Mengejar Kebahagiaan

Bismillah

"Hari ini mungkin terakhir kalinya kita melihat Kak Fash. Beliau akan meninggalkan kota Makassar, menemani sang suami yang akan berdakwah di pelosok pulau Sumatera. Mau ikut mengantar?"

Keberangkatan

Pagi-pagi buta, sms dari Akhwat Pejuang itu mematri rasa sendu di hatiku. Sedikit tidak percaya, aku membeku di tempat. Kak Fash akan pergi...(?)

Waktu Dhuha, aku bergelut dengan cemas di dalam kelas perkuliahan. Separuh jiwaku memohon agar materinya cepat usai. Sedang separuh jiwa yang lain tetap mengamati proses pengkodean sebuah data biner yang dipaparkan oleh dosen. Aku melirik jam tanganku, aku sudah mengatakan pada Akhwat Pejuang ingin turut mengantar bersama Fatih. Pesawat boarding pukul 14.00 WITA dan itu berarti setidaknya pukul 13.00 WITA kami sudah harus berada di bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Waktu Dhuhur, perkuliahan selesai. Aku tergesa-gesa pamit pada teman-teman sekelas lalu menuju mushalla di koridor teknik, menunaikan shalat Dhuhur. Aku bertemu dengan akhwat yang pipinya memerah jika tersipu malu. Sebut saja, Humairah. Ternyata dia juga ingin mengantar dengan beberapa akhwat yang berkumpul di sekret. Aku berseru, "Aku dan Akhwat Pejuang juga akan pergi. Kenapa tidak ikut dengan kami saja?"

Humairah mencubitku gemas, "Ya Allah, kenapa baru mengatakannya sekarang? Kalau begitu, aku tidak perlu ke sekret lagi." Aku terkikik, "Ayo berangkat!" Humairah menahan lenganku. Aku meminta penjelasan. "Akhwat sms, ternyata pesawatnya boarding pukul 15.00 WITA. Jadi kita masih punya beberapa menit lagi." 

Aku membuang nafas, lega. Sekarang kami tinggal menunggu kedatangan Akhwat Pejuang lalu tancap gas ke bandara. Pukul 14.00 WITA Akhwat Pejuang datang dengan nafas memburu. Aku dan Humairah terheran. Ada apa? Akhwat Pejuang berucap, "Kak Fash sudah check in dari tadi. Pukul 15.00 WITA itu waktu take off pesawat, bukan waktu boarding! Kita harus cepat jika mau bertemu dengan kakak."

Kami bertiga berlari kecil ke parkiran. Akhwat pejuang menepuk bahuku, "Untuk kali ini, perlihatkan kemampuan balapmu." Dadaku berdegup sangat kencang. Ya Allah Ya Rabb, jemariku bergetar memegang kemudi. Fatih, aku percaya padamu. Bawa kami secepat yang kau bisa. Terbanglah!

Fatih melaju di atas 80 km/jam. Bunyi klakson bercampur dengan deru mesin. Aku hanya bisa melontar senyum melihat kepanikan Humairah ketika sesekali jarak Fatih dengan kendaraan lain begitu dekat. Akhwat Pejuang dengan tenang memberi aba-aba dan navigasi sehingga aku tidak kehilangan fokus. Beberapa menit kemudian, aku sadar di belakang Fatih ada sebuah Avanza merah yang meraung lebih ugal-ugalan dibanding Fatih. Humairah memintaku memberi jalan pada Avanza merah itu.

"Jangan-jangan dia juga mau mengejar pesawat?" tanyaku. Tak perlu waktu lama, Avanza merah itu menjawab. Dia benar-benar menukik dan melaju secepat kilat. Aku berusaha mengikuti jalurnya dari belakang. MasyaAllah, dia benar-benar pembuka jalan yang hebat! Akhwat Pejuang mengamati, "Lihat, begitu menyenangkannya jika berjalan beriringan untuk mencapai satu tujuan. Dalam hidup ini, visi yang sama menjadi hal yang utama agar kita bisa tetap bertahan dan berjuang bersama. Saat ini, kita tidak hanya mengejar pesawat. Lebih dari itu, mengejar kebahagiaan."

Aku tertegun, mengiyakan. Semburat malu muncul ketika pikiranku tiba-tiba tersesat ke arah pernikahan. Memang akan sulit jika dua orang yang memiliki tujuan berbeda, hidup berdampingan dalam satu atap. Pikiranku kembali fokus ke jalanan saat memasuki kawasan bandara. Avanza merah itu melaju dua kali lipat dengan tidak adanya kendaraan yang menghalangi. Akhwat Pejuang terperangah, "Mana kecepatanmu, May? Avanza merah itu tidak lagi terlihat di sepanjang mata."

Aku memekik, "Ya Allah, ini sudah di atas 110 km/jam." Humairah memegang sandaran kursi ketika Fatih berbelok ganas di tikungan, "Pelankan sedikit, perutku mual dan rasanya aku ingin muntah. Uhukk!" Aku mempertahankan kecepatan, "Maaf. Maaf. Bertahanlah, beberapa meter lagi kita sampai."

Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Kami tiba di parkiran bandara. Fatih, you're awesome! Pukul 14.30 WITA kami buru-buru ke pelataran. Aku kebingungan mencari tempat keberangkatan. Akhwat Pejuang meledekku yang tersasar padahal sering ke bandara. Aku membela diri, "Pergi ke bandara sebagai pengemudi dan penumpang itu jelas beda." Humairah tertawa lalu menunjuk suatu arah, sepertinya itu arah yang benar menuju terminal keberangkatan.

Lucunya, saat aku berlari bersama Humairah, aku baru menyadari kalau pakaian Humairah sama persis dengan pakaian yang kukenakan. Akhwat pejuang yang berlari di belakang kami berkata kalau kami seperti saudara kembar. Aku tertawa hingga nafasku tercekat lebih cepat. Setiba di terminal keberangkatan, aku masih tersenyum geli. Humairah berujar bahwa orang-orang memasang mata padaku. Aku berdehem, "Kenapa? Aku begitu cantik ya?" Langsung saja Humairah mengetuk kepalaku. Aw, aku menunduk, menahan tawa. Setelah mengatur nafas, mataku beredar mencari sosok Kak Fash. Nihil. Tidak berhasilkah aksi pengejaran kami?

Tahu tidak, mengapa orang-orang suka mengeja kebahagiaan dengan kata mengejar? Aku bingung, apa itu karena orang-orang tahu bahwa kebahagiaan adalah suatu hal yang hanya bisa dikejar dan bukan suatu hal yang bisa diperoleh? Seberapa keras pun kau mengejarnya, kebahagiaan itu akan selalu meninggalkanmu. Benarkah begitu?

Aku melihat raut kecewa di wajah Akhwat Pejuang dan Humairah. Seorang ibu paruh baya mendatangi kami dan mengatakan bahwa Kak Fash akan keluar menemui kami setelah selesai menimbang bagasi. Mengenali bahwa ibu paruh baya itu adalah ibunda kak Fash, seketika wajahku melukis senyuman haru, syukurlah. Beberapa menit kemudian, akhwat yang berkumpul dari sekret pun tiba di bandara. Bersamaan dengan itu, terlihatlah sosok mungil nan manis yang kami nantikan. Kak Fash memperlihatkan wajah berseri-seri yang membuat akhwat semakin trenyuh karenanya. Kak Fash pun memberi wejangan singkat dan memeluk kami satu per satu.

Pukul 15.00 WITA, kami melepas kepergian kak Fash. Aku terus memandangi punggung seorang kakak yang selama ini menyokongku ketika aku terjatuh, seorang kakak yang menggenggam erat tanganku tanpa pernah mau melepaskannya apapun yang terjadi, seorang kakak yang menyemangatiku agar selalu bertahan dan memberikan yang terbaik untuk ummat, seorang kakak yang di saat terakhir berbisik lembut padaku bahwa dia begitu bangga pernah memiliki aku sebagai anggota timnya. 

Selamat Jalan

Air mataku meleleh. Sosok itu telah tertelan pintu kaca. Entah kapan bisa bertemu lagi. Satu tahun? Tiga tahun? Hem, semoga lebih cepat dari itu. Selamat jalan, Kak Fash. Keep on fighting till the end! InsyaAllah kakak bisa, lagipula kakak memiliki pasangan hidup dengan impian yang sama. Kupikir, itu saja sudah cukup untuk mengejar kebahagiaan.

Menurutku, kata mengejar yang disematkan pada kebahagiaan itu berarti menginginkan dengan sungguh-sungguh. Tidak bisa menangkap kebahagiaan? Yang benar saja. Kebahagiaan itu sederhana, tercipta dalam bentuk rasa senang dan atau rasa puas.

Kejarlah kebahagiaan. Jika kau mendapatkannya, rasa senang akan memenuhi hati. Sebaliknya, hanya karena kau tidak mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan berarti kau tidak mendapatkan kebahagiaan. Bukankah begitu? Tanpa disadari, kebahagiaan itu tetap ada walau sekalipun terbungkus kesedihan yang begitu dalam. Ya, satu senti kebahagiaan. Untuk merasakannya, rasa syukur atas setiap nikmat yang diperoleh haruslah tertanam di hati. Aku tahu, rasa puas itu tak akan mampu menimbun segala kemauan bani Adam. Namun setidaknya, ketika kau merasa cukup akan sesuatu, itu akan lebih bahagia. Percayalah!

Seperti hari ini -jujur saja- di hatiku terbuka sebuah lubang duka. Melihat kepergian seseorang yang disayangi itu begitu berat. Akan tetapi aku tetap bisa merasakan suka. Aku bersyukur masih bisa mengantar dirinya. Aku senang bisa melawan rasa takut untuk mengemudi di atas kecepatan rata-rata dan itu untuk dirinya. Subhanallah!

It was right then I started thinking about
Thomas Jefferson on the Declaration of Independence
and the part about our right to life, liberty, and the pursuit of happiness. 
And I remember thinking how did he know to put the pursuit part in there?
That maybe happiness is something that we can only pursue and maybe
we can actually never have it. No matter what. How did he know that?
__________________The Pursuit of Happyness____________________

126 comments:

  1. "Saat ini, kita tidak hanya mengejar pesawat. Lebih dari itu, mengejar kebahagiaan."

    kalau kebahagian di kejar berarti gda habisnya dong ka? kebahagiaan itu di rasa tanpa harus di kejar karena ia sederhana =)

    "Tanpa disadari, kebahagiaan itu tetap ada walau sekalipun terbungkus kesedihan yang begitu dalam". Nah benar kan kebahagian itu selalu mengikuti =)

    "Namun setidaknya, ketika kau merasa cukup akan sesuatu, itu akan lebih bahagia. Percayalah!" gw percaya kalau kebahagiaan itu memang milik kita =)

    ReplyDelete
  2. wah mba nurma itu ka fash ke pelosok sumatranya dimana yah ?
    wah semoga selamat sampai tujuan deh mba ...
    oh ia kebahagiaan ga perlu dicari tinggal kita yang ngatur , karena kebahagiaan itu ada disekeliling kita kok :) #eh ga nyambung yah :D

    ReplyDelete
  3. Wahhh bagus tulisannya ^_____^
    Sy juga jadi ingat kepergian salah seorang teman sejurusan kami. Dia pindah ke kendari. Dan melepas status mahasiswa di unhas.

    Sedih yaa...kalau ditinggal teman yang disayang.
    Tapi smoga kalian bisa ketemu kembali di lain waktu. Aamiin :)

    ReplyDelete
  4. kebahagiaan untuk kita semua... :yeye

    ReplyDelete
  5. cerita mengejar Ka Fash di bungkus dengan pursuit of happiness was so awesome, semakin dalem tersirat bahwa kebahagiaan itu memang harus dikejar, tidak perduli seberapa beratnya mengejar toh pada akhirnya kebahagiaan itu akan didapatkan entah dari cita2 yang tercapai atau dari proses yang kita ambil hikmahnya. nice, sukses ya ;)

    ReplyDelete
  6. Tersenyum sambil berkaca-kaca membaca ini.. Duh, ukhti.. Kenapa saya tidak diikutkan dalam moment seru ini.. *mewek*

    ReplyDelete
  7. I love it.
    ^_^

    gak tahu mau komen apa lagi. Oia, daftar jadi pebalap F1 aja mbak...
    :D

    #plak, ditabok mbak Maya.
    :P

    ReplyDelete
  8. Kebahagiaan itu itu sederhana, tercipta dalam bentuk rasa senang dan atau rasa puas...

    Dan bahagia itu pilihan yang perlu diusahakan dan diperjuangkan...untuk bisa melepas keberangkatan Kak Fash yang akan menjalankan dakwah di Sumatera, Fatih berusaha agar sampai Airport tidak terlambat dari schedule pesawat take off kan?

    ReplyDelete
  9. Kak fash itu kak syam ya mbak Maya.
    Selamat berjuang ya kak fash.

    ReplyDelete
  10. Subhanallah, bacanya jadi ikutan berdegup loh. Terbawa suasana, ngebayangin nge-drift dan ngebut di jalan bareng kak May :)
    Kebahagiaan itu sederhana, sesederhana kita mendapatkannya tapi efeknya luar biasa. Betul sekali apa yang ditulis di atas.
    Semoga kontesnya menang :)

    ReplyDelete
  11. saya ga bisa banyak koment, pokoke manteb T_T ... Subhanallah!

    ReplyDelete
  12. Kunjungan malam. O ya, jangan lupa follow back ya? Saya sudah jadi follower #530 thanks :)

    ReplyDelete
  13. Oohh.. mengharukan sekali perpisahannya.. memang kita terkadang berat untuk berpisah dengan orang terdekat kita.. tapi itu semua telah di takdirkan oleh allah,, entah itu berpisah sesaat,, atau selamanya.. contoh saja aku harus rela berpisah dengan ayahku tercinta untuk selamanya.. dan selama itu pula aku tak dapat lagi melihat ataupun berkomunikasi dengannya.. tetapi itu semua telah di takdirkan.. kuatkanlah hatimu.. semoga tanpa dia di dekatmu engkau tetap bisa merasakan hal yang sama ketika kau bersamanya.. salam manis dari jauh,, sahabat... tulisanmu sungguh membuat aku mengingat segala dosa dan kekuranganku,, dan semoga setelah membaca tulisan ini aq lebih bisa menghargai orang lain..

    ReplyDelete
  14. Kak fash ke sumatera ke daerah bagian mana mbak.. ke jambi ya?

    ReplyDelete
  15. Sungguh sangat mengharukan, terjerembab diriku dalam kisahmu, Jenk... seolah daku ada dalam detik-detik peristiwa tersebut. Nuansa kasih, familiar dan nurani penuh iman terhampar di sini.
    By the way, saya follow #531 (CahNdeso), bila berkenan sudilah follow balik, thanks. God bless you, Sista...

    ReplyDelete
  16. wah wah wah.
    bagus bener tulisannya mbak.

    semoga jadi pemenang ya.
    istirahat dulu, capek kan bisa balapan?

    ReplyDelete
  17. Bahagia karna kotak komen terbuka lagi! ^_^

    ReplyDelete
  18. eemm
    Jdi terharu membacanya

    ReplyDelete
  19. duh, mau komen apa ya, gak bisa ngomen nih, terlalu hanyaut dengan cerita mu jeng, "hampura nyak.." :D

    ReplyDelete
  20. Mengejar cita -cita dan ingin berjuang untuk kebaikan umat,ingin dirinya lebih berguna untuk orang lain adalah kebahagian yang tidak ternilai,ada rasa kepuasan tersendiri.

    ReplyDelete
  21. Penuh makna dan banyak pesan yang ada dalam artikel ini ..., kebahagiaan memang harus diciptakan, dikejar, dibentuk, dan diupayakan.

    ReplyDelete
  22. mengejar kebahagian harus berlari ngos2an gak ya? :)

    ReplyDelete
  23. itu foto bandara hanasnuddin pas buka ya..?? ko terlihat sepi *smile

    ReplyDelete
  24. kalau ada niat di hati, suatu saat pasti ketemu lagi (gitu mami saya selalu ngomong). keep smile, may! :)

    eh ayo2 ikutan giveaway. ada gadis pantainya pramoedya ananta toer yang susah didapetin tuh :D

    ReplyDelete
  25. haiya kaga bisa lah may... itu emak gue pengen punya header baru tuh, hahaha

    ReplyDelete
  26. tetep semngat sob
    setiap manusia ber HAK atas kebahagiaannya sendiri2 jadi.. LAnjutkan sob ^^

    ReplyDelete
  27. hmm ..
    memang sedih ditinggalkan orang yang disayang ya,
    tapi kalo untuk mengejar kebahagiaan, nanti hasilnya kan dimasa depan ..
    mantap :D :D

    ReplyDelete
  28. alhamdulillah baik, bagaimana dengan dikau?? ^.^

    ReplyDelete
  29. Wiiiih...
    Si Fatih... ternyata... kirain... :D

    ReplyDelete
  30. Aduh mbak maya... ngemudinya jangan terlalu cepat, kalo ditikungan bisa bahaya lho..
    Betul mbak, kebahagiaan ialah juka kita sudah merasa cukup dan mensyukurinya :)

    ReplyDelete
  31. ternyata Fatihmu juga setia berlari ya May? sama seperti Gliv ku, tau kapan harus berlari kencang dan kapan berjalan perlahan.

    Memang sedih rasanya melepas kepergian seseorang yang kita sayang....Kesedihan dibalik kebahagiaan bagi yang tersayang, tentu harus kita ikhlaskan dan doakan agar yang kita sayang ini mendapatkan yang terbaik...

    sukses ya May! :)

    ReplyDelete
  32. Waaaahhh bahasanya emang bahasa penulis, penuh dengan makna-makna tersembunyi :), mengejar kebahagiaan ' suka bagian ini
    "Tahu tidak, mengapa orang-orang suka mengeja kebahagiaan dengan kata mengejar?

    kata mengeja kena banget hehe, salam kenal ya..

    ReplyDelete
  33. Hehehe. Ternyata bisa juga jadi pembalap.

    LEBAHAGIAAN ITU SEDERHANA.

    ReplyDelete
  34. ada dua yang saya tangkap. perpisahan yang berat dan kebahagiaan yang mesti dikejar.

    seberat apapun perpisahan, ternyata semua di sekitar kita fana bukan?
    dan kebahagiaan yang dikerjar, itu sunnah bukan?

    saya merenung setelah membaca tulisan ini. saya pun akan menngalami hal yang sama jika ini terjadi pada saya.

    ReplyDelete
  35. wah aku teringat dengan pilem ada apa dengan cinta, rela mengejar demi kebahagiannya.... ehm,sayang tidak di masukan di sini ya fotonya, jadinya aku ga ngerti orang nya seperti apa.. aku turut berdoa aja ya, semoga kalian tetap akrab walau jarak telah memisaahkan

    ReplyDelete
  36. barakallahu fiikum tuk ka fash sekeluarga.., Aamiin... :D

    ReplyDelete
  37. sukaaaaa banget bagian ini:

    "Menurutku, kata mengejar yang disematkan pada kebahagiaan itu berarti menginginkan dengan sungguh-sungguh. Tidak bisa menangkap kebahagiaan? Yang benar saja. Kebahagiaan itu sederhana, tercipta dalam bentuk rasa senang dan atau rasa puas"

    WOHOO!!
    ^^

    P.S.
    Good luck ya kaak.
    Insya Allah menang!

    ReplyDelete
  38. mayaa... jangan ngebut!! #hallagh :))

    seseorang yg amat berharga, meski tidak sempat menemuinya setelah perjalanan menegangkan itu, tp paling tidak usaha yang dilakukan tidak membawa sebuah penyesalan karena tidak ada usaha sama sekali....
    Semoga Allah mempererat tali ukhuwah itu, meski telah terpisah jarak :)

    ReplyDelete
  39. ketika kita mengejar dan berusaha menggapai kebahagiaan..suatu sata kita kan sadar bahwa ternyata kebahagiaan itu sangat sederhana :)

    ReplyDelete
  40. Pelosok Pulau Sumatera? Dimanakah May, Jambi apa Riau? Atau Sumatera Selatan?

    Iih ini dalam rangka GA ya, gudlak ya...

    ReplyDelete
  41. woww...sya belum pernah lho May, bawa kendaraan kecepatannya sampai 110 km/jam
    btw...sukses yach May !

    ReplyDelete
  42. hikz hikz jadi inget waktu harus pisah sama sahabat di MAN 2 Pontianak. Dia mau sekolah ke surabaya, dan saya ga bisa nganterin dia ke bandara karena waktunya bentrok dengan kuliah perdana :(

    somehow, this is sooo sweet and encourage my happiness out :)

    ReplyDelete
  43. Mengejar kebahagian sampai kebandara yaa mbak may, aahh terharu deh bacanya....

    Niar mengejar sapa yaa ben bahagia.....

    ReplyDelete
  44. bahagia rasanya aku bisa singgah kesini lagi..
    :D
    setelah sekian lama aku tidak mampir ke blogmu May..
    hmmm, byk perubahan ya?
    semoga kebahagiaan itu akan dtg dgn sendirinya, sehingga kita tdk perlu mengejarnya lg,mungkinkah?

    semoga...

    ReplyDelete
  45. jalan2 malam saat makassar tampakx mau hujan.. *smile

    ReplyDelete
  46. Kejarlah kebahagiaan. Jika kau mendapatkannya, rasa senang akan memenuhi hati. Sebaliknya, hanya karena kau tidak mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan berarti kau tidak mendapatkan kebahagiaan.

    semoga kak fash bisa terus mengejar kak :))

    ReplyDelete
  47. hhemmmmm aku ingin hal sperti itu....

    ReplyDelete
  48. Semoga Akhwat Pejuang nya sukses yah.. seneng banget sama istilahnya Akhwat Pejuang hahaha...

    Good Luck buat Kontes GA nya yah :D

    ReplyDelete
  49. saya belum baca post ini deng, yg baca adekku... ahahaha

    dia sudah dengar beng ini kisahnya

    Selamat anda terdaftar dengan indah
    terimaksih untuk partisipasinya

    Noted!

    ReplyDelete
  50. Bismillah

    Izin komen untuk semua komentator diatas, nampaknya Maya belum menjawab banyak pertanyaan penonton nih..

    Kak Fashihah dan suaminya bertugas dakwah di Tanjung Pinang, sesaat setelah landing terjadi gempa di Sumatera bagian barat #semoga semua masih ingat kejadiannya# tapi alhamdulillah beliau baik2 saja, meskipun kami semua sempat dibuat panik oleh berita itu apalagi beliau sulit dihubungi. sekarang kak Fash sedang hamil muda. doakan beliau yah..
    Semua cerita diatas riil terjadi.

    ReplyDelete
  51. tersenyumlah maka kau akan bahagia,,,

    ReplyDelete
  52. wah sungguh luar biasa sobat, seandainya aku dapat seorang sahabat seperti anda, alangkah bangganya aku,.. wkwkwkk salam manis dari potret

    ReplyDelete
  53. waduh...blog nya bagus design-nya ya..lucuuu Nyasar.com

    ReplyDelete
  54. Assalaamualaikum

    wah perhatiannya salut sama maya...

    Smoga mereka ttp berjalan di jalan Dakwah..

    ReplyDelete
  55. sampai kapan kita akan terus mengejar impian???boleh boleh saja... asal kita tidak menjadi budak nafsu

    ReplyDelete
  56. Waaaa pengen tau donggg kemampuan balap Mbak May hihihi!

    ReplyDelete
  57. @Uzay he em ^^ setuju, kebahagiaan itu dirasakan~ benarkah tak perlu dikejar? bahkan ketika kita tidak bertindak, apakah kebahagiaan itu akan tetap datang?

    ^^ satu paket seperti yang uzay bilang :) ada bahagia ada sedih. Aku juga percaya, Allahu Akbar!!

    (^_^)/ yoo

    ReplyDelete
  58. @Fadilah Adiyanto ke tanjung pinang :) sumatera barat
    hehehe ^^ iyaa, kebahagiaan ada di sekeliling kita tinggal bagaimana kita melihat dan mengaturnya. sip?

    ReplyDelete
  59. @Nhinis Kendari? Hoo, aku pernah hidup di sana XD MasyaAllah~ semoga dia mendapat ganti yang lebih baik InsyaAllah.

    ^^ Aamiin.
    Semoga bertemu di waktu yang lebih manis :)

    ReplyDelete
  60. @NF Subhanallah, mbak nufa ^^ aku setuju! entah itu cita yang tercapai atau hikmah yang diperoleh, nice!

    ReplyDelete
  61. @Rifaah Ya Allah, nda bilang ki ukh~ ehem ehem~ afwaaan...

    ReplyDelete
  62. @enhas note pembalap F1 :o ? enha mau jadi manager-ku? Ahem =P

    ReplyDelete
  63. @Ririe Khayan Yap, mbak rie :) harus diusahakan dan diperjuangkan. hihihi iyaaa, MasyaAllah Fatih terima kasih~

    ReplyDelete
  64. @HP Yitno eh, bukan ^^ hehehe
    kak fash ya kak fash
    kak syam ya kak syam
    :) terima kasih doanya

    ReplyDelete
  65. @Irma Devi Santika Waduh, belum bisa nge-drift. Pengeeeen banget (>_<')/

    ReplyDelete
  66. @Nurfani terima kasih kunjungannya ya :)
    salam kenal

    ReplyDelete
  67. @Didin Supriatna MasyaAllah, kuatlah didin. Setiap takdir Allah yang terjadi itulah yang terbaik :)

    ReplyDelete
  68. @cik awi bukan ^^ tanjung pinang, sumatera barat.

    ReplyDelete
  69. @CahNdeso :) thank you~
    terima kasih kunjungannya :)

    ReplyDelete
  70. @eksak Er-rr.. fokus eksak ke tulisan dong =P

    ReplyDelete
  71. @Anak Rantau Ah-hh, benar. Hehe, sejujurnya jantungku berdebar tak karuan. Terima kasih :)

    ReplyDelete
  72. @alaika abdullah MasyaAllah, iyya mba Al :x hohoho~

    InsyaAllah.. Aamiin..
    Thanks mbak Al ^^

    ReplyDelete
  73. @zachflazz MasyaAllah, bagus sekali kata-katanya :) iyaa setuju ^^

    ReplyDelete
  74. @cerita anak kost UPs, foto itu rahasia :)
    InsyaAllah.. Aamiin..

    ReplyDelete
  75. @Miss U hihihi mbak uchi (^0^')/
    yosh, salam ukhuwah!

    ReplyDelete
  76. @bensdoing Ahem~ itu... anu.. er-rrr, tidak ada kendaraan di depanku ^^

    ReplyDelete
  77. @diniehz MasyaAllah ternyata mbak diniehz juga punya pengalaman seperti ini :)

    ReplyDelete
  78. @Penghuni 60 welcome wan :)
    gyaboo~ sedikit renovasi ^^ hihi
    mungkinkah...? Hmm... bagaimanapun, usaha itu penting loh.

    ReplyDelete
  79. @Syam hahaha iyye, nassami na tahu ki kak jannah kak :D thanks kak syam!

    ReplyDelete
  80. @rezkybatari hehehe, syukran wa jazakillahu khair kakak :)

    ReplyDelete
  81. @さくら21Saa Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
    ^^ hoho benar, yang terpenting adalah keterpautan hati. nice!

    ReplyDelete
  82. @Annur EL- Kareem Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
    ^^ InsyaAllah
    Aamiin

    ReplyDelete
  83. @poetra Ng, iya. Jangan sampai kita menjadi budak nafsu :( Ya Allah..

    ReplyDelete
  84. Mengejar kebahagiaan...
    hmmmm... :)
    ^.^

    ReplyDelete