Bismillaahirrahmaanirrahiim

Aku mengenalnya sejak sepuluh tahun lalu. Seorang siswi pindahan yang tiba-tiba memegang peranan penting dan menguasai sekolah dalam sekejap. Er-rr, menggelikan. Perempuan kaku, berkacamata dan sama sekali nggak ada manis-manisnya ternyata bisa menjadi Ketua OSIS. Siapa sih yang memilihnya? Ini gila, tanpa sadar satu suara untuknya juga berasal dariku. Mari berpikir aku kehilangan kesadaran waktu pemilihan Ketua OSIS. Yang jelas bukan karena aku tertarik padanya.

Ada sesuatu yang tidak biasa pada dirinya. Aku tahu, aku tidak berhak berkomentar seakan aku mengenal pribadinya. Faktanya, sekelas dengannya pun aku tidak pernah. Setiap hari, aku hanya melihat dirinya dari kelasku yang berseberangan dengan kelasnya. Hey, tolong garis bawahi ini, aku bukan penguntit. Aku hanya ingin memastikan gosip yang beredar tentangnya. Bahwa dia disukai oleh guru-guru karena menunjukkan prestasi belajar yang gemilang di kelas. Bahwa dia menghidupkan OSIS dan menjadikannya sesuatu yang berharga. Bahwa dia berhasil menaklukkan siswa ternakal di sekolah. Bukan dengan otot melainkan dengan hati, dia membuat siswa itu berubah drastis karena jatuh cinta padanya. Ck, kenapa aku begitu penasaran tentangnya? Mari berpikir aku terpengaruh pusaran air yang dibuatnya di lautan tanpa ombak. Yang jelas bukan karena aku tertarik padanya.

Tokyo Disney Sea

Ah, aku tak mampu memasuki SMA yang sama dengannya. Kecewakah aku? Dia memilih SMA Unggulan dengan rating yang tinggi. Aku dan beberapa teman yang lain bahkan tidak punya nyali untuk mengikuti tes masuknya. Aku tak punya kesempatan untuk melihat sosoknya lagi. Kabar baiknya, aku masih berusaha mencuri-curi dengar perkembangan hidupnya. Ah, mari berpikir aku mempunyai jiwa detektif dan objek kasusku adalah dia. Yang jelas bukan karena aku tertarik padanya.

Tiga tahun kemudian, dia melanjutkan kuliah di Teknik Elektro dan aku di Kimia. Kaget, kenapa dia memilih bidang yang di luar batas kemampuan seorang perempuan? Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Setidaknya aku dan dia berada dalam satu lingkup universitas. Jadi mungkin aku bisa bertanya langsung ketika sesekali berpapasan dengannya di koridor kampus. Semakin aneh saja, ketika melihatnya, aku menginginkan nomor ponselnya. Tidak hanya itu, aku jadi punya pikiran untuk membuang masa satu tahun di Kimia lalu mengikuti tes masuk lagi di Teknik Elektro.

"Loh tunggu, jadi kau akan menjadi juniorku tahun depan?! Ke-kenapa? Bukannya kau bilang kuliahmu menyenangkan?" katanya tak percaya setelah aku bercerita panjang lebar.

Aku tersenyum dan berkata lugas, "Ya, sangat menyenangkan. Tapi tetap saja aku merasa tidak cukup. Soalnya, bagaimanapun hatiku ada di Elektro."

"Whoa, gaya sekali kamu ini." dia terkikik, manis sekali. Lalu dia melanjutkan kalimatnya, "Bersemangatlah! Semoga sukses!"

Kalimat darinya cukup untuk menjadi alasan ketekunanku belajar menghadapi SNMPTN lagi. Aku pun lulus. Akhirnya aku berhasil selangkah lebih dekat dengannya. Berada di sekitarnya, aku begitu bangga melihat dia menjadi asisten yang menangani praktikum bagi mahasiswa baru. Hanya saja, aku merasa dia benar-benar tidak bisa diam di tempat. Karena setahun kemudian, dia sudah memakai toga dan menyabet gelar mahasiswa terbaik tingkat universitas saat wisuda. Fantastis, dia menyempurnakan studinya hanya dalam kurun waktu tiga tahun. Apaan sih dia? Lagi, tahu-tahu sudah menjadi mahasiswa pascasarjana. Aku benar-benar ingin membelah kepalanya dan memeriksa isi otaknya. Mari berpikir aku sudah mulai kehilangan akal sehatku. Yang jelas bukan karena aku tertarik padanya.

Kuberitahu, aku tidak berusaha untuk mendapatkan perhatiannya. Aku hanya ingin tahu bagaimana reaksinya ketika aku ada di hadapannya dan bercerita tentang niatku melanjutkan studi ke jenjang strata-2 yang sama dengannya. Seperti dugaanku, dia memberiku kata semangat dan beberapa nasihat hidup. Saat itu aku benar-benar berharap bisa mengejarnya secepat yang aku bisa. Aku bahkan begitu ingin dia berhenti sejenak sehingga memberiku kesempatan untuk bisa melangkah bersamanya. Namun, aku tahu pasti dia bukan tipe yang seperti itu. Kenyataannya, dia sampai melompat ke Negeri Sakura untuk melakukan penelitian tesisnya lalu berencana untuk menjadi Ph.D student di sana. Mari berpikir aku akhirnya kehilangan arah dan tersesat di kota mati. Yang jelas bukan karena aku tertarik padanya.

Mediteranian Tokyo Disney Sea

Tiba-tiba lamunanku terhenti. Aku melihatnya di luar kelas, dia melambaikan tangan. Hampir saja aku menghampirinya jika tidak menghargai profesor yang tengah mengajar. Aku bertanya-tanya, sejak kapan dia kembali dan sampai kapan dia akan di sini? Ah bagaimana ini, pikiranku berkelebat tak menentu. Aku mencari-cari kesempatan untuk bisa ngobrol dengannya. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengetik sebait SMS dan mengirimkannya. Tak ada jawaban. Ck, aku gelisah. Keesokan harinya, aku kembali mengirimkannya SMS. Tetap tak ada jawaban. 

Tringg! Dering pertanda sebuah SMS masuk di ponselku. Yes, ini darinya! Dia bersedia mengajariku persamaan transformasi Z dalam analisis isyarat dan sistem. Hatiku tertawa lega, dia benar-benar memiliki pengaruh dalam hidupku. Beberapa keputusan sulit pun berani aku ambil karena semangat darinya. Sadar atau tidak, dia adalah sosok yang paling ingin kudapatkan pengakuannya. Konyol memang, aku berharap dia bisa melihatku sebagai seseorang. Dan aku sudah berusaha mati-matian untuk itu selama bertahun-tahun. Namun sepertinya aku tak akan pernah bisa menang darinya, tak akan pernah.

Tanpa sadar, aku melintas di hadapan rumahnya yang berjarak kurang dari 2 kilometer dari rumahku. Ya, dia adalah tetangga jauhku. Sebuah baruga dari bambu dan janur berdiri kokoh di depan rumahnya. Dalam adat Bugis itu lebih dikenal sebagai gerbang pengantin. Aku terperangah, kapan dia akan menikah? Atau jangan-jangan dia sudah menikah? Argh, jantungku berdetak tak karuan. Mari berpikir saat ini aku tengah terkena serangan jantung. Yang jelas bukan karena aku tertarik padanya. Aku menghela napas. Ugh, sampai kapan aku akan mengingkari fakta bahwa aku tertarik padanya?

"Eh, kenapa bisa berpikir seperti itu? Bukan aku yang menikah melainkan kakak perempuanku." dia tersenyum menjelaskan.

Aku kembali bergumam, "Kupikir kau sudah menikah."

Spontan dia tersipu malu sebelum akhirnya dia tergelak lepas. Aku baru sadar, mungkin sejak dulu aku menginginkan tawanya. Detik ini, aku tidak tahu apa aku masih punya kesempatan untuk itu atau tidak. Aku tidak meminta banyak, berkhayal pun aku tak berani. Aku hanya bisa bilang, aku bersyukur bisa mengeluarkan begitu banyak usaha karena terpicu olehnya. Dia itu spesial. Dia bisa membuatku percaya bahwa aku bisa melakukan hal-hal yang kuanggap tidak bisa. Sosok luar biasa yang aku doakan bisa meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mari berpikir aku akan bahagia jika dia bahagia. Yang jelas, bukan karena aku tertarik padanya. Eh, salah. Yang jelas, ini karena aku tertarik padanya.



Makassar, dalam penyakit ke-ge-er-an egoism penulis
30 Desember 2012 Miladiyah - 16 Safar 1434 Hijriyah
Untuk dan hanya untuk seorang teman di luar sana
Apa benar kau berpikir seperti itu tentangku, eh?
Maaf ya. Aku benar-benar minta maaf.

View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Menjelang Pernikahan


Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakumaa fii khair

Semoga Allah memberikan berkah kepadamu dan memberikan berkah atasmu
serta menyatukan kalian berdua di dalam kebaikan.
Insya Allah. Aamiin.


Makassar, Pangeran Yaris Merah untuk Sleeping Beauty
23 Desember 2012 Miladiyah - 09 Safar 1434 Hijriyah
dr. Ekachaeryanti Zain mendapatkan dr. Indra Sukmana Putra


View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim

pink rose

さいご に わたし は この けんきゅうしつ に うけいれさせて いただいて かんしゃ します。 うれしかった です。 にかげつ ぐらい ここ に たいざい しました。 けんきゅうしつ で たくさん はなし と おもいで が できました。 しょうじき に いって むずかしい ですよ。 はじめて は にほんご が はなせません それに にほん の ぶんか と いんどねしあ の ぶんか が ちがいます ので けんきゅうしつ で なに を すれば いい のか わかりません でした。 でも せんせい と みなさん は たすけて くださいました。 わたし は すこし なれて きました。 よかった です。 にほんじん は とても しんせつ と すごく ていねい と きんべん な ひと です。 にほん は すごい ですよ。

せんせい と みなさん と であえて よかった です。 けんきゅうしつ で べんきょうしたい です。 じゃ がんばりましょう! もっと もっと けんきゅうして ください。 もちろん わたし は にほんご が もっと べんきょうします。 たいへん おせわ に なりました。 どうも ありがとう ございました。

Saigo ni, watashi wa kono kenkyushitsu ni ukeiresasete itadaite, kansha shimasu. Ureshikatta desu, ni ka getsu gurai koko ni taizai shimashita. Kenkyushitsu de takusan hanashi to omoide ga dekimashita. Shoujiki ni itte, muzukashii desu yo. Hajimete wa nihon go ga hanasemasen sore ni nihon no bunka to Indonesia no bunka ga chigaimasu node kenkyushitsu de nani o sureba ii no ka wakarimasen deshita. Demo sensei to mina-san wa tasukete kudasaimashita. Watashi wa sukoshi narete kimashita. Yokatta desu. Nihon jin wa totemo shinsetsu to sugoku teinei to kinben na hito desu. Nihon wa sugoi desu yo.

Sensei to mina-san to deaete yokatta desu. Kono kenkyushitsu de mata benkyoushitai desu. Jya, Gambarimashou! Motto motto kenkyushite kudasai. Mochiron watashi wa nihon go ga motto benkyoushimasu. Taihen osewa ni narimashita. Doumo arigatou gozaimashita.


タンポポ - (*^o^*) - December 2012
Pesan Kesan untuk Sekiya Lab saat Farewell Party.
Bagiku kenangannya seperti mawar pink, manis sekali.

View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim

shinkansen tokyo - homing

Abdullah bin Mubarak berkata,
Kulihat dosa-dosa itu mematikan hati
Membiasakannya mengakibatkan kehinaan
Meninggalkannya adalah kehidupan bagi hati
Selalu menjauhinya adalah yang terbaik bagi Anda


Makassar, I'm here, at home sweet home, looking for me?
12 Desember 2012 Miladiyah / 28 Muharram 1434 Hijriyah


View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim

S-Lab Member
S-Lab Members

Hi Maya,
Did you have a good time in JAPAN? If "yes", it is very happy for me.
It is also good opportunity for my laboratory students to make great friendships with you.
I hope that you'll let your Indonesian friends know the Japanese cultures.
I look forward to your coming back Chiba University as a Ph.D student!

Cheer,
Hiroo

❤❤❤


マヤちゃん
We met just over a month.
I will always remember your smile.
Just wishing you good luck!

From : Ma Jing

❤❤❤

Dear Maya,
I really appreciate the opportunity to meet and spend the time with you!
Thank you for coming to Sekiya lab. I really hope to see you again!

Your Friend,
Nagashima

Laboratory Seminar

Dear Maya,
This is SANADA. 
I enjoyed studying with you!
I hope to see you again.
I will study hard to fluently for the next time we see.
Darth Vader said, Hi! I'm your father!
Good by!


Dear Maya,
When I heard that the exchange student would join our laboratory, I was very uneasy. It is because I am not good at English. But, since you tried to hear my English, I could talk to you in English. I was also glad that you willingly ate the food (takoyaki, sushi, etc.) which we prepared. It was very fun day while you were here. Don't forget the memories of your stay in Japan. If there is an opportunity, I will go to Indonesia.

Sho Motegi

❤❤❤

道 を 歩まん。
満足 の ゆく。
おもしろく。 こともなき を おもしろき

This is Manzoku,
When there is not any interesting, I think that it will be interesting ... depending on how to hold your heart. Good Bye World!

❤❤❤

I wish you all good fortune and happiness for the future. Take care of yourself.
これから の 人生 に たくさん の 幸 が あります ように!
お元気で。

From : 張 志才

❤❤❤

From majestic mountains and valleys of green, to crystal clear waters so blue, this wish is coming to you. It's joy to know you. Wishing the nicest things always for you, not only today, but all the year through because you are really a joy to know.

史 進


To MAYA
How was your life of Sekiya Laboratory? I'm glad if it was fun for you. You have impressed me by your smile and greeting. When you came in laboratory, you always said "Ohayo Gozaimasu". And when you got home, you always said "Minasan Otsukaresama deshita" with a good smile! It gave me a good impress for you. I never forget that you were a member of the laboratory. I'll see you again someday.

Kazuhide Inoue


Dear Maya,
Two months passed in no time after Maya came to the laboratory. How was the Japanese culture? I'm not good at speaking English but was able to talk with you because you understood it! Thank you! I'll do my best to boost my English communication skill. If there's an opportunity to meet you again, let's chat with me in English fluently. Take Care.

Best Regards,
Shimoyamada Yuta

❤❤❤

Dear Maya,
How was your student life Japan for about two months? I think you was unfamiliar to life in Japan at first. But I think you like the Japanese culture and Chiba through your student life. I was not good at speaking English. But I got a little confident through conversation with MAYA. I think I should tell you more about simulation. We are grateful that encounter with MAYA become a good experience. We look forward to the day we meet again. Good luck with your studies, research and everything.

From Okazawa

❤❤❤

マヤさんへ
Thank you for coming my laboratory! I'm very glad to meet you because there are a few girls in my laboratory :) we made a lot of precious memory. We went to Tokyo, Lunch Meeting, Salmon Party. I can't forget this memory forever. Do you remember? On our way from Tokyo, you give me a charm, "Omamori". I was very surprised! Why did you give me a charm of love!! Ok ... I really wish I'll be able to meet handsome guy who is tall and kind XD. I will treasure not only it, but also the other present from you. And then, I had a good experience to have an Indonesian dishes. You are a cooking expert!! "Enak". Now, I don't believe you soon go home. Please keep in touch even after you go back to Indonesia. I will go to Indonesia next Spring or Summer with Salmon member! Absolutely! Please guide us! See you next time. I hope all of you are happy :D

あみ

❤❤❤

We had short time but we had a great time! Thank you so much.
I wish we had more time. I look forward to seeing you again.

Yuji Ikeda

Japanese Food

Dear Maya
I really appreciate your kindness at a short interval. Maya's presentation was splendid. How was living in Japan? Did you have a good time in Japan? When you come to Japan next, you should after making Japanese study. So you can enjoy Japan more. I'm sorry in poor English.
See you again. Bye-Bye. Fight!

From Takuya Koyanagi


It was a very short period that I was able to meet you, but thank you very much. I wish I talked more with you! Please take care of yourself.

山田 裕太
Yamada Yuta

❤❤❤

マヤさんへ
It was a short time to stay together in Sekiya Laboratory. But I was affected by your presentation in November 30th. At that time, I thought I want to be able to make excellent presentation like Maya-san. And, thank you for your great present! I wish your great performance at Indonesia too.

Kazuhiro Okabe

===========================================================
S-Lab, December 7th, 2012
Indulge in reminiscense, In the end we compromised.
For us, that magic world of childhood has already faded memory.
Nothing ever goes the way one want it to.
===========================================================

Salmon Party
Salmon Club

Thanks for inviting me at your room on December 5th. I had a very good time with you at SALMON PARTY too!!! :D I never forget you forever. I hope we can meet again in Indonesia or Japan Someday!! See you soon!

Hitomi :)

Salmon Club

Maya \(^o^)/
Thank you for coming to my cafe!
I'm sure I'll go to Indonesia next year.
Jumpa lagi!

うっち
Ucchi

❤❤❤

Dear Maya
I am really glad to see you. You are so friendly that it is easy and so fun to talk with you. You should start Facebook to keep in touch with each other. When we go Indonesia, please meet us and let us stay at your house! ^^ I want to eat your dishes because next is your turn to make dishes for us! See you next time. Good Luck!

Hiraku

===========================================================
Salmon Club, December 4th, 2012
Memories are what warm you up from the inside.
But actually they are also what tear you apart.
Nothing is ever really lost to us as long as we remember it.
===========================================================
View Post
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Awal mula bertemu denganmu, tengah hari ketika daun-daun masih menghijau di pucuknya. Ya, ketika aku pertama kali menginjakkan kaki di Sekiya Laboratory, awal November, awal musim gugur. Entah kau masih mengingatnya atau tidak, waktu itu kau memasuki ruangan dengan wajah tertunduk. Saat menengadah, kau terkejut melihatku berdiri di hadapanmu. Terbata-bata, aku memperkenalkan diri. Kau pun tersenyum seraya menyebutkan nama. Kikuk menghampiriku, maaf ya, sekilas hampir saja aku salah mengenali gendermu.

Suram, kata itu berhasil naik di urutan pertama untuk menggambarkan dirimu. Bukan apanya, setiap hari aku mencuri pandang melihatmu tengah mengacak-acak rambut dengan gusar. Sesulit itukah penelitian yang kau lakukan? Well, tema kita memang berbeda. Tentunya aku sama sekali tidak mengerti dengan rangkaian elektronik daya yang kau rancang. Tapi bukan berarti kerutan demi kerutan harus selalu terlukis di dahimu kan? Aku tidak tahu ada apa denganku, hanya saja aku begitu ingin mengenalmu lebih dekat. Sayangnya wajah seriusmu membuatku tak bisa mendekat. Apalagi, kau itu suka menghindar ya?

Ah-hh, kau akhirnya mengajakku bicara. Walau aku tahu, kau melakukannya karena sensei yang meminta. Hu um, sensei pengen aku diajak ke CEATEC alias Combined Exhibition of Advanced Technologies di Makuhari Messe. Kau pun menyesuaikan diri dengan jadwal akhir pekanku. Dan saat ke pameran teknologi itu, aku benar-benar kagok berada di sampingmu. Tata bahasaku seketika hancur blepotan, tak tahu harus berkata apa. Dari yang tidak pernah ngobrol, malah harus menghabiskan waktu bersama. Coba katakan bagaimana aku harus memulai percakapan denganmu? Eh tapi dengan santai, kau berhasil mencairkan kekakuan dengan menuntunku memutari pameran. Yang lebih hebat lagi, hari itu aku mendapatkan senyum pertamamu. Waw, manis sekali.

Senyum Momiji Merekah
Senyum pertamamu, semerah momiji yang bermekaran.

Hari selanjutnya, welcome party diadakan untukku. Dengan cool, kau memilih meja yang terjauh. Padahal aku pengen ngobrol denganmu. Aku cemberut. Parahnya itu tidak terjadi sekali saja. Kau benar-benar suka menyendiri ya? Saat laboratory seminar pun kau memilih tempat tersudut. Aku menghela napas. Kalau begini caranya, gimana aku bisa mengajakmu makan siang bareng? Ugh, ayolah aku butuh kesempatan. Kalau kesempatan itu tidak datang, berarti aku yang harus menciptakannya sendiri. Baiklah, aku akan berusaha duduk di sampingmu pekan depan. Lihat saja, aku bertekad kau akan mengakui keberadaanku.

Lalu laboratory dinner yang dilaksanakan sebulan sekali, diadakan di sebuah restoran keluarga. Tak kuduga, teman-teman merancang agar kau duduk di sampingku. Aku senang sekali. Malam itu aku bisa ngobrol denganmu tanpa beban. Aku pun bisa mengetahui banyak hal tentangmu. Tahukah kau? Reaksimu ketika salah tingkah begitu lucu. Dan sensei berhasil mengeluarkan tawamu, sampai-sampai aura keseriusan lenyap dari bayangmu. Di antara tawa itu, tiba-tiba kau dengan lembut bertanya tempat apa saja yang ingin aku kunjungi. Katamu, kau akan menemaniku ke sana. Menemaniku kemanapun aku ingin pergi. Aku sempat bengong, tak percaya dengan apa yang kudengar. Dalam hati aku menjerit kegirangan. Gyaaa, apa ini magic dari sensei?!

Chiba Daisai
Festival Daisai.
Di Festival Daisai, aku menggosok mataku, tidak yakin sosok yang kulihat itu adalah dirimu. Ya, kau yang berkemeja rapi, lengkap dengan jas dan pantofel. Ragu menghadang, aku tak berani menyapamu. Aku hanya diam dan melihatmu berlalu pergi. Eh, tiba-tiba kau melintas lagi di hadapanku untuk yang kedua kalinya. Hahaha, aku bisa gila. Kalau ini bukan takdir, lalu apa namanya? Aku melepas celemek dan menghambur keluar dari stand Indonesia yang tengah menjual sate kambing, soto, pisang goreng dan risoles. Tanpa peduli dengan orang-orang di sekelilingmu, aku datang menghampirimu. Aku memegang lenganmu, kau terkejut, raut wajahmu melukiskan rona yang sama ketika kau pertama kali bertemu denganku. Ah, tidak! Tatapanmu kini lebih menghangat. Kau pun sudah tidak sungkan lagi melontar senyum padaku. Tergesa-gesa, kau menjelaskan tugasmu sebagai panitia Mr. & Ms. Contest yang super padat hari ini. Esok hari adalah waktu bebasmu. Jadi kau memintaku untuk menunggumu besok. Ya, untuk menikmati festival daisai bersama. Lagi-lagi aku takjub, tak menyangka kau mengajakku. Padahal di sini tidak ada sensei.

Welcome party Sannensee
Welcome party sannensee.
Satu bulan berlalu, laboratorium kedatangan mahasiswa tingkat tiga yang akan memulai penelitian bersama. Welcome party pun diadakan di rumah makan depan stasiun Nishi Chiba. Senangnya, tanpa aba-aba kau langsung duduk di sampingku. Ehem, ternyata berkeliling bersama di Festival Daisai benar-benar ampuh mendekatkanku padamu. Kabar baiknya, kali ini aku bisa merasakan getar hatimu ketika tertawa. Bahkan kau mulai bercerita padaku tentang dirimu, tentang hal-hal yang kau sukai dan tentang hal-hal yang tidak kau sukai. Mencengangkan! Setelah tiga jam, akhirnya welcome party usai. Larut malam pun menghampiri. Gerak-gerikmu begitu gelisah ketika tahu aku pulang ke asrama sendirian dengan berjalan kaki. Kau lalu bertanya pada teman-teman siapa gerangan yang bisa mengantarku pulang. Dan saat kau tak menemukan seorang pun, kau mengajukan diri menemaniku berjalan kaki sambil menenteng sepeda. Aku tersenyum penuh terima kasih. Malam itu aku benar-benar menemukan sisi lain dirimu. Satu jam berjalan di sampingmu membuatku sadar bahwa kau bukanlah sosok yang tak bisa kujangkau. Aku bersyukur kau yang mengantarku pulang malam ini. Karenanya aku bisa tahu kalau kau itu sosok yang rapuh, ceroboh, perhatian dan hangat.

Odaiba at night
Odaiba dengan gemerlap lampu.
Hey, kau menepati janji untuk menemaniku ke Asakusa! Aku sudah merasa ini bukan karena permintaan sensei lagi. Toh pagi hari, hujan deras mengguyur Senso ji. Namun kau tetap setia memberitahuku hal-hal yang dilakukan orang Jepang ketika ke kuil. Kau sangat paham aku berbeda, aku memeluk Islam dan aku tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya. Kau menghormati diriku dan agamaku. Aku jadi merasa nyaman berada di dekatmu. Selain Asakusa, tempat-tempat menarik lainnya pun dikunjungi seharian penuh. Melanglangbuana ke Shibuya, Omotesando dan Odaiba. Bahkan sampai dinner takoyaki, kehujanan di rainbow bridge dan ketiduran di kereta. Menyenangkan sekali. Sebelum beranjak pulang ke rumah masing-masing, aku memberikan bungkusan putih padamu. Asli, aku gugup setengah mati. Aku memberikan souvenir yang kau sarankan membelinya ketika singgah di Asakusa Kannon Temple tadi. Ada apa denganku, kenapa nggak bisa ngasih dengan normal sih? Ah, kau tersenyum menerimanya. Hahaha, aku terlihat bodoh sekali. Maaf ya, aku tidak tahu bagaimana cara berteman dengan baik. Terlalu banyak kekhawatiran akan perbedaan budaya, takut kau tersinggung, cemas kau tak suka, resah bila aku menyalahi adat dan lain sebagainya. Aku tidak meminta banyak darimu. Paling tidak, aku berharap kau tidak menganggapku aneh. Tapi kalau mau ngatain norak, nggak apa kok hehehe, yang penting jangan menghindariku.

Salmon Club
At salmon party. Guess, where you are? LoL.
Esok harinya, kau menyapaku duluan. Aku tidak mimpi kan? Ya, aku yakin sedang tidak tidur. Tadi kau memanggil namaku. Keren, kau mengajakku makan siang bareng. Hatiku meleleh. Kau bilang ingin sekali makan ikan segar dan merekomendasikan restoran enak favoritmu. Aku tidak tahu apa yang tengah terjadi tapi kau tampak begitu ceria. Sampai-sampai aku tidak menemukan aura suram yang pernah tampak pada dirimu. Makan siang berdua yang begitu mengagumkan. Apalagi hari-hari setelahnya, kau memperkenalkanku pada teman-teman klubmu. Aku bertemu dengan orang-orang yang selalu hang out bareng denganmu. Kau pun tak risih memasukkanku ke dalam lingkaran persahabatanmu. Tiba-tiba saja aku merasa telah menjadi bagian dari hidupmu. Kau tahu? Salah satu targetku selama di Negeri Sakura adalah dianggap sebagai teman yang benar-benar bukan basa-basi. Dan itu terwujud ketika bersamamu. Entah bagaimana menyampaikan rasa ini, aku sungguh berterima kasih.

Eeeh- aku mendapat teguran karena akrab denganmu. Seseorang melihatku berjalan bersamamu tempo hari. Waktu itu aku tengah menggandeng lenganmu, katanya. Dia bertanya-tanya, mengapa aku bisa bertindak sekacau itu. Aku sadar, dia pasti melihat adegan itu saat Festival Daisai. Seperti benang kusut, aku rasa ada yang salah di sini. Aku pun mengajakmu bertemu dengan dia. Seseorang yang kemungkinan besar salah mengenali gendermu karena penglihatan sekilas. Wajar saja, dengan rambut bob sebahu, tubuh semampai dengan tinggi badan 165 sentimeter dan raut wajah yang tegas, kau tampak begitu maskulin. Padahal kau nyata seorang perempuan, manis pula. Satu-satunya teman perempuanku di laboratorium. Satu-satunya orang yang gencar aku dekati. Satu-satunya teman pertamaku yang berharga di Jepang. Satu-satunya putri yang kutemukan di Negeri Sakura. Ya, Putri Sakura yang mencelupkanku ke dunianya, membantuku berdiri dan membuatku merasa seperti seorang putri pula. Hey Putri Sakura, aku menemukanmu!


Kokusai-koryu-kaikan, Sepenuh hati dan terima kasih
1 Desember 2012 Miladiyah - 16 Muharram 1434 Hijriyah
Untuk dan hanya untuk  亜美ちゃん。ありがとう ね!

View Post