...menjadikan bumi bercahaya.
ReplyDelete#Meramal masa depan adalah dengan menjalaninya#
@Anak Rantau bumi yang bercahaya kedamaian :) bolehlah~
ReplyDelete@hima-rain boleh :D silakan~
ReplyDelete@Annur EL- Kareem ^_______^
ReplyDelete@Kaito kidd eh, ano nani o suru :o
ReplyDelete@HP Yitno belum tahu apakah mereka bersatu atau tidak~ Ehm, yang jelas bumi akan sedikit gempar saking bercahayanya bila mereka bersatu :)
ReplyDelete@Fitrianto :)
ReplyDelete@Catatan_Su MasyaAllah :)
ReplyDelete@srulz menurutmu? :D
ReplyDelete@Aisyah Al Farisi hmmmm :)
ReplyDelete@Muro'i El-Barezy iya ^^
ReplyDelete@Mayya yahooo d(^_^)b
ReplyDeleteehhh- belum mbak, ke TKP
@Hana Ester Subhanallah :D
ReplyDelete@BlogS of Hariyanto benar :)
ReplyDeletesukses selalu...!!
@354 Awan Putih waw, peri awan mengunjungiku =P
ReplyDelete@Ari ohh begitu ya =P
ReplyDelete@Arr Rian Wa'alaikumussalam Wr Wb Rian
ReplyDeletesip sip sip :) segera ke TKP
terima kasih banyak yaaaa~
@Arr Rian :D sampe dua kali nulisnya~
ReplyDelete@Elfrida Chania Alhamdulillah.. Tabaarakallahu Ta'ala..
ReplyDelete@cii yuniaty hihihihi bunda bisa aja XD
ReplyDelete@Stupid monkey ahahahaha
ReplyDelete@Echie:-D iyaaaa ^^
ReplyDelete@Atma Muthmainna bingung ya kak ;) hehehe memang membingungkan~
ReplyDelete@Youko benar :) peri langit itu sahabatnya peri cahaya~ *hihihi
ReplyDelete@octarezka Eh?
ReplyDelete@Zaenal Abidin Alhamdulillah~
ReplyDelete@dhenok habibie hahaha iya :D berat~ soalnya... ehm- yaah, begitulah *ngeles
ReplyDelete@Sobat Bercahaya benar :)
ReplyDelete@Abi Sabila ups =P *ketahuan
ReplyDeletemasyaAllah..
@farid maricar sugoi desu ne?
ReplyDelete@Andy :)
ReplyDelete@ekoeriyanah habisnya.. kalau dewa kesannya jadi nggak manis :D hehehe
ReplyDelete@Penghuni 60 wahh bumi hijau, masyaAllah ^^
ReplyDelete@octarezka OK
ReplyDelete@Annesya ahahahaha bisa aja :D
ReplyDelete@vie_three xixixix =D
ReplyDelete@Istighfarin.com terbang XD
ReplyDelete@Yunda Hamasah Alhamdulillah mbak :)
ReplyDelete@Faril Lukman iya, benar :) nyata
ReplyDelete@Peduli AlamKu dukun? oh, NO..!
ReplyDelete@cerita anak kost ahahaha
ReplyDelete@Blog Keperawatan selamat berkunjung XD
ReplyDelete@Anak Rantau waaah ada apa? ---ke TKP
ReplyDelete@Orin yes XD
ReplyDelete@cah_kesesi_ayutea ayuuuk ^^
ReplyDelete@Ririe Khayan mbak rie :x
ReplyDeleteSalam kenal kak, follow back yaaa ^__^
ReplyDeleteya ampun..ya ampun...indahnya..
ReplyDeletekeren mb ceritanya..
peri cahaya..peri cahaya...
@Damayanti salam kenal ^__^
ReplyDelete@yustha tt peri cahaya... peri cahaya...
ReplyDeletehehehehe XD mbak titi bisa aja nih ^^