Bismillah
Air mataku meleleh. Sosok itu telah tertelan pintu kaca. Entah kapan bisa bertemu lagi. Satu tahun? Tiga tahun? Hem, semoga lebih cepat dari itu. Selamat jalan, Kak Fash. Keep on fighting till the end! InsyaAllah kakak bisa, lagipula kakak memiliki pasangan hidup dengan impian yang sama. Kupikir, itu saja sudah cukup untuk mengejar kebahagiaan.
"Hari ini mungkin terakhir kalinya kita melihat Kak Fash. Beliau akan meninggalkan kota Makassar, menemani sang suami yang akan berdakwah di pelosok pulau Sumatera. Mau ikut mengantar?"
Pagi-pagi buta, sms dari Akhwat Pejuang itu mematri rasa sendu di hatiku. Sedikit tidak percaya, aku membeku di tempat. Kak Fash akan pergi...(?)
Waktu Dhuha, aku bergelut dengan cemas di dalam kelas perkuliahan. Separuh jiwaku memohon agar materinya cepat usai. Sedang separuh jiwa yang lain tetap mengamati proses pengkodean sebuah data biner yang dipaparkan oleh dosen. Aku melirik jam tanganku, aku sudah mengatakan pada Akhwat Pejuang ingin turut mengantar bersama Fatih. Pesawat boarding pukul 14.00 WITA dan itu berarti setidaknya pukul 13.00 WITA kami sudah harus berada di bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
Waktu Dhuhur, perkuliahan selesai. Aku tergesa-gesa pamit pada teman-teman sekelas lalu menuju mushalla di koridor teknik, menunaikan shalat Dhuhur. Aku bertemu dengan akhwat yang pipinya memerah jika tersipu malu. Sebut saja, Humairah. Ternyata dia juga ingin mengantar dengan beberapa akhwat yang berkumpul di sekret. Aku berseru, "Aku dan Akhwat Pejuang juga akan pergi. Kenapa tidak ikut dengan kami saja?"
Humairah mencubitku gemas, "Ya Allah, kenapa baru mengatakannya sekarang? Kalau begitu, aku tidak perlu ke sekret lagi." Aku terkikik, "Ayo berangkat!" Humairah menahan lenganku. Aku meminta penjelasan. "Akhwat sms, ternyata pesawatnya boarding pukul 15.00 WITA. Jadi kita masih punya beberapa menit lagi."
Aku membuang nafas, lega. Sekarang kami tinggal menunggu kedatangan Akhwat Pejuang lalu tancap gas ke bandara. Pukul 14.00 WITA Akhwat Pejuang datang dengan nafas memburu. Aku dan Humairah terheran. Ada apa? Akhwat Pejuang berucap, "Kak Fash sudah check in dari tadi. Pukul 15.00 WITA itu waktu take off pesawat, bukan waktu boarding! Kita harus cepat jika mau bertemu dengan kakak."
Kami bertiga berlari kecil ke parkiran. Akhwat pejuang menepuk bahuku, "Untuk kali ini, perlihatkan kemampuan balapmu." Dadaku berdegup sangat kencang. Ya Allah Ya Rabb, jemariku bergetar memegang kemudi. Fatih, aku percaya padamu. Bawa kami secepat yang kau bisa. Terbanglah!
Fatih melaju di atas 80 km/jam. Bunyi klakson bercampur dengan deru mesin. Aku hanya bisa melontar senyum melihat kepanikan Humairah ketika sesekali jarak Fatih dengan kendaraan lain begitu dekat. Akhwat Pejuang dengan tenang memberi aba-aba dan navigasi sehingga aku tidak kehilangan fokus. Beberapa menit kemudian, aku sadar di belakang Fatih ada sebuah Avanza merah yang meraung lebih ugal-ugalan dibanding Fatih. Humairah memintaku memberi jalan pada Avanza merah itu.
"Jangan-jangan dia juga mau mengejar pesawat?" tanyaku. Tak perlu waktu lama, Avanza merah itu menjawab. Dia benar-benar menukik dan melaju secepat kilat. Aku berusaha mengikuti jalurnya dari belakang. MasyaAllah, dia benar-benar pembuka jalan yang hebat! Akhwat Pejuang mengamati, "Lihat, begitu menyenangkannya jika berjalan beriringan untuk mencapai satu tujuan. Dalam hidup ini, visi yang sama menjadi hal yang utama agar kita bisa tetap bertahan dan berjuang bersama. Saat ini, kita tidak hanya mengejar pesawat. Lebih dari itu, mengejar kebahagiaan."
Aku tertegun, mengiyakan. Semburat malu muncul ketika pikiranku tiba-tiba tersesat ke arah pernikahan. Memang akan sulit jika dua orang yang memiliki tujuan berbeda, hidup berdampingan dalam satu atap. Pikiranku kembali fokus ke jalanan saat memasuki kawasan bandara. Avanza merah itu melaju dua kali lipat dengan tidak adanya kendaraan yang menghalangi. Akhwat Pejuang terperangah, "Mana kecepatanmu, May? Avanza merah itu tidak lagi terlihat di sepanjang mata."
Aku memekik, "Ya Allah, ini sudah di atas 110 km/jam." Humairah memegang sandaran kursi ketika Fatih berbelok ganas di tikungan, "Pelankan sedikit, perutku mual dan rasanya aku ingin muntah. Uhukk!" Aku mempertahankan kecepatan, "Maaf. Maaf. Bertahanlah, beberapa meter lagi kita sampai."
Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Kami tiba di parkiran bandara. Fatih, you're awesome! Pukul 14.30 WITA kami buru-buru ke pelataran. Aku kebingungan mencari tempat keberangkatan. Akhwat Pejuang meledekku yang tersasar padahal sering ke bandara. Aku membela diri, "Pergi ke bandara sebagai pengemudi dan penumpang itu jelas beda." Humairah tertawa lalu menunjuk suatu arah, sepertinya itu arah yang benar menuju terminal keberangkatan.
Lucunya, saat aku berlari bersama Humairah, aku baru menyadari kalau pakaian Humairah sama persis dengan pakaian yang kukenakan. Akhwat pejuang yang berlari di belakang kami berkata kalau kami seperti saudara kembar. Aku tertawa hingga nafasku tercekat lebih cepat. Setiba di terminal keberangkatan, aku masih tersenyum geli. Humairah berujar bahwa orang-orang memasang mata padaku. Aku berdehem, "Kenapa? Aku begitu cantik ya?" Langsung saja Humairah mengetuk kepalaku. Aw, aku menunduk, menahan tawa. Setelah mengatur nafas, mataku beredar mencari sosok Kak Fash. Nihil. Tidak berhasilkah aksi pengejaran kami?
Tahu tidak, mengapa orang-orang suka mengeja kebahagiaan dengan kata mengejar? Aku bingung, apa itu karena orang-orang tahu bahwa kebahagiaan adalah suatu hal yang hanya bisa dikejar dan bukan suatu hal yang bisa diperoleh? Seberapa keras pun kau mengejarnya, kebahagiaan itu akan selalu meninggalkanmu. Benarkah begitu?
Aku melihat raut kecewa di wajah Akhwat Pejuang dan Humairah. Seorang ibu paruh baya mendatangi kami dan mengatakan bahwa Kak Fash akan keluar menemui kami setelah selesai menimbang bagasi. Mengenali bahwa ibu paruh baya itu adalah ibunda kak Fash, seketika wajahku melukis senyuman haru, syukurlah. Beberapa menit kemudian, akhwat yang berkumpul dari sekret pun tiba di bandara. Bersamaan dengan itu, terlihatlah sosok mungil nan manis yang kami nantikan. Kak Fash memperlihatkan wajah berseri-seri yang membuat akhwat semakin trenyuh karenanya. Kak Fash pun memberi wejangan singkat dan memeluk kami satu per satu.
Pukul 15.00 WITA, kami melepas kepergian kak Fash. Aku terus memandangi punggung seorang kakak yang selama ini menyokongku ketika aku terjatuh, seorang kakak yang menggenggam erat tanganku tanpa pernah mau melepaskannya apapun yang terjadi, seorang kakak yang menyemangatiku agar selalu bertahan dan memberikan yang terbaik untuk ummat, seorang kakak yang di saat terakhir berbisik lembut padaku bahwa dia begitu bangga pernah memiliki aku sebagai anggota timnya.
Air mataku meleleh. Sosok itu telah tertelan pintu kaca. Entah kapan bisa bertemu lagi. Satu tahun? Tiga tahun? Hem, semoga lebih cepat dari itu. Selamat jalan, Kak Fash. Keep on fighting till the end! InsyaAllah kakak bisa, lagipula kakak memiliki pasangan hidup dengan impian yang sama. Kupikir, itu saja sudah cukup untuk mengejar kebahagiaan.
Menurutku, kata mengejar yang disematkan pada kebahagiaan itu berarti menginginkan dengan sungguh-sungguh. Tidak bisa menangkap kebahagiaan? Yang benar saja. Kebahagiaan itu sederhana, tercipta dalam bentuk rasa senang dan atau rasa puas.
Kejarlah kebahagiaan. Jika kau mendapatkannya, rasa senang akan memenuhi hati. Sebaliknya, hanya karena kau tidak mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan berarti kau tidak mendapatkan kebahagiaan. Bukankah begitu? Tanpa disadari, kebahagiaan itu tetap ada walau sekalipun terbungkus kesedihan yang begitu dalam. Ya, satu senti kebahagiaan. Untuk merasakannya, rasa syukur atas setiap nikmat yang diperoleh haruslah tertanam di hati. Aku tahu, rasa puas itu tak akan mampu menimbun segala kemauan bani Adam. Namun setidaknya, ketika kau merasa cukup akan sesuatu, itu akan lebih bahagia. Percayalah!
Seperti hari ini -jujur saja- di hatiku terbuka sebuah lubang duka. Melihat kepergian seseorang yang disayangi itu begitu berat. Akan tetapi aku tetap bisa merasakan suka. Aku bersyukur masih bisa mengantar dirinya. Aku senang bisa melawan rasa takut untuk mengemudi di atas kecepatan rata-rata dan itu untuk dirinya. Subhanallah!
Kejarlah kebahagiaan. Jika kau mendapatkannya, rasa senang akan memenuhi hati. Sebaliknya, hanya karena kau tidak mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan berarti kau tidak mendapatkan kebahagiaan. Bukankah begitu? Tanpa disadari, kebahagiaan itu tetap ada walau sekalipun terbungkus kesedihan yang begitu dalam. Ya, satu senti kebahagiaan. Untuk merasakannya, rasa syukur atas setiap nikmat yang diperoleh haruslah tertanam di hati. Aku tahu, rasa puas itu tak akan mampu menimbun segala kemauan bani Adam. Namun setidaknya, ketika kau merasa cukup akan sesuatu, itu akan lebih bahagia. Percayalah!
Seperti hari ini -jujur saja- di hatiku terbuka sebuah lubang duka. Melihat kepergian seseorang yang disayangi itu begitu berat. Akan tetapi aku tetap bisa merasakan suka. Aku bersyukur masih bisa mengantar dirinya. Aku senang bisa melawan rasa takut untuk mengemudi di atas kecepatan rata-rata dan itu untuk dirinya. Subhanallah!
It was right then I started thinking about
Thomas Jefferson on the Declaration of Independence
and the part about our right to life, liberty, and the pursuit of happiness.
And I remember thinking how did he know to put the pursuit part in there?
That maybe happiness is something that we can only pursue and maybe
we can actually never have it. No matter what. How did he know that?
__________________The Pursuit of Happyness____________________
"Saat ini, kita tidak hanya mengejar pesawat. Lebih dari itu, mengejar kebahagiaan."
ReplyDeletekalau kebahagian di kejar berarti gda habisnya dong ka? kebahagiaan itu di rasa tanpa harus di kejar karena ia sederhana =)
"Tanpa disadari, kebahagiaan itu tetap ada walau sekalipun terbungkus kesedihan yang begitu dalam". Nah benar kan kebahagian itu selalu mengikuti =)
"Namun setidaknya, ketika kau merasa cukup akan sesuatu, itu akan lebih bahagia. Percayalah!" gw percaya kalau kebahagiaan itu memang milik kita =)
wah mba nurma itu ka fash ke pelosok sumatranya dimana yah ?
ReplyDeletewah semoga selamat sampai tujuan deh mba ...
oh ia kebahagiaan ga perlu dicari tinggal kita yang ngatur , karena kebahagiaan itu ada disekeliling kita kok :) #eh ga nyambung yah :D
just... 'wow'
ReplyDeleteWahhh bagus tulisannya ^_____^
ReplyDeleteSy juga jadi ingat kepergian salah seorang teman sejurusan kami. Dia pindah ke kendari. Dan melepas status mahasiswa di unhas.
Sedih yaa...kalau ditinggal teman yang disayang.
Tapi smoga kalian bisa ketemu kembali di lain waktu. Aamiin :)
ayo kejar :)
ReplyDeletekebahagiaan untuk kita semua... :yeye
ReplyDeletecerita mengejar Ka Fash di bungkus dengan pursuit of happiness was so awesome, semakin dalem tersirat bahwa kebahagiaan itu memang harus dikejar, tidak perduli seberapa beratnya mengejar toh pada akhirnya kebahagiaan itu akan didapatkan entah dari cita2 yang tercapai atau dari proses yang kita ambil hikmahnya. nice, sukses ya ;)
ReplyDeleteTersenyum sambil berkaca-kaca membaca ini.. Duh, ukhti.. Kenapa saya tidak diikutkan dalam moment seru ini.. *mewek*
ReplyDeleteI love it.
ReplyDelete^_^
gak tahu mau komen apa lagi. Oia, daftar jadi pebalap F1 aja mbak...
:D
#plak, ditabok mbak Maya.
:P
Kebahagiaan itu itu sederhana, tercipta dalam bentuk rasa senang dan atau rasa puas...
ReplyDeleteDan bahagia itu pilihan yang perlu diusahakan dan diperjuangkan...untuk bisa melepas keberangkatan Kak Fash yang akan menjalankan dakwah di Sumatera, Fatih berusaha agar sampai Airport tidak terlambat dari schedule pesawat take off kan?
Kak fash itu kak syam ya mbak Maya.
ReplyDeleteSelamat berjuang ya kak fash.
Subhanallah, bacanya jadi ikutan berdegup loh. Terbawa suasana, ngebayangin nge-drift dan ngebut di jalan bareng kak May :)
ReplyDeleteKebahagiaan itu sederhana, sesederhana kita mendapatkannya tapi efeknya luar biasa. Betul sekali apa yang ditulis di atas.
Semoga kontesnya menang :)
saya ga bisa banyak koment, pokoke manteb T_T ... Subhanallah!
ReplyDeleteKunjungan malam. O ya, jangan lupa follow back ya? Saya sudah jadi follower #530 thanks :)
ReplyDeleteOohh.. mengharukan sekali perpisahannya.. memang kita terkadang berat untuk berpisah dengan orang terdekat kita.. tapi itu semua telah di takdirkan oleh allah,, entah itu berpisah sesaat,, atau selamanya.. contoh saja aku harus rela berpisah dengan ayahku tercinta untuk selamanya.. dan selama itu pula aku tak dapat lagi melihat ataupun berkomunikasi dengannya.. tetapi itu semua telah di takdirkan.. kuatkanlah hatimu.. semoga tanpa dia di dekatmu engkau tetap bisa merasakan hal yang sama ketika kau bersamanya.. salam manis dari jauh,, sahabat... tulisanmu sungguh membuat aku mengingat segala dosa dan kekuranganku,, dan semoga setelah membaca tulisan ini aq lebih bisa menghargai orang lain..
ReplyDeleteKak fash ke sumatera ke daerah bagian mana mbak.. ke jambi ya?
ReplyDeleteSungguh sangat mengharukan, terjerembab diriku dalam kisahmu, Jenk... seolah daku ada dalam detik-detik peristiwa tersebut. Nuansa kasih, familiar dan nurani penuh iman terhampar di sini.
ReplyDeleteBy the way, saya follow #531 (CahNdeso), bila berkenan sudilah follow balik, thanks. God bless you, Sista...
wah wah wah.
ReplyDeletebagus bener tulisannya mbak.
semoga jadi pemenang ya.
istirahat dulu, capek kan bisa balapan?
Bahagia karna kotak komen terbuka lagi! ^_^
ReplyDeletehanya menyimak dan menikmati.. :)
ReplyDeleteeemm
ReplyDeleteJdi terharu membacanya
duh, mau komen apa ya, gak bisa ngomen nih, terlalu hanyaut dengan cerita mu jeng, "hampura nyak.." :D
ReplyDeleteMengejar cita -cita dan ingin berjuang untuk kebaikan umat,ingin dirinya lebih berguna untuk orang lain adalah kebahagian yang tidak ternilai,ada rasa kepuasan tersendiri.
ReplyDeletePenuh makna dan banyak pesan yang ada dalam artikel ini ..., kebahagiaan memang harus diciptakan, dikejar, dibentuk, dan diupayakan.
ReplyDeletemengejar kebahagian harus berlari ngos2an gak ya? :)
ReplyDeleteitu foto bandara hanasnuddin pas buka ya..?? ko terlihat sepi *smile
ReplyDeletekalau ada niat di hati, suatu saat pasti ketemu lagi (gitu mami saya selalu ngomong). keep smile, may! :)
ReplyDeleteeh ayo2 ikutan giveaway. ada gadis pantainya pramoedya ananta toer yang susah didapetin tuh :D
haiya kaga bisa lah may... itu emak gue pengen punya header baru tuh, hahaha
ReplyDeletetetep semngat sob
ReplyDeletesetiap manusia ber HAK atas kebahagiaannya sendiri2 jadi.. LAnjutkan sob ^^
hmm ..
ReplyDeletememang sedih ditinggalkan orang yang disayang ya,
tapi kalo untuk mengejar kebahagiaan, nanti hasilnya kan dimasa depan ..
mantap :D :D
alhamdulillah baik, bagaimana dengan dikau?? ^.^
ReplyDeleteWiiiih...
ReplyDeleteSi Fatih... ternyata... kirain... :D
Aduh mbak maya... ngemudinya jangan terlalu cepat, kalo ditikungan bisa bahaya lho..
ReplyDeleteBetul mbak, kebahagiaan ialah juka kita sudah merasa cukup dan mensyukurinya :)
Luar biasa !!
ReplyDeleteternyata Fatihmu juga setia berlari ya May? sama seperti Gliv ku, tau kapan harus berlari kencang dan kapan berjalan perlahan.
ReplyDeleteMemang sedih rasanya melepas kepergian seseorang yang kita sayang....Kesedihan dibalik kebahagiaan bagi yang tersayang, tentu harus kita ikhlaskan dan doakan agar yang kita sayang ini mendapatkan yang terbaik...
sukses ya May! :)
Waaaahhh bahasanya emang bahasa penulis, penuh dengan makna-makna tersembunyi :), mengejar kebahagiaan ' suka bagian ini
ReplyDelete"Tahu tidak, mengapa orang-orang suka mengeja kebahagiaan dengan kata mengejar?
kata mengeja kena banget hehe, salam kenal ya..
Hehehe. Ternyata bisa juga jadi pembalap.
ReplyDeleteLEBAHAGIAAN ITU SEDERHANA.
ada dua yang saya tangkap. perpisahan yang berat dan kebahagiaan yang mesti dikejar.
ReplyDeleteseberat apapun perpisahan, ternyata semua di sekitar kita fana bukan?
dan kebahagiaan yang dikerjar, itu sunnah bukan?
saya merenung setelah membaca tulisan ini. saya pun akan menngalami hal yang sama jika ini terjadi pada saya.
wah aku teringat dengan pilem ada apa dengan cinta, rela mengejar demi kebahagiannya.... ehm,sayang tidak di masukan di sini ya fotonya, jadinya aku ga ngerti orang nya seperti apa.. aku turut berdoa aja ya, semoga kalian tetap akrab walau jarak telah memisaahkan
ReplyDeletebarakallahu fiikum tuk ka fash sekeluarga.., Aamiin... :D
ReplyDeletesukaaaaa banget bagian ini:
ReplyDelete"Menurutku, kata mengejar yang disematkan pada kebahagiaan itu berarti menginginkan dengan sungguh-sungguh. Tidak bisa menangkap kebahagiaan? Yang benar saja. Kebahagiaan itu sederhana, tercipta dalam bentuk rasa senang dan atau rasa puas"
WOHOO!!
^^
P.S.
Good luck ya kaak.
Insya Allah menang!
mayaa... jangan ngebut!! #hallagh :))
ReplyDeleteseseorang yg amat berharga, meski tidak sempat menemuinya setelah perjalanan menegangkan itu, tp paling tidak usaha yang dilakukan tidak membawa sebuah penyesalan karena tidak ada usaha sama sekali....
Semoga Allah mempererat tali ukhuwah itu, meski telah terpisah jarak :)
mengejar kebahagian...
ReplyDeleteketika kita mengejar dan berusaha menggapai kebahagiaan..suatu sata kita kan sadar bahwa ternyata kebahagiaan itu sangat sederhana :)
ReplyDeletePelosok Pulau Sumatera? Dimanakah May, Jambi apa Riau? Atau Sumatera Selatan?
ReplyDeleteIih ini dalam rangka GA ya, gudlak ya...
woww...sya belum pernah lho May, bawa kendaraan kecepatannya sampai 110 km/jam
ReplyDeletebtw...sukses yach May !
hikz hikz jadi inget waktu harus pisah sama sahabat di MAN 2 Pontianak. Dia mau sekolah ke surabaya, dan saya ga bisa nganterin dia ke bandara karena waktunya bentrok dengan kuliah perdana :(
ReplyDeletesomehow, this is sooo sweet and encourage my happiness out :)
Mengejar kebahagian sampai kebandara yaa mbak may, aahh terharu deh bacanya....
ReplyDeleteNiar mengejar sapa yaa ben bahagia.....
bahagia rasanya aku bisa singgah kesini lagi..
ReplyDelete:D
setelah sekian lama aku tidak mampir ke blogmu May..
hmmm, byk perubahan ya?
semoga kebahagiaan itu akan dtg dgn sendirinya, sehingga kita tdk perlu mengejarnya lg,mungkinkah?
semoga...
jalan2 malam saat makassar tampakx mau hujan.. *smile
ReplyDeleteKejarlah kebahagiaan. Jika kau mendapatkannya, rasa senang akan memenuhi hati. Sebaliknya, hanya karena kau tidak mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan berarti kau tidak mendapatkan kebahagiaan.
ReplyDeletesemoga kak fash bisa terus mengejar kak :))
hhemmmmm aku ingin hal sperti itu....
ReplyDeleteSemoga Akhwat Pejuang nya sukses yah.. seneng banget sama istilahnya Akhwat Pejuang hahaha...
ReplyDeleteGood Luck buat Kontes GA nya yah :D
saya belum baca post ini deng, yg baca adekku... ahahaha
ReplyDeletedia sudah dengar beng ini kisahnya
Selamat anda terdaftar dengan indah
terimaksih untuk partisipasinya
Noted!
Bismillah
ReplyDeleteIzin komen untuk semua komentator diatas, nampaknya Maya belum menjawab banyak pertanyaan penonton nih..
Kak Fashihah dan suaminya bertugas dakwah di Tanjung Pinang, sesaat setelah landing terjadi gempa di Sumatera bagian barat #semoga semua masih ingat kejadiannya# tapi alhamdulillah beliau baik2 saja, meskipun kami semua sempat dibuat panik oleh berita itu apalagi beliau sulit dihubungi. sekarang kak Fash sedang hamil muda. doakan beliau yah..
Semua cerita diatas riil terjadi.
tersenyumlah maka kau akan bahagia,,,
ReplyDeleteBahagia kita yang ciptakan
ReplyDeletewah sungguh luar biasa sobat, seandainya aku dapat seorang sahabat seperti anda, alangkah bangganya aku,.. wkwkwkk salam manis dari potret
ReplyDeletewaduh...blog nya bagus design-nya ya..lucuuu Nyasar.com
ReplyDeleteAssalaamualaikum
ReplyDeletewah perhatiannya salut sama maya...
Smoga mereka ttp berjalan di jalan Dakwah..
sampai kapan kita akan terus mengejar impian???boleh boleh saja... asal kita tidak menjadi budak nafsu
ReplyDeleteWaaaa pengen tau donggg kemampuan balap Mbak May hihihi!
ReplyDelete@Uzay he em ^^ setuju, kebahagiaan itu dirasakan~ benarkah tak perlu dikejar? bahkan ketika kita tidak bertindak, apakah kebahagiaan itu akan tetap datang?
ReplyDelete^^ satu paket seperti yang uzay bilang :) ada bahagia ada sedih. Aku juga percaya, Allahu Akbar!!
(^_^)/ yoo
@Fadilah Adiyanto ke tanjung pinang :) sumatera barat
ReplyDeletehehehe ^^ iyaa, kebahagiaan ada di sekeliling kita tinggal bagaimana kita melihat dan mengaturnya. sip?
@hima-rain :)
ReplyDelete@Nhinis Kendari? Hoo, aku pernah hidup di sana XD MasyaAllah~ semoga dia mendapat ganti yang lebih baik InsyaAllah.
ReplyDelete^^ Aamiin.
Semoga bertemu di waktu yang lebih manis :)
@Jurnal Rachmat kecepatan 120 km, go!
ReplyDelete@srulz \(^0^)/
ReplyDeleteye ye ye yei~
@NF Subhanallah, mbak nufa ^^ aku setuju! entah itu cita yang tercapai atau hikmah yang diperoleh, nice!
ReplyDelete@Rifaah Ya Allah, nda bilang ki ukh~ ehem ehem~ afwaaan...
ReplyDelete@enhas note pembalap F1 :o ? enha mau jadi manager-ku? Ahem =P
ReplyDelete@Ririe Khayan Yap, mbak rie :) harus diusahakan dan diperjuangkan. hihihi iyaaa, MasyaAllah Fatih terima kasih~
ReplyDelete@HP Yitno eh, bukan ^^ hehehe
ReplyDeletekak fash ya kak fash
kak syam ya kak syam
:) terima kasih doanya
@Irma Devi Santika Waduh, belum bisa nge-drift. Pengeeeen banget (>_<')/
ReplyDelete@amethe Bershandar Allahu Akbar!
ReplyDelete@Nurfani terima kasih kunjungannya ya :)
ReplyDeletesalam kenal
@Didin Supriatna MasyaAllah, kuatlah didin. Setiap takdir Allah yang terjadi itulah yang terbaik :)
ReplyDelete@cik awi bukan ^^ tanjung pinang, sumatera barat.
ReplyDelete@CahNdeso :) thank you~
ReplyDeleteterima kasih kunjungannya :)
@Mohamad rivai ha-ha!
ReplyDelete@eksak Er-rr.. fokus eksak ke tulisan dong =P
ReplyDelete@secangkir teh dan sekerat roti silakan~
ReplyDelete@Aditia-novit MasyaAllah...
ReplyDelete@Stupid monkey hampura nyak? tempura?
ReplyDeletestumon lapar ya?
@Djangkaru Bumi Subhanallah... Tabaarakallahu Ta'ala...
ReplyDelete@Rubiyanto Sutrisno ting! tong!
ReplyDeleteaku sepakat :)
@Lidya - Mama Cal-Vin ffufufu, mungkin XD
ReplyDelete@Rohis Facebook gubrak!
ReplyDelete@Annesya sip, nesy :) smiling!
ReplyDelete@Annesya nyooo @_@
ReplyDelete@Athiefblog keep moving forward!
ReplyDelete@EYSurbakti mantap :D
ReplyDeletehohoho
@Hiaku Herry Alhamdulillah~
ReplyDelete@Samaranji ^^
ReplyDelete@Anak Rantau Ah-hh, benar. Hehe, sejujurnya jantungku berdebar tak karuan. Terima kasih :)
ReplyDelete@Isnan Nugrah Lastiko Tiko Subhanallah!
ReplyDelete@alaika abdullah MasyaAllah, iyya mba Al :x hohoho~
ReplyDeleteInsyaAllah.. Aamiin..
Thanks mbak Al ^^
@jombloku ehem :)
ReplyDeletesalam kenal~
@Ian Konjo Ipass semangat!
ReplyDelete@zachflazz MasyaAllah, bagus sekali kata-katanya :) iyaa setuju ^^
ReplyDelete@cerita anak kost UPs, foto itu rahasia :)
ReplyDeleteInsyaAllah.. Aamiin..
@Lentera Langit Barakallahu fiik~
ReplyDelete@AuL Howler Allahu Akbar!
ReplyDeletethank you, AuL :)
@Miss U hihihi mbak uchi (^0^')/
ReplyDeleteyosh, salam ukhuwah!
@RahMa Wuzzzz....!!
ReplyDelete@BlogS of Hariyanto kebahagiaan itu sederhana :)
ReplyDelete@Yunda Hamasah Sumatera Barat, mbak :)
ReplyDeletehihihi ^^
@bensdoing Ahem~ itu... anu.. er-rrr, tidak ada kendaraan di depanku ^^
ReplyDelete@diniehz MasyaAllah ternyata mbak diniehz juga punya pengalaman seperti ini :)
ReplyDelete@Niar Ci Luk Baa mengejar sapa ya ^^
ReplyDelete@Penghuni 60 welcome wan :)
ReplyDeletegyaboo~ sedikit renovasi ^^ hihi
mungkinkah...? Hmm... bagaimanapun, usaha itu penting loh.
@Rohis Facebook hujan... hujan... hujan...
ReplyDelete@Uchank InsyaAllah
ReplyDeleteAamiin...
@Ehwansah Jailani seperti apa?
ReplyDelete@Syam hahaha iyye, nassami na tahu ki kak jannah kak :D thanks kak syam!
ReplyDelete@rezkybatari hehehe, syukran wa jazakillahu khair kakak :)
ReplyDelete@obat gagal ginjal :)
ReplyDelete@uli keep moving forward!
ReplyDelete@BUDI PRASETYO bukankah kita teman? :)
ReplyDelete@さくら21Saa Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
ReplyDelete^^ hoho benar, yang terpenting adalah keterpautan hati. nice!
@Intan Nur Arifah unyuuuu
ReplyDelete^___^
@Annur EL- Kareem Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
ReplyDelete^^ InsyaAllah
Aamiin
@poetra Ng, iya. Jangan sampai kita menjadi budak nafsu :( Ya Allah..
ReplyDelete@Tebak Ini Siapa Haueh... unaaaa (-_-")/ ehem
ReplyDelete@Mila Said InsyaAllah
ReplyDeleteAamiin :)
Mengejar kebahagiaan...
ReplyDeletehmmmm... :)
^.^