Bismillah
Suatu hari, Plato -seorang filsuf dan matematikawan asal Yunani- bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana aku bisa menemukannya?"
Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu di ladang gandum tersebut tanpa boleh mundur kembali. Dalam perjalananmu, ambillah satu buah ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta."
Plato pun mulai berjalan ke ladang gandum. Selang beberapa lama kemudian dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satu pun ranting?"
Daisy Magic ~ was from here |
Plato tertunduk lemah, "Sebenarnya aku telah menemukan ranting yang paling menakjubkan tetapi aku ragu karena mungkin saja masih ada ranting yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat aku melanjutkan perjalanan lebih jauh lagi, ternyata baru kusadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang sebelumnya. Sayang, aku tidak bisa mundur kembali untuk mengambilnya. Akhirnya, aku tak mengambil satupun ranting dari ladang gandum tersebut."
Gurunya tersenyum, "Jadi, ya... itulah cinta."
♥♥♥
Pada hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu pernikahan? Bagaimana aku bisa menemukannya?"
Gurunya menjawab, "Ada hutan yang subur di depan sana. Berjalanlah kamu di hutan tersebut tanpa boleh mundur kembali. Dalam perjalananmu, tebanglah sebuah pohon. Jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi dan subur, artinya kamu telah menemukan pernikahan."
Plato pun berjalan ke hutan. Tidak lama kemudian dia kembali dengan membawa sebuah pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang paling subur dan tidak pula yang paling tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu menebang pohon itu?"
Plato tersenyum, "Aku bergerak berdasarkan pengalamanku sebelumnya. Aku sadar, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku masih berjalan dengan tangan kosong tanpa membawa sebuah pohon. Jadi, di setengah perjalanan berikutnya, ketika aku melihat pohon yang menakjubkanku, kuputuskan untuk menebangnya lalu membawanya ke sini. Aku tidak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkannya."
Gurunya mengangguk, "Ya... itulah pernikahan."
♥♥♥
----------------------
#Bukan Pernikahan Cinderella halaman 44
Teramat khusus untuk angin yang bersamanya ada hujan, burung pipit yang mendatangkan bianglala dengan alasan, awan putih yang menyusun kepingan puzzle peri merah dan cinderella yang menjatuhkan sepatu kacanya di tangga istana.