Bismillaahirrahmaanirrahiim
Hari ini aneh tapi menyenangkan. Meski baru tiba semalam ini (hitung sendiri dari waktumu di sana) dari sekolah setelah mengerjakan mading.
Kau tahu, aku agak takut pada ujian besok. Maksudku bukan ujianku. Melainkan mid mereka. Aku tahu aku yang salah karena lupa jadwal prokerku, tepatnya mengabaikan. Sehingga semua dikerjakan dalam waktu yang menyesakkan dan melelahkan. Banyak hal yang terjadi belakangan ini. Konflik batin mungkin. Atau penat yg berlebihan akan rutinitas amanah.
Tapi yang spesial, semua artikel yang ada adalah hasil pemikiran kami sendiri. Dari ilmu yang telah kami dapatkan selama ini (bukan olahan internet). Meski harus dengan sedikit menekan mereka. Tidak ada beban (untukku, entah mereka) semuanya mengalir begitu saja. Tapi aku agak terlalu tegas pada mereka 2 hari ini. Mungkin aku malah terkadang menyakiti mereka dengan kata-kataku. Kau harus marah padaku soal itu. Dan juga aku terus menekan mereka 2 hari ini. Kau tahu kan? Aku selalu marah-marah sendiri jika semua hal itu melewati waktu terbit yg disepakati. Aku tahu aku terlalu keras. Tapi lihatlah hasilnya, semuanya bisa selesai hari ini. Kami hanya perlu melakukannya dan berhenti mengeluh, berhenti berharap pada hari esok yang tidak pasti. Tadi mereka meminta untuk melanjutkan lagi besok. Tentu saja aku menolak. Anggap saja konsekuensi dari jam karet mereka pagi ini yang membuatku menunggu dalam hitungan jam.
Aku tahu itu menyakiti mereka. Aku tahu aku berusaha untuk tidak melihat wajah lelah itu. Aku tahu aku membunuh rasa belas kasihku dengan kata tidak. Itu menyakitkan sungguh. Tapi ini untuk kami. Aku hanya tak ingin memanjakan mereka dengan penundaan dan menyesakkan mereka dengan beban hari esok yang menunggu. Aku sayang pada mereka. Kau percaya itu kan? Aku hanya tak ingin melihat mereka bekerja pada saat ujian mid. Pikiran mereka akan tetap terbagi, tidak bisa fokus. Itu akan menyusahkan mereka sendiri. Aku hanya ingin mengajari mereka bahwa kami bisa melewatinya jika kami tetap berjalan dan tak berhenti begitu saja, menyerah. Dan memang bisa.
Menyakitkan, sungguh - credit |
Aku tahu itu menyakiti mereka. Aku tahu aku berusaha untuk tidak melihat wajah lelah itu. Aku tahu aku membunuh rasa belas kasihku dengan kata tidak. Itu menyakitkan sungguh. Tapi ini untuk kami. Aku hanya tak ingin memanjakan mereka dengan penundaan dan menyesakkan mereka dengan beban hari esok yang menunggu. Aku sayang pada mereka. Kau percaya itu kan? Aku hanya tak ingin melihat mereka bekerja pada saat ujian mid. Pikiran mereka akan tetap terbagi, tidak bisa fokus. Itu akan menyusahkan mereka sendiri. Aku hanya ingin mengajari mereka bahwa kami bisa melewatinya jika kami tetap berjalan dan tak berhenti begitu saja, menyerah. Dan memang bisa.
Lagi-lagi aku ingin berterima kasih untuk amanah yang melelahkan ini. Yang tak pernah bisa membuatku berhenti berpikir dan bekerja. Lagi-lagi mengajariku tentang hal-hal yang tak kumengerti selama ini. Harga segala amanah dan tanggung jawab yang kuabaikan selama ini. Terima kasih. Kau masih yang terbaik. Aku sayang padamu. #apa ini? #sebuah pengakuan bodoh?
Dan lihatlah aku. Aku baik-baik saja. Aku bisa melakukan semuanya tanpamu. Aku bisa membuat mereka mengembangkan ide-ideku (yang lagi-lagi kudapatkan di pelajaran math #aneh skali). Aku bisa membimbing mereka. Aku bisa berkata "tidak" untuk mereka.
Aku baik-baik saja tanpamu. Aku membuat segalanya menjadi baik-baik saja tanpamu. Maaf untuk beban ke-sok-an tidak bisa apa-apa tanpamu. Jadi, kau tak perlu memikirkan yang kau tinggalkan (sok dipikirkan). Semuanya akan baik-baik saja. Percayalah #meski tak terlalu kupercaya (nah loh?).
Fokuslah. Dan tersenyumlah.
Uhibbukifillah.
NB.
Di hari kepergianmu, aku bertemu pelangi.
Oh, syukurlah kau menulis Kau Tahu Siapa. Kalau kau menulis Aku Cantik lagi, pasti aku sudah sakit perut karena menahan tawa.
ReplyDeleteHariku?
Alhamdulillah ala Kulli Haal. Banyak kisah yang kualami. Ingin kubercerita. Banyak komentar yang masuk. Ingin kubercengkerama. Sayang, waktu membunuhku.
Anggaplah surat-mu ini sebagai pengobat hati dan jawaban atas komentar yang tak terbalas. OK? Lagipula, ini kan bukti tak bergerak. Sampai kapanpun, kau tak bisa lari dariku. Ha-ha!
Aku tidak tahu cara membalas suratmu. Yang jelas, itu manis. Selembut coklat yang meleleh di hati. Terima Kasih untuk setiap detak jantungmu yang tengah memikirkanku. Terima Kasih untuk setiap cinta. Dan aku percaya padamu dan pada mereka. Buatlah aku bangga ketika kita berjumpa lagi. Aku akan sangat menentukan hari pertemuan kembali itu.
Barakallahu fiik wa yassarallahu umuurakum.
Ahabbakalladzi ahbab tani lahu.
Dalam Dekapan Ukhuwah,
Barbie bodoh yang mengejutkan
wah jadi bingung sendiri mau ngasih komentar apa nih.
ReplyDeletemasih berpikir dan menyisir kepalaku ini ...
sudah itu saja.
met ngeblog ria....
baiklah kalau begitu aku akan fokus dan tersenyum :)
ReplyDeletekalo biasanya saya langsung baca tuntas, kali ini saya simpen dulu deh postingan ini, keburu pengin pipis nih soalnya.. hihi
ReplyDeleteSupport pagi ini. tulisan yang sangat bagus.
ReplyDeleteBaru pertama mengunjungi blog ini, cute. Lihat ada lomba ternyata sudah tertinggal,, hiks. Nanti buat lagi ya :)
ReplyDeleteternyata sebuah surat..sungguh aku tak memahaminya, walau sudah mencoba untuk memahami apa semua makna yang tersurat dan tersirat ,
ReplyDeletekarena hanya pemilik surat dan penerima surat sajalah yang bisa mengartikan kilasan kisah di balik surat itu..hingga akhirnya bertemu sebuah pelangi,
maka izinkanlah aku hadir duduk manis mencoba mencari makna sambil menyimak kata demi kata :)
puitis dan romantis dan indah sekali :)
ReplyDeleteini tentang keluh kesah serah terima jabatan bukan yaa???
ReplyDeleteTapi...
ReplyDeleteAku tak bisa jika tanpa-Mu, Ya Allah...
Ah, iya. Kau harus melihat hasilnya. Keren sekali... Aku masih ingat beberapa hr yg lalu terngaga di depan hasil kerja mereka dan dia di sampingku heboh sendiri berteriak tentang amanah yg akhirnya tertuntaskan dan bagaimana dia bisa-bisanya "menekan" mereka habis2an. Hahahaha....
ReplyDeleteOh ya, aku rindu.
Itu juga.. Pengakuan bodoh, ya.?
@Nurmayanti Zain
ReplyDeleteDasar... Ceritakan harimu!
Dalam cinta yang masih indah,
-Aku SELALU Cantik-
Tidak terlalu mengerti juga nih, tulisannya. Tapi aku suka NB nya.
ReplyDelete"Di hari kepergianmu, aku bertemu pelangi"
sebenarnya... gak ada yang benar2 pergi :( dan juga.. gak ada yang benar2 ada.. hhh...
ReplyDeletefokkus dan tersenyumlah :)
ReplyDelete2 kata trsebut memberikan energi positif :)
Nurma-chaaaaaaaaan.... Ogenki desuka ??
ReplyDeleteHarus selalu baik :)
ReplyDelete#salah tempat comment
gpp aah... ;D
surat suratan nih ceritanya :D
ReplyDeletehmmm, hari gini msh ada yg surat2an ya..
ReplyDelete^_^
jd inget dulu deh..
I know who exactly she is...hehehehe
ReplyDeleteBangga punya Putri Cahaya n Daun Cinta
cieee so swiiitt :)
ReplyDelete@Anonymous sudah kan :p
ReplyDelete^^ aku tahu, dalam cinta yang selalu indah~
@TABUHGONG :) terima kasih
ReplyDelete@Lidya - Mama Cal-Vin :)
ReplyDelete@zachflazz ^^
ReplyDelete@Sundul Alhamdulillah~
ReplyDelete@Herriyati Bastari Siip ^^ Insya Allah...
ReplyDeleteTerima kasih kunjungannya ya~
@BlogS of Hariyanto Ah, Masya Allah. Tanpa Hari sadari, itu sudah lebih dari cukup untuk memahaminya loh :) manis sekali analisisnya~ terima kasih.
ReplyDelete@diniehz yahuuui~
ReplyDelete@Sam Ehem :) iya sam.
ReplyDeleteSomething like that~
@Samaranji same with here...
ReplyDelete@Awan Putih Hahaha :D
ReplyDeleteaku sangat amat begitu ingin melihatnya, Masya Allah!
@Ian Konjo Ipass aku juga suka, apalagi pada pelangi :)
ReplyDelete@Masjid Sultan Ahmed lalu?
ReplyDelete@obat penyakit jantung koroner herbal yeah!
ReplyDelete@Yuna Kiva okagesama de ^^ genki desu!
ReplyDelete@Fauzi uz-ay Insya Allah
ReplyDeleteMakasih uzay :)
@jiah al jafara email-emailan jiaaaah =P
ReplyDelete@Penghuni 60 iya ^^ manis kan?
ReplyDelete@Anonymous dan juga bangga memiliki dirimu <3
ReplyDelete@server pulsa hoho ^^
ReplyDelete