Bismillaahirrahmaanirrahiim
Secara bahasa, peradaban adalah hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, kecerdasan dan kebudayaan lahir batin suatu bangsa. Dengan demikian, peradaban merupakan akumulasi dari puncak kemampuan intelektual manusia, yang berkembang dari beberapa pemikiran dan bidang pengetahuan semisal sosial, ekonomi, hukum, politik, sains dan teknologi, kedokteran dan sebagainya. Dimana awal peradaban itu akan sangat tergantung oleh pembentukan dari tiap-tiap keluarga yang tengah menjalani hidup pada suatu tempat tertentu dan dalam kurun waktu tertentu pula.
Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin. Frase tersebut merupakan sebuah kesimpulan dari firman Allah dalam QS. Al Anbiya ayat 107.
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
Yang artinya:
Dan kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.
Islam adalah rahmat bagi setiap manusia. Hukum-hukum syariat dan aturan-aturan dalam Islam adalah bentuk kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada makhluk-Nya. Terbukti dalam sejarah, Peradaban Islam berkembang dengan pesat karena cocok untuk setiap zaman, semua kondisi dan tradisi manusia.
Islam adalah wahyu yang seperti air yang turun di gurun pasir. Air yang mampu menghidupkan tanah yang gersang, menjalar dan menumbuhkan biji-bijian dan tanaman-tanaman hijau. Maasyaa Allaah mampu membuat kehidupan baru dan atau mengembangkan suatu wilayah menjadi lebih baik. Itulah Islam.
Bila Peradaban Islam diibaratkan sebagai pohon, disebut sebagai Pohon Peradaban Islam maka unsur pembentuknya ada dua, yaitu:
1. Ulum Ad-Din
Merupakan ilmu-ilmu yang berasal dari atas, dari wahyu Allah 'Azza wa Jalla, meliputi Al-Quran, Fiqh, Tafsir, Hadits, dan sebagainya.
2. Ulum Ad-Dunya
Merupakan ilmu-ilmu yang berasal dari alam dan lingkungan yang dikaji secara ilmiah dan melahirkan bidang-bidang pengetahuan semisal sains dan teknologi, hukum, sastra, dan sebagainya.
Sebagaimana dalam QS. Ibrahim Ayat 24 Allah Subhanahu wa Ta'ala membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik.
كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ
Yang Artinya:
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.
Mengapa Peradaban Islam bisa menjadi besar? Mengapa ilmu bisa begitu berkembang dalam asuhan masyarakat Islam?
Tidak lain dan tidak bukan, itu karena karakter dasar dari umat Islam yang menjunjung tinggi budaya ilmu. Islam meletakkan ilmu pada posisi yang paling mulia. Barang siapa yang berilmu maka merekalah yang ditinggikan derajatnya.
Dalam QS. Al-Mujadilah Ayat 11
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Yang artinya:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dengan ilmu pula, Allah Subhanahu wa Ta'ala menunjukkan kemuliaan Nabi Adam 'alaihissalam atas malaikat, dan Allah Ta'ala memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam 'alaihissalam. Ilmu menjadi mulia tidak lain karena ia merupakan wasilah menuju kebaikan dan ketakwaan, yang dengannya seseorang berhak mendapatkan kemuliaan di sisi Allah 'Azza wa Jalla dan kebahagiaan yang abadi.
Berbeda dengan pola kehidupan masyarakat jahiliyah yang mengutamakan dan menjunjung harta dan tahta di atas segala-galanya. Maka pantaslah jika peradaban yang berada di bawah kekuasaan mereka tidak mampu berkembang pesat dan tidak pula memberikan kebahagiaan dan ketenangan.
Peradaban Islam yang kokoh dan berjaya akan lahir dari orang-orang yang saling mengingatkan untuk belajar, saling mendorong untuk menghadiri majelis-majelis ilmu, hingga kemudian membangun sebuah learning society.
Learning society bukan hanya dalam istilah masyarakat pembelajar tetapi juga merupakan sebuah siklus kehidupan. Learning society dibangun atas 5 fase yaitu fase mendengar, fase menulis, fase menghafal, fase mengamalkan dan fase mengajarkan. Dimana fase ini adalah fase yang tidak putus dan selalu berulang karena inti pembelajarannya berasal dari Al-Quran dan As Sunnah. Maka tidakkah kita memperhatikan bagaimana sejarah peradaban itu dibangun?
Referensi diambil dari Tarbiyah Literasi Online pada hari Ahad, 26 Juli 2020 dengan tema Islam dan Tradisi Menulis oleh Syamsuar Hamka, S.Pd., M.Pd.I.