Bismillaahirrahmaanirrahiim
RAHASIA ALLAH DI BALIK JODOH
Irda Handayani | Rumah Blog Indonesia
Saya tidak tahu apakah saya yang terlalu lugu atau bodoh untuk merasakan perasaan cinta. Saya juga tidak tahu apakah saya harus memilih antara berbakti kepada orang tua atau mengikuti kata hati saya. Dan saat ini, setelah berbagai konflik hati, perasaan dan pemikiran, saya harus bisa berbakti kepada orang tua dan juga mengikuti kata hati saya dalam memilih calon suami.
Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu perjuangan dan pengabdian anak kepada orang tuanya, termasuk ketika memutuskan untuk memilih calon pendamping sesuai dengan keinginan mereka. Dijodohkan atau dikenalkan sudah pernah saya rasakan, bukan sekali dua kali, bahkan lebih. Apa yang saya lihat ketika itu adalah bentuk ujian yang diberikan oleh Allah kepada saya, karena saya tahu Allah itu selalu sayang kepada semua hamba-Nya.
Serius Menyatakan Niatnya - sumber gambar |
Secara global, kita dapat mengetahui apakah seorang laki-laki benar-benar serius untuk menyatakan niatnya berumah tangga bila dia bertemu dengan orang tua si wanita, gentleman istilahnya.
Lelaki yang dijodohkan itu pun telah menunjukkan tindakan gentleman-nya kepada saya dan kepada orang tua. Saya pun percaya. Meskipun begitu, tidak ada jaminan sama sekali apakah saya dan dia benar-benar memiliki tujuan yang sama.
Kenyataannya kami berpisah karena dia menduakan saya, karena rupanya saya hanyalah persinggahan sementaranya, karena saya ternyata tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkannya. Asa terputus. Siti Nurbaya ala dunia modern pun kembali menjalani hal yang sama hingga merasa tidak ada lagi tempat untuk perjodohan.
Satu masa telah berlalu, kembali saya membuka lembaran baru dengan seorang laki-laki yang mengaku jatuh cinta pada saya karena shaum yang saya lakukan. Cerita ini terjadi jauh sebelum ada novel-novel atau film-film Islami yang bertema sama, sehingga saya merasa bukan sebagai pencuri drama. Hahaha. Sosok laki-laki itu adalah orang yang baik, dia mengenalkan saya pada orang tua dan adiknya. Alhamdulillah mereka sangat welcome dan berharap agar kami segera menikah.
Suatu ketika, di salah satu malam Ramadhan, bertempat di Masjid Raya, dia menghampiri saya. Dengan gugup dan ekspresi tegang dia mengambil sebuah kotak mungil dari dalam kantong celana dan membukanya di hadapan saya. Subhanallah, ada sebuah cincin mungil di sana. Dia melamar saya di depan Masjid Raya! Suatu kenangan indah yang tidak akan pernah saya lupakan. Tentu saja saya menerimanya dan dia berjanji akan berbicara resmi dengan orang tua saya.
Ternyata, ibu tidak sependapat dengan rencana kami. Kembali saya berpusat pada birrul walidain lalu memutuskan proses dengannya. Demi orang tua dan demi restu yang tidak didapatkan, akhirnya kami berpisah. Cincin mungil yang sempat melingkar manis di jari pun, saya kembalikan padanya. Dia laki-laki paling baik yang pernah saya temui. Saya berharap dia akan bertemu dengan seorang wanita yang lebih baik dari saya. Lagi-lagi saya terjebak dalam kebodohan dan keluguan perasaan. Ya, suatu kenaifan diri tentang apa itu cinta, tentang apa itu rasa penasaran, tentang apa itu pengabdian.
Lanjut cerita, saya kembali menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang tegas, keras, berkarakter dan sangat berkharisma. Dia membentuk saya menjadi seorang wanita yang tangguh, cerdas namun tetap lembut. Sangat banyak ilmu yang saya dapatkan darinya. Dia selalu dapat menempatkan diri menjadi pendamping, sahabat, teman, ataupun guru. Secara lisan dia memang telah melamar saya meski tanpa memberikan tanda mata. Kami sudah mengetahui kalau hubungan ini juga akan sulit mendapatkan restu dari kedua belah pihak orang tua, tapi dia tetap bersikukuh untuk mempertahankan saya. Karenanya, saya pun memintanya untuk segera bertemu orang tua.
Janji dan hanya janji yang selalu diungkapkannya. Kecewa demi kecewa saya dapatkan karena masih menunggu realisasi kebenaran semua perkataannya. Apakah dia sangat takut? Ya, dia mengakuinya. Lantas, apakah harus saya yang bertindak untuk memulai langkah masa depan hubungan ini? Saya tidak tahu karena semakin saya memikirkannya semakin kecewa perasaan saya. Hingga saat ini saya merasakan kejenuhan yang teramat sangat. Bukankah bila dia benar-benar serius untuk membangun rumah tangga maka dia akan melakukan apapun untuk meminta restu dari orang tua saya?
Sementara, saya sendiri sudah tidak sanggup menahan keinginan untuk segera berumah tangga, menjadi istri yang sholehah dan menjadi ibu yang bijaksana. Ah, keinginan untuk menjadi seorang ibu benar-benar mengusik dan mengganggu benak saya.
Pernikahan memang terlihat tidak mudah karena kita hanya bergelut memikirkannya. Namun bila kita berani bertindak dan berani mengambil resiko serta tanggung jawabnya, Insya Allah akan selalu ada jalan atau solusi. Bukankah Allah juga telah menyatakan bahwa pernikahan akan membuka pintu rezeki, jadi mengapa harus takut menikah dalam keadaan tidak mapan? Bukankah menikah adalah tindakan yang mulia daripada terus menjalin hubungan yang tidak tentu arah?
Terlalu banyak pertanyaan yang ada di benak saya. Dan saya tidak pernah mengerti tentang ketakutannya untuk segera menyunting saya. Saya tidak tahu sampai kapan saya bisa bertahan untuk menunggu. Namun sepertinya saya lebih memilih untuk memberikan kesempatan ini kepada orang lain yang memang bisa bertindak berani dan bertanggung jawab. Telah lama saya pasrah dan istikharah, berharap keputusan yang terbaik dari Allah. Semakin saya fokus pada istikharah, semakin kuat pula rasa ragu di dalam hati saya. Apakah ini memang pertanda? Hati saya juga mulai berontak, tidak ingin terpaku pada janji-janji yang entah kapan akan terlaksana.
Bila dulu saya selalu menggunakan perasaan untuk mempertahankan hubungan ini, maka sekarang saya harus menggunakan logika secara penuh demi mewujudkan masa depan yang saya inginkan. Ternyata benar sebuah kalimat yang pernah saya baca, “Bila Anda menjalin hubungan dengan seorang pria, maka gunakanlah perasaan. Tetapi bila Anda ingin menikah, maka gunakanlah logika.”
Jodoh itu salah satu rahasia terbesar dari Allah, tidak ada yang pernah tahu secara pasti siapa jodohnya. Pasrah bukanlah harga mati, sedangkan memilih juga bukan merupakan parameter mutlak dalam menentukan siapa yang pantas menjadi pendamping hidup kita.
Dengan bismillah, saya akan mengambil keputusan kembali dalam kehidupan perjodohan saya. Demi mencapai tujuan pernikahan, saya harus lebih selektif lagi menerima lamaran dari seorang laki-laki. Hanya Allah yang Maha Mengetahui apa-apa yang tersembunyi, baik itu kebaikan ataupun keburukan. Semoga Allah mempermudah jalan saya untuk menikah. Aamiiin Yaa Robbal ’Aalamiin.
-----------------
BIODATA PENULIS
-----------------
Irda Handayani adalah seorang muslimah asal Medan, Sumatera Utara yang masuk ke dimensi blogsphere sejak Desember 2010 silam. Sangat tertarik dengan dunia media komunikasi yang berperan sebagai blogger, writer, graphic designer, design preneur dan web developer. Untuk kenal lebih dekat, silakan mengunjungi kedua blog yang diasuhnya. Ada Rumah Blog Indonesia yang khusus dibuat sebagai wadah pemberdayaan masyarakat akan dunia blog, baik itu untuk anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga ibu-ibu rumah tangga. Dan blog My Our Care yang mengangkat permasalahan kesehatan, keluarga, sosial, dan cerita sehari-hari yang mengandung makna. Sebagai bahan muhasabah diri dari hari ke hari, dia menukil perkataan Ibnu Mas'ud Radhiyallahu'anhu yakni, "Apabila kamu merasa kagum dengan seorang wanita, ingatlah kejelekan-kejelekannya." Untuk menghubungi lebih lanjut, silakan kontak email irda.handayani@gmail.com.
tetap berprasangka baik kepada-Nya itu lebih nyaman di banding rasa menunggu. Insya Allah selama tetap menjaga hati, yang terbaik akan muncul juga, Insya Allah... <---Nasihat untuk diri sendiri. ^^
ReplyDelete@Fauzi uz-ay
ReplyDeletesetuju, karena koemntarnya mewakili komentarku.
smoga saja cerita itu berbuah manis :D
@Annur eL Karimah Hai kok kalau ke rumahmu ngga bisa-bisa ya? selalu eror apa cuma zy aja yang ngga bisa? -_-
ReplyDeleteJodoh kita telah ditentukan oleh Allah Ta'ala sejak dalam kandungan.
ReplyDeleteKewajiban kita sebagai seorang muslim adalah dengan berusaha, berdoa untuk mendapatkan jodoh yang terbaik baik itu bagi dunia kita terlebih bagi akherat kita....
Sampai saat ini saya masih yakin kalau laki2 cuma butuh waktu singkat untuk menentukan perempuan itu yang dia cari atau bukan. Jadi, kalau laki2 yang dekat dengan perempuan tapi tidak kunjung melamar juga berarti emang ada tanda2 dia tidak sreg sama perempuan itu. Ujung2nya juga milih perempuan lain. *pengalaman*
ReplyDeleteJodoh itu salah satu rahasia terbesar dari Allah, tidak ada yang pernah tahu secara pasti siapa jodohnya. Pasrah bukanlah harga mati, sedangkan memilih juga bukan merupakan parameter mutlak dalam menentukan siapa yang pantas menjadi pendamping hidup kita. <-- Setuju banget!
ReplyDelete@Fauzi uz-ay
ReplyDeletemasa sih? eh bisa kok ehhee,,, yg laen Jga bisa hehe, coba deh dicek eh.
jodoh itu penuh dengan misteri.
ReplyDelete^_*
hihihi, cuma bisa baca2..
ReplyDeletemasih boleh ikutan kah Nur???
Apapun itu, jodoh dan rejeki ada di tangan-Nya ...
ReplyDeleteDan aku percaya itu :)
Semoga disegerakan jodohnya ..
ReplyDeleteaamiin ya Rabb :)
jodoh ada ditangan TUhan ya, tapi memang sebaiknya atas restu orangtua ya jika memilih
ReplyDeleteHmmm .. selalu saja ada ujian/cobaan menyangkut hal ini. Kelak setelah menikah pun akan ada banyak ujian.
ReplyDeleteMudah2an penulis mendapatkan yang terbaik atas kehati-hatiannya dan atas birrul walidain-nya. Jangan sampai gelisah belum nikah karena umur, jangan.
Tetap berharap pada Allah untuk mendapatkan yang terbaik karena Menikah Itu Tak Melulu Indah (sesuai dengan judul tulisan saya yang saya setor pada Maya, nanti baca yaa ^__^)
Mayaaa .... giliranku masih lama di'? :D
@eksak
ReplyDeleteEmang Eksak punya pengalaman ditolakkah? *Eh*
Peace ya .. bercanda :D
berani bertindah pasti ada solusinya. potongan kalimat yang saya suka.
ReplyDeleteJodoh emang ditangan Tuhan, tp tetep kita hrs usaha donk..
ReplyDeletetul gak mba May?
suka bgt ma kata "cinta pakai hati menikah pakai logika" smoga Allah segera mempertemukan jodohnya
ReplyDeletebehhh..... aku kira ini curhatan kak maya :)
ReplyDelete@all : terima kasih atas komentar, saran, masukan, dan do'a dari teman2 semua :)
ReplyDeleteMau komen apa yah karena saya juga belum ketemu jodoh. :)
ReplyDeleteSaya sudah review di Alexa. Review balik ya. Tks!
@Annur eL Karimah Hoo :o benarkah itu zay?
ReplyDeleteUntukku, bisa terbuka kok ^^ nur.
@Blog Keperawatan Yup :)
ReplyDeleteMari berusaha, berdoa dan bertawakkal ^___^
@Milo ih :o tidak sreg tapi tetap bersama eh nggak dilamar. Oh Ya Allah, moga kita terhindar dari laki-laki macam itu Insya Allah.
ReplyDelete@alaika abdullah Hohoho :D
ReplyDelete@Penghuni 60 =)
ReplyDelete@eksak Eksak (-_-")/ udah tutup.
ReplyDeleteMaaf udah nggak bisa ikutan.
Moga ada kesempatan lain
Haha, kak niar tawwa =P
napakamma na, peace!
@A. Y. Indrayana setuju
ReplyDelete\(n_n)/
@u n n i Insya Allah...
ReplyDeleteAamiin...
@Lidya - Mama Cal-Vin Iya, mbak. Tanpa restu orang tua, rasanya segala sesuatu akan jadi begitu menghimpit ^^ hehehe.
ReplyDelete@Mugniar Hihihi tungguuuu, kakak.
ReplyDeleteSudah ngebut ma ini kasihan.
Insya Allah dalam bulan September ini.
Saya usahakan sekali :)
@Djangkaru Bumi Alhamdulillah
ReplyDelete:)
@Heart Side [Happen in My Mind] Betul ^^
ReplyDeleteAllahu Akbar!
@jiah al jafara Insya Allah ^^ Aamiin...
ReplyDelete@Puspita Resky Amaliyah Ups =P
ReplyDelete@Rumah Blog Indonesia ^____^
ReplyDelete@Hendra Hacc Sip :)
ReplyDeleteMakasih ya.
Rahasia yang selalu aku berdoa untuk segera bertemu dengannya Aamiin
ReplyDeletesurah / surat : Al-Mujaadilah Ayat : 7
ReplyDeletealam tara anna allaaha ya'lamu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi maa yakuunu min najwaa tsalaatsatin illaa huwa raabi'uhum walaa khamsatin illaa huwa saadisuhum walaa adnaa min dzaalika walaa aktsara illaa huwa ma'ahum ayna maa kaanuu tsumma yunabbi-uhum bimaa 'amiluu yawma alqiyaamati inna allaaha bikulli syay-in 'aliimun
7. Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu
Berasa flash back lagi membaca tulisan ini :)
ReplyDeleteAda semacam air yang menumpuk di mata saat mengiringi kata demi kata yang merangkai peristiwa masa lalu itu...
Betapa Allah sangat menyayangi saya dan kita semua, subhanallah...
Janji-Nya adalah pasti, yakinlah itu teman. Insya Allah semua takdir adalah baik selama kita mampu menyikapinya secara bijak.
Semoga keberhakan dan rahmat diturunkan kepada mb Maya dan kita semua, aamiin ya Rabb :)
insyallah..jika itu la takdirnya akan ketemu jua.. insyallah...
ReplyDeleteamiiiinnn
Jodoh bukan lah suatu takdir yg telah di tentukan Allah...melainkan suatu takdir yg akan di tentukan
ReplyDelete