Bismillah

bulan yang bercahaya
It's Supermoon on The Top of My Home

Malam itu peri cahaya mendapat panggilan ke istana langit. Tanpa pikir panjang, dia segera menemui peri langit. Gyut! Dekapan erat serta merta menyambut kedatangannya. Sedikit gemas, peri langit mencubit pipinya, "Kau tidak apa-apa?"

Peri cahaya mengangkat alis, "Memangnya aku kenapa?" Terbata-bata, peri langit menjawab, "Tidakkah pernikahan peri bumi dan gadis bunga mengagetkanmu? Jangan disembunyikan, kau dan gadis bunga berteman akrab, kan? Dan oh-hh, aku tidak menyangka, kau menghadiri resepsi pernikahan mereka!"

Peri langit menatap peri cahaya yang kini terpaku diam. Bisa terlihat dengan jelas, wajahnya meraut sejuta pikiran. Entah berapa lama waktu seakan berhenti berdetak sampai akhirnya dia mampu bersuara, "Apa maksudmu? Pernikahan peri bumi katamu?"

Ctak! Emosi tak percaya hampir meledak kalau saja peri langit tidak mengenali rona bingung di mata peri cahaya. Setelah menghela nafas, peri langit mendekat ke telinganya, berbisik dan bercerita panjang lebar.

"Jadi maksudmu gadis bunga sahabatku menikah dengan pribumi yang itu? Tunggu, yang resepsi pernikahannya di istana musim semi sekitar empat bulan lalu?"

Huruf O menempel ketat di bibir peri langit, "Bukankah dari tadi aku sudah mengatakannya dengan jelas? Eh, bagaimana mungkin kau tidak mengenalinya ketika melihat undangan mereka?!"

"Walaupun aku membaca ratusan kali undangan pernikahan tersebut, aku tidak akan pernah menyadarinya. Bagaimana aku tahu? Aku tidak pernah tahu nama aslinya."

"Kau tidak sadar...(!?) Lalu apa yang kau lakukan saat ke resepsi pernikahan mereka?"

Giliran peri cahaya yang membulatkan bibir, "Ehem, aku bukan tipe nona penggosip yang akan berbaur dan mencari tahu siapa, darimana dan bagaimana gerangan mempelai laki-laki. Plus, tidak ada alasan bagiku untuk mengintip ke balik hijab dan melihat rupanya. Ya Allah, aku belum gila. Tamu laki-laki dan perempuan dipisah, ingat?"

Peri langit menepuk dahi lalu tertawa geli. Kau tahu, tawa itu mudah menular. Sekejap, peri cahaya pun larut dalam tawa, dia berseru "Aku pikir ada masalah apa, ternyata kau hanya kesal karena tidak bisa melihat bumi yang bercahaya kan?"

Peri langit murung, "Sejujurnya, iya. Ah-hh, aku bisa insomnia mengingat kusutnya benang merah di antara kalian. Tapi bagaimanapun juga, bumi yang bercahaya tidak tertulis di dalam Lauh Mahfuzh jadi seberapa besar pun keinginanku mempersatukan kalian, yang namanya tidak jodoh ya tidak jodoh."

"Semua terjadi untuk yang terbaik. Tenang saja, keinginanmu akan terkabul tetapi dalam wujud yang berbeda InsyaAllah. Memangnya di dunia ini hanya ada satu pribumi? Atau, tidakkah kau tertarik melihat langit yang bercahaya?" Senyum manis mengembang di bibir peri cahaya.

"Huh, aku tidak punya kandidat pangeran langit. Eh, bagaimana kalau bulan yang bercahaya? Aku tahu---" Peri cahaya dengan lihai membungkam mulut peri langit. Dia menempelkan keningnya di kening peri langit, "Pssttt, aku pulang ya! Hampir lupa, salam sayangku untuk bayi mungilmu. Dan kusarankan, sebaiknya kau pensiun dari profesi mak comblang!"

Cepat-cepat, peri cahaya terbang menembus awan-awan putih. Setelah kediaman peri langit tak terlihat lagi, sesaat dia merasakan sesak di dadanya. Lalu aliran bak air terjun hanyut di matanya. Ada rasa lega tak terlukiskan di sana. Ada asa gemerlap terlukiskan di sana. Patah hati? Jangan bercanda.

View Post
Bismillah
Best Inspirator Award
Gold Inspirator Award

Alhamdulillah... Tabaarakallahu Ta'ala...
Suatu siang aku mengecek data statistik blog Kemilau Cahaya Emas. Ng, di bagian Traffic Source ada alamat blog yang tidak kukenal tetapi mencantumkan link blogku. Penasaran, aku membuka laman tersebut dan eng-ing-eng! Aku dapat award. Eh, award? Dari blog yang sebelumnya tidak pernah kuketahui keberadaannya...(?) Iya, award! Unbelievable. Maksudku, aku tidak menyangka hal seperti ini terjadi. Ya Allah Ya Rabb, Best Inspirators Award by Begawan Ariyanta.

Award yang bertitel Gold Inspirators Award ini diberikan sebagai tanda penghargaan dan terima kasih kepada orang-orang yang telah menginspirasi Begawan Ariyanta secara pribadi untuk mengelola blog barunya menjadi lebih baik, enak dilihat dan berbobot tulisannya. Ehem, dari pelosok dunia blogger, Kemilau Cahaya Emas adalah salah satu blog yang sempat dikunjungi dan berhasil menginspirasinya.

MasyaAllah, aku terharu sekali. Ah, sempat speechless dan dag dig dug! Habisnya ada pengunjung yang menyukai blogku saja sudah membuatku bersyukur, apalagi ini dikatakan sebagai penginspirasi. Dan lebih terpananya lagi, aku disandingkan dengan para tetua blogger yang sudah makan asam garam blog dan nyata aura inspiratornya. Emm, kupikir justru blog Begawan Ariyanta yang menginspirasi. Subhanallah, bukan pekerjaan mudah mendesain award, memilih blogger yang akan mendapatkan award dan menuliskan hal itu secara jujur dan terbuka. You are really something, big thanks!

Pesan Award ini adalah harapan semoga blog Kemilau Cahaya Emas akan terus menginspirasi banyak orang, semakin baik hari demi hari hingga orang-orang akan menyebutnya "Best of the Best Inspirator" InsyaAllah. Aamiin Yaa Rabb.

Hey, ini tidak hanya berlaku untukku saja loh, untukmu juga! Kamu siapa? Yaa, kamu kamu kamu \(^o^)/ para blogger!

:: salam award ::
View Post
Bismillah

Aloha! Huplaaaa  (´・_・`)/  tuing-tuing-tuing, ini waktunya mengerjakan Pe-eR. Ya Allah, jika Pe-eR ini adalah makanan maka pastilah sudah membusuk. Soalnya ini Pe-eR yang kuperoleh dari Shine Fikri Desember 2011 lalu. Ck, aku baru mengerjakannya...(?!) ∑(o_O;) Hiks! Walau begitu, aku tetap mengerjakannya dengan sungguh-sungguh kok #writing mode : on. Bagian terserunya adalah di akhir postingan, aku akan memberikan Pe-eR ini kepada teman blogger yang lainnya. Ohohoho, namanya saja Tulisan Berantai. Yaa harus berentetan. Lalu, ini Pe-eR apa?

Ehem seperti judulnya, Topsy Kretts a.k.a Top sy Kretts also known as Top Sykretts alias Top Secrets berarti rahasia-rahasia utama. Then how to write? This is the rule. Ceritakan tentang lima benda super rahasia yang dimiliki. Terserah mau benda atau barang apa saja yang penting punya nilai surprise yang tinggi. Ha-ha-ha  ᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ  edisi pembongkaran jati diri dimulai!

Lima Benda Super Rahasia Milik Putri Cahaya
1. My Dear Diary
Buku Harian
Buku Harian
Aku suka sekali menulis. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, aku sudah memiliki Buku Harian. Jika  dikumpulkan semua, jadinya terlihat lusinan buku warna-warni penuh coretan. Dan ketika aku membacanya ulang, oh no! MasyaAllah, isinya benar-benar aneh bin ajaib. Aku begitu heran kenapa aku bisa menulis begini dan begitu yang sama sekali tidak penting. Masa aku sampai telaten menuliskan secara detail apakah hari ini cerah, mendung atau hujan. Hauoh, belum lagi aku menuliskan apa warna kaos kaki dan gaya rambut temanku(;¬_¬) parah kuadrat. Jangan tanya nama siapa saja yang tertera di sana. Dibanding buku harian, itu lebih mirip buku absensi. Hahahaha. Saat ini pun aku masih menulis di buku harian. Hanya saja mungkin isinya sudah bisa kukatakan lumayan penting. Semoga. Well, this is my dear diary. Psstt, rahasia pertamaku.

2. Letter to My Heart
Surat
Surat Sahabat Pena
Aku suka berteman, tak peduli seberapa jauh jarak yang terbentang ( 。・_・。)人(。・_・。 ) Toh ada yang namanya surat-menyurat. Kuno banget ya? Emm, nggak juga. Soalnya waktu aku masih di bangku sekolah dasar kan handphone dan laptop masih barang mahal bin langka. Jadilah surat sebagai media utama yang menawan. Beberapa di antaranya ada sahabat pena yang hanya aku kenal di dunia maya. Beberapa yang lain merupakan teman-teman sekolahku. Maklum, aku ini manusia nomaden yang sering pindah sekolah. Saking sukanya mendapat surat, aku bahkan pernah memasukkan biodataku di salah satu majalah korespondensi sehingga surat-surat pun berdatangan ke rumahku. Sampai sekarang aku masih sering membuat surat. Sensasi menulis di sebuah kertas surat lalu melipatnya dalam amplop itu luar biasa menyenangkan, Subhanallah! Well, this is letter to my heart. Psstt, rahasia keduaku.

3. N for Nice Notes
Nice Notes
Buku Catatan
Aku suka mencatat. Eh bukan berarti aku punya tulisan yang bagus. Yang aku maksud di sini adalah aku suka mencatat di buku khusus yang dibungkus dengan sampul polos (ღ˘⌣˘ღ) MasyaAllah, waktu sekolah dasar dulu, Mama yang selalu membungkus buku-buku tugas sekolahku. Kebiasaan itu berurat akar semasa sekolah bahkan sampai kuliah. Sekarang pun aku masih memberi sampul untuk buku catatanku dan menuliskan label di depan buku tersebut. Entah kenapa aku tidak nyaman menggunakan sebuah buku tebal yang dipakai untuk menulis beragam catatan. Aku pikir satu buku untuk satu atau dua jenis catatan itu sudah begitu kompleks, apalagi kalau lebih dari itu. Lucu ya? Aku tahu, beberapa teman mengatakan aku terlalu kaku dan tidak fleksibel. Mau bagaimana lagi? Aku suka. Well, this is N for nice notes. Psstt, rahasia ketigaku.

4. Pinky Girly Umbrella
Payung Pink
Payung Pink Transparan
Aku suka hujan. Namun aku memakai payung ketika hujan turun. Soalnya kalau tidak, hujan akan membuatku demam. Lalu wajahku akan mengepul merah muda seperti warna payung kesukaanku. Ya Allah Ya Rabb, aku sampai tiga kali membeli payung yang serupa. Padahal ini hanya payung plastik transparan yang berwarna pink. Hey, itu bukan hanya padahal (。♥‿♥。) Itu sesuatu! Pertama kali memiliki payung nona-nona manis ini, aku begitu girang. Sayangnya payung itu rusak karena dipreteli anak-anak kecil. Huh, plastik memang tidak tahan banting. Lalu aku membeli lagi payung baru, eh nggak tahunya payungnya hilang. Tak menyerah, akhirnya aku membeli payung serupa lagi. Kali ini ketika aku memakainya aku menikmati tiap detik kebersamaan itu. Nah, ketika kau melihat seorang bidadari memakai payung pink, cobalah menegurnya. Mungkin itu aku #gedubrak! Well, this is pinky girly umbrella. Psstt, rahasia keempatku.`ヽ`、、ヽ`ヽ`、ヽ Payungku jangan terbang (ノ;Д;)ノ `、、ヽ` ☂ ヽ`、ヽ``、ヽ

5. Sweety on My Hand
sweety things
Gelang Manis
Aku suka manis. Di antara aksesoris yang manis misalnya kalung, gelang ataupun cincin, aku lebih tertarik dengan gelang. Sebenarnya kebanyakan gelang yang kumiliki itu adalah oleh-oleh dari tanah suci nan penuh berkah (ノ^o^)ノ Tabaarakallahu Ta'ala. Faktanya, aku tidak pernah membelinya sendiri. Lihat deh, warnanya beraneka ragam bahkan bisa masuk kategori norak. Tapi Mama menjamin, tanganku terlihat manis ketika memakainya. Yaa, sekali-kali dipakai deh kalau begitu. Hohoho walau kebanyakan gelang-gelang itu hanya dibaluti debu yang semakin tebal di kotak penyimpanan. Ehm, ketika memakainya aku merasa manis. Well, this is sweety on my hand. Psstt, rahasia kelimaku.

Alhamdulillah, Pe-eR ini sudah selesai aku kerjakan. Ini waktunya ( ^o^)ノ ...…___o dukk dukk bedebuukk menggelindingkan bola Tulisan Berantai kepada teman-teman blogger. Sayangnya, aku hanya bisa memilih lima blogger saja. Haudeh, kenapa hanya lima...(?!) Nyooo <(ー△ー;) peraturannya seperti itu sih, tak apalah.

Lima Blogger Penerima Tulisan Berantai : Topsy Kretts
  1. Ririe Khayan ~ Kidung Kinanthi
  2. Nhihis ~ Ekspresikan Ceriamu!
  3. NF ~ Welcome To My Zone
  4. Alaika Abdullah ~ My Virtual Corner
  5. Eksak ~ Kendal Extrem Spiritual Student Ecosystem
Nah, bagi yang tertera namanya di atas, silakan membungkus pulang Tulisan Berantai ini. Dikerjakan ya! Aku memaksa dengan penuh harap. Tidak perlu tergesa-gesa. Fokus, santai lalu tuliskan rahasiamu. Ya ya ya ya  (・_・”)/\(・_・”) ha-ha-ha!

Bagi yang tidak mendapatkannya, you're lucky today! Aku masih punya tulisan berantai lainnya. Nantikan saja jadwal tayangnya #syalalala ヽ(^▽^)人(^▽^)人(^▽^)ノ aku si pembongkar rahasia. Sudah ya!

.:: salam tulisan berantai ::.
View Post
Bismillah

"Hari ini mungkin terakhir kalinya kita melihat Kak Fash. Beliau akan meninggalkan kota Makassar, menemani sang suami yang akan berdakwah di pelosok pulau Sumatera. Mau ikut mengantar?"

Keberangkatan

Pagi-pagi buta, sms dari Akhwat Pejuang itu mematri rasa sendu di hatiku. Sedikit tidak percaya, aku membeku di tempat. Kak Fash akan pergi...(?)

Waktu Dhuha, aku bergelut dengan cemas di dalam kelas perkuliahan. Separuh jiwaku memohon agar materinya cepat usai. Sedang separuh jiwa yang lain tetap mengamati proses pengkodean sebuah data biner yang dipaparkan oleh dosen. Aku melirik jam tanganku, aku sudah mengatakan pada Akhwat Pejuang ingin turut mengantar bersama Fatih. Pesawat boarding pukul 14.00 WITA dan itu berarti setidaknya pukul 13.00 WITA kami sudah harus berada di bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Waktu Dhuhur, perkuliahan selesai. Aku tergesa-gesa pamit pada teman-teman sekelas lalu menuju mushalla di koridor teknik, menunaikan shalat Dhuhur. Aku bertemu dengan akhwat yang pipinya memerah jika tersipu malu. Sebut saja, Humairah. Ternyata dia juga ingin mengantar dengan beberapa akhwat yang berkumpul di sekret. Aku berseru, "Aku dan Akhwat Pejuang juga akan pergi. Kenapa tidak ikut dengan kami saja?"

Humairah mencubitku gemas, "Ya Allah, kenapa baru mengatakannya sekarang? Kalau begitu, aku tidak perlu ke sekret lagi." Aku terkikik, "Ayo berangkat!" Humairah menahan lenganku. Aku meminta penjelasan. "Akhwat sms, ternyata pesawatnya boarding pukul 15.00 WITA. Jadi kita masih punya beberapa menit lagi." 

Aku membuang nafas, lega. Sekarang kami tinggal menunggu kedatangan Akhwat Pejuang lalu tancap gas ke bandara. Pukul 14.00 WITA Akhwat Pejuang datang dengan nafas memburu. Aku dan Humairah terheran. Ada apa? Akhwat Pejuang berucap, "Kak Fash sudah check in dari tadi. Pukul 15.00 WITA itu waktu take off pesawat, bukan waktu boarding! Kita harus cepat jika mau bertemu dengan kakak."

Kami bertiga berlari kecil ke parkiran. Akhwat pejuang menepuk bahuku, "Untuk kali ini, perlihatkan kemampuan balapmu." Dadaku berdegup sangat kencang. Ya Allah Ya Rabb, jemariku bergetar memegang kemudi. Fatih, aku percaya padamu. Bawa kami secepat yang kau bisa. Terbanglah!

Fatih melaju di atas 80 km/jam. Bunyi klakson bercampur dengan deru mesin. Aku hanya bisa melontar senyum melihat kepanikan Humairah ketika sesekali jarak Fatih dengan kendaraan lain begitu dekat. Akhwat Pejuang dengan tenang memberi aba-aba dan navigasi sehingga aku tidak kehilangan fokus. Beberapa menit kemudian, aku sadar di belakang Fatih ada sebuah Avanza merah yang meraung lebih ugal-ugalan dibanding Fatih. Humairah memintaku memberi jalan pada Avanza merah itu.

"Jangan-jangan dia juga mau mengejar pesawat?" tanyaku. Tak perlu waktu lama, Avanza merah itu menjawab. Dia benar-benar menukik dan melaju secepat kilat. Aku berusaha mengikuti jalurnya dari belakang. MasyaAllah, dia benar-benar pembuka jalan yang hebat! Akhwat Pejuang mengamati, "Lihat, begitu menyenangkannya jika berjalan beriringan untuk mencapai satu tujuan. Dalam hidup ini, visi yang sama menjadi hal yang utama agar kita bisa tetap bertahan dan berjuang bersama. Saat ini, kita tidak hanya mengejar pesawat. Lebih dari itu, mengejar kebahagiaan."

Aku tertegun, mengiyakan. Semburat malu muncul ketika pikiranku tiba-tiba tersesat ke arah pernikahan. Memang akan sulit jika dua orang yang memiliki tujuan berbeda, hidup berdampingan dalam satu atap. Pikiranku kembali fokus ke jalanan saat memasuki kawasan bandara. Avanza merah itu melaju dua kali lipat dengan tidak adanya kendaraan yang menghalangi. Akhwat Pejuang terperangah, "Mana kecepatanmu, May? Avanza merah itu tidak lagi terlihat di sepanjang mata."

Aku memekik, "Ya Allah, ini sudah di atas 110 km/jam." Humairah memegang sandaran kursi ketika Fatih berbelok ganas di tikungan, "Pelankan sedikit, perutku mual dan rasanya aku ingin muntah. Uhukk!" Aku mempertahankan kecepatan, "Maaf. Maaf. Bertahanlah, beberapa meter lagi kita sampai."

Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Kami tiba di parkiran bandara. Fatih, you're awesome! Pukul 14.30 WITA kami buru-buru ke pelataran. Aku kebingungan mencari tempat keberangkatan. Akhwat Pejuang meledekku yang tersasar padahal sering ke bandara. Aku membela diri, "Pergi ke bandara sebagai pengemudi dan penumpang itu jelas beda." Humairah tertawa lalu menunjuk suatu arah, sepertinya itu arah yang benar menuju terminal keberangkatan.

Lucunya, saat aku berlari bersama Humairah, aku baru menyadari kalau pakaian Humairah sama persis dengan pakaian yang kukenakan. Akhwat pejuang yang berlari di belakang kami berkata kalau kami seperti saudara kembar. Aku tertawa hingga nafasku tercekat lebih cepat. Setiba di terminal keberangkatan, aku masih tersenyum geli. Humairah berujar bahwa orang-orang memasang mata padaku. Aku berdehem, "Kenapa? Aku begitu cantik ya?" Langsung saja Humairah mengetuk kepalaku. Aw, aku menunduk, menahan tawa. Setelah mengatur nafas, mataku beredar mencari sosok Kak Fash. Nihil. Tidak berhasilkah aksi pengejaran kami?

Tahu tidak, mengapa orang-orang suka mengeja kebahagiaan dengan kata mengejar? Aku bingung, apa itu karena orang-orang tahu bahwa kebahagiaan adalah suatu hal yang hanya bisa dikejar dan bukan suatu hal yang bisa diperoleh? Seberapa keras pun kau mengejarnya, kebahagiaan itu akan selalu meninggalkanmu. Benarkah begitu?

Aku melihat raut kecewa di wajah Akhwat Pejuang dan Humairah. Seorang ibu paruh baya mendatangi kami dan mengatakan bahwa Kak Fash akan keluar menemui kami setelah selesai menimbang bagasi. Mengenali bahwa ibu paruh baya itu adalah ibunda kak Fash, seketika wajahku melukis senyuman haru, syukurlah. Beberapa menit kemudian, akhwat yang berkumpul dari sekret pun tiba di bandara. Bersamaan dengan itu, terlihatlah sosok mungil nan manis yang kami nantikan. Kak Fash memperlihatkan wajah berseri-seri yang membuat akhwat semakin trenyuh karenanya. Kak Fash pun memberi wejangan singkat dan memeluk kami satu per satu.

Pukul 15.00 WITA, kami melepas kepergian kak Fash. Aku terus memandangi punggung seorang kakak yang selama ini menyokongku ketika aku terjatuh, seorang kakak yang menggenggam erat tanganku tanpa pernah mau melepaskannya apapun yang terjadi, seorang kakak yang menyemangatiku agar selalu bertahan dan memberikan yang terbaik untuk ummat, seorang kakak yang di saat terakhir berbisik lembut padaku bahwa dia begitu bangga pernah memiliki aku sebagai anggota timnya. 

Selamat Jalan

Air mataku meleleh. Sosok itu telah tertelan pintu kaca. Entah kapan bisa bertemu lagi. Satu tahun? Tiga tahun? Hem, semoga lebih cepat dari itu. Selamat jalan, Kak Fash. Keep on fighting till the end! InsyaAllah kakak bisa, lagipula kakak memiliki pasangan hidup dengan impian yang sama. Kupikir, itu saja sudah cukup untuk mengejar kebahagiaan.

Menurutku, kata mengejar yang disematkan pada kebahagiaan itu berarti menginginkan dengan sungguh-sungguh. Tidak bisa menangkap kebahagiaan? Yang benar saja. Kebahagiaan itu sederhana, tercipta dalam bentuk rasa senang dan atau rasa puas.

Kejarlah kebahagiaan. Jika kau mendapatkannya, rasa senang akan memenuhi hati. Sebaliknya, hanya karena kau tidak mendapatkan apa yang kau inginkan, bukan berarti kau tidak mendapatkan kebahagiaan. Bukankah begitu? Tanpa disadari, kebahagiaan itu tetap ada walau sekalipun terbungkus kesedihan yang begitu dalam. Ya, satu senti kebahagiaan. Untuk merasakannya, rasa syukur atas setiap nikmat yang diperoleh haruslah tertanam di hati. Aku tahu, rasa puas itu tak akan mampu menimbun segala kemauan bani Adam. Namun setidaknya, ketika kau merasa cukup akan sesuatu, itu akan lebih bahagia. Percayalah!

Seperti hari ini -jujur saja- di hatiku terbuka sebuah lubang duka. Melihat kepergian seseorang yang disayangi itu begitu berat. Akan tetapi aku tetap bisa merasakan suka. Aku bersyukur masih bisa mengantar dirinya. Aku senang bisa melawan rasa takut untuk mengemudi di atas kecepatan rata-rata dan itu untuk dirinya. Subhanallah!

It was right then I started thinking about
Thomas Jefferson on the Declaration of Independence
and the part about our right to life, liberty, and the pursuit of happiness. 
And I remember thinking how did he know to put the pursuit part in there?
That maybe happiness is something that we can only pursue and maybe
we can actually never have it. No matter what. How did he know that?
__________________The Pursuit of Happyness____________________
View Post
Bismillah

Kebesaran Allah Ta'ala


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Sallam bersabda,

”Tidak ada sebuah kaum duduk dalam suatu majelis dan mereka tidak menyebut nama Allah, kecuali mereka merasa merugi. Tidak ada seorang pun berjalan di tengah jalan dan ia tidak menyebut nama Allah kecuali ia merasa merugi. Tidak ada seorang pun pergi ke tempat tidurnya dan ia tidak menyebut nama Allah kecuali ia merugi.”

(HR. Ahmad)
View Post
Bismilah

Sepuluh tahun lalu, aku menganggap diriku lebih dewasa dari siapapun. Aku mampu memecahkan soal persamaan trigonometri, piawai menulis kosakata dalam Bahasa Inggris, tahu bahwa kilat lebih dulu terlihat dibanding terdengarnya guruh karena kecepatan cahaya 882.352,9412 kali kecepatan bunyi. Aku beranggapan bahwa tak ada hal yang tak kuketahui. Kehidupan yang benar-benar membosankan.

"Oi, pasti kamu pelakunya!"

Aku menengadahkan wajah dari buku di tanganku. Sebelum sempat merespon, teman-teman sekelas sudah terlebih dahulu menjadikanku titik pusat kerumunan. Beberapa anak perempuan menangis sesenggukan. Aku mengernyit, "Apa sih?"

"Perhiasan milik anak-anak perempuan yang diletakkan di atas meja -hilang- sewaktu jam pelajaran olahraga. Orang pertama yang kembali ke kelas, kamu kan?"

Setengah cuek aku menjawab, "Salah! Bukan aku pencurinya!" Aku memalingkan wajah, tiba-tiba kerah seragamku ditarik ke atas. Bukk!! Bukan, itu bukan suara bogem mentah melainkan bunyi sapu yang dipukulkan ke meja. Dia -yang mengheningkan situasi dengan sapu- mendesak maju ke dalam kerumunan, "Apa-apaan ini? Kenapa malah mencurigai teman sendiri?!"

"Lalu siapa yang mengambilnya?" Satu suara muncul, tidak terima.
"Akan kutemukan...!! Aku akan menemukan pencuri sebenarnya!"
"Kalau nggak ketemu, kamu akan dibotaki loh!" Suara lain muncul dari kerumunan.
"Nah, kalau ketemu? Siapkan permintaan maaf super spesial dari kalian!" 

Aku memandang dia yang kini mengembangkan senyum. Itulah pertama kali otakku merekam tentang dirimu. Kau membuat huruf V dengan jari tengah dan telunjuk. Victory, huh? Aku tidak habis pikir, urusan orang lain biarkan saja kenapa? Anak aneh.

Tak tahunya di rumah ada kejadian yang membuatku lebih gusar. Tepat pukul 8 malam teleponku terus berdering menanyakan hal yang sama, keberadaanmu. Jelas saja aku tidak tahu apa yang sedang kau lakukan di luar sana. Ini benar-benar tidak ada hubungannya denganku. Eh, tunggu. Jangan-jangan kau...(?) Masa sih?

Aku berlari menyusuri koridor sekolah. Aku membuka pintu kelas dengan tergesa. Kosong, ruang kelas itu hanya berpenghunikan bayangan rembulan. Sedikit lega. Eh? Sesuatu melompat keluar dari arah meja guru. Trak! Trak! Gedubrak!

"M-a-l-i-n-g-!"

Matamu terantuk di mataku. "Loh, kamu?" Kau terkekeh. Aku masih mengatur nafas, kaget. Aku memicingkan mata, "Sulit dipercaya. Jadi kau mendekam di sini?"

Kau cemberut, "Kenapa? Pencurinya pasti datang! Lihat, aku meletakkan perhiasanku di atas meja sebagai jebakan."  Aku menghela napas, "Yang benar saja, kenapa bertindak begitu gegabah? Lagipula ini urusan orang lain."

"Orang lain?"

"Nggak pernah baca kamus ya? Orang lain, (1) orang yang bukan saudara, (2) orang yang tidak ada hubungannya, (3) orang selain diri sendiri."

"Kamu ini ngomong apaan sih? Ehem, tadi pagi kamu bilang bukan pelakunya kan? Makanya aku ingin menemukan kebenarannya. Karena aku percaya padamu." Deg! Jantungku berdegup kencang. Ada apa denganku?

Trang! Srak! Srak! Sesuatu muncul dari balik jendela dan mendekati meja yang diletakkan perhiasan di atasnya. Sigap, kau melompat dan mengacungkan sapu. Koaaak! Koaakk! Eh, gagak?

Aku berseru, "Tak heran, gagak memang punya kebiasaan mengumpulkan benda yang berkilau." Kau mengangguk pelan lalu mengejar gagak yang terbang ke sebuah pohon. Tanpa aba-aba, kau memanjat. Aku mengikutimu dari belakang. Semenit kemudian kau menemukan sarang gagak tersebut, "Uwaaaa! Lihat ini, isi sarangnya malah benda berkilau semua. Perhiasan teman-teman juga ada! Tuh kan, bukan kamu pelakunya. Syukurlah aku tidak jadi dibotak."

because of you
Hello Dear!
(c) Enakei
Aku tertawa lepas, "Kamu ini ada-ada saja! Tidak takut dimarahi? Ayo pulang!"

Kau menatapku, "Mama pernah bilang, saat pertama kali melihat atau mengetahui sesuatu, saat itu sangat berharga. Dimarahi sekalipun aku tidak peduli, karena hari ini aku bisa melihat tawamu untuk yang pertama kalinya."

Deg! Sepertinya aku demam. Mendadak aku merasakan panas di wajahku. Aku menutup mata tetapi rasanya tenggorokanku semakin tercekat dengan nafas yang memburu. Aku lalu membuka mata lebar-lebar dan mengalihkan pandang ke langit. Whoaa! Bintang bertaburan dengan sangat indahnya. Seakan tanganku mampu menggapainya. Aku tercengang. Aku tidak tahu kalau langit malam begitu memesona.

Apa kau tahu? Karena dirimu, kehidupanku menjadi sedikit lebih menarik. Tadinya kupikir tak ada yang tak kuketahui di dunia ini. Ternyata, masih banyak sekali yang belum kuketahui. Alhasil egoku runtuh ketika menyadari fakta bahwa di bumi ini ada yang namanya bodoh. Dan aku menjadi bagian dari ketidaktahuan yang akhirnya menemukan hal-hal baru di setiap waktu. Iya, masih banyak hal menyenangkan yang belum kuketahui. Mengejutkan. Debaran tak tertahankan, rindu yang menggelisahkan, bahkan perasaan ini juga, semua kau yang mengajari.

---------------------------
Juunikyuu de Tsukamaete
The first case of us
(c) NA 2001

View Post
Bismillah

Digiscrapbook alias Digital Scrapbooking is just another form of capturing & preserving your memories. You use a graphic or photo editing program to design your pages.
(Two Peas in a Bucket)

design digiscrapbook
Digiscrapbook (c) Mayya 2012

Pernahkah mengedit suatu foto dalam desain tatanan buku yang memesona? Jujur saja, aku tidak pernah. Jangankan membuatnya, untuk membayangkannya saja tidak. Aku tidak terlahir dengan bakat desain makanya aku kagum sekali dengan orang-orang yang begitu piawai merancang motif dan memadu-padankannya. MasyaAllah, Tabaarakallahu Ta'ala. Salah satunya adalah Mayya pemilik blog Morning Raindrops. Nama boleh sama tetapi aku masih terlalu ingusan kalau mau dibandingkan dengan inspirasi pengalaman hidupnya. Aku menyukai setiap senti dari tulisan yang ditorehkannya. Subhanallah!

Tanpa disangka-sangka, bulan Mei lalu diadakan event Request Digiscrapbook for Free! at http://morningraindrops.blogspot.com tanpa ba-bu-bi-be-bo aku segera mendaftar untuk menjadi salah satu blogger yang keciprat desain menawan plus gratisan. Awalnya aku luar biasa bingung, foto siapa yang akan kumasukkan? Fotoku? *Uhuk! Batuk. Kalau untuk diriku sendiri, aku benar-benar tidak terlalu berminat. A-ha! Aku akan menghadiahkannya kepada seorang teman *syalalala~

kind of design
Aneka Tema Digiscrapbook

Sebenarnya banyak tema latar yang bisa dipilih. Apalagi semuanya cantik-cantik dan unyu-unyu. Tak tertahankan bingungnya mau pilih yang mana. Namun MasyaAllah, desain yang jadi begitu pas dan serasi. Suka suka suka! \(>__<)/ ohohoho~ Manis sekali kan? Sangat. Ehm, sebelumnya aku meminta maaf karena mengedit desain digiscrapbook mengagumkan itu. Habisnya, izin untuk memajang kedua foto teman yang bersangkutan tidak keluar. Jadilah aku memperlihatkan desainnya dengan tempelan kotak bertuliskan Photo Here. Aku harap ini tidak mengurangi sedikit pun detail keindahan dari desain digiscrapbook tersebut. Semoga.

bingkai foto
Frame for Digiscrapbook
Setelah mendapatkan file desain itu aku segera terbang ke tempat cuci foto. Aku meletakkan foto itu di sebuah frame berukuran 10R. Violaaa~ Aku senang sekali. Aku pun memaketkannya dan kukirim ke alamat temanku lewat pos kilat khusus. Loh, aku belum bilang ya? Temanku itu tidak berada satu kota denganku. Jadinya hadiah frame foto ini harus dikirim lewat udara. Aku tahu apa yang ada di pikiranmu. Mengirim bingkai foto dengan kaca, apa aku gila? Iya, setengah waras. Bahkan petugas pos memarahiku dan mengatakan paketku ini dijamin pecah karena tidak disediakan layanan antipecah. Waktu itu aku hanya bisa tersenyum mengangguk seraya tetap mengirimkan paketnya. Aku hanya berpikir jika aku mengirimkan paket ini dan diterima dalam keadaan utuh bin tidak pecah, ini bisa jadi legenda. Faktanya, benar-benar tidak pecah. Kau tahu apa yang kurasakan? Laa Haula wa Laa Quwwata illaa Billaah. Keajaiban.

Terima kasih banyak atas waktu, ide dan rasa manis yang dicurahkan untuk pembuatan desain digiscrapbook pesananku. Aku benar-benar berterima kasih. MasyaAllah, suka sekali. Sukses selalu untuk Morning Raindrops!!


"Tulisan ini merupakan apresiasi terhadap program Desain Digiscrapbook Gratis oleh Mayya"
View Post
Bismillah

Dunia flanel? Apaan itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, flanel itu kain panas yang berkabu-kabu. Ngg, siapa yang tambah tidak mengerti? *Tunjuk tangan. Aku...!! Luar biasa, Yaa Allah meski sudah mengetahui artinya tetap saja akunya bingung sendiri. Teman-teman yang juga masih planga-plongo, yuk ikut bersamaku menyelami kamus untuk mencari makna yang lebih detail. Ehem, ternyata kain panas bisa berarti kain selimut yang tebal. Sedangkan berkabu-kabu memiliki arti berbentuk seperti kapas atau kapuk yang lembut. Kesimpulannya, flanel itu kain tebal yang berbentuk seperti kapas lembut. Benarkah begitu? Aku pikir sih begitu.

Sejak awal, tidak pernah terbayangkan aku akan bergelut dalam dunia flanel. Pertama kali melihat flanel di tahun 2009 silam ketika adik perempuanku getol mempelajari pembuatan beraneka ragam gantungan kunci flanel. Tentu saja aku dengan suka cita meminta dibuatkan \(-^_^-)/ MasyaAllah, unyu-unyu loh. Bisa dilihat pada postingan blognya di My First Plushies dan My New Plushies. Tahun 2010 merupakan kali kedua aku melihat flanel. Suatu hari teman kuliahku yang seorang pengrajin membawa karya tangannya ke kampus. Flanel itu membuat bibirku berbentuk bulat, w-o-w Subhanallah, luar biasa keren. Aku tak ragu memesan beberapa pernak-pernik flanel buatannya. Menginjak akhir tahun 2011, aku mengenal seorang blogger yang juga berprofesi sebagai crafter. Dialah Hima Rain. Aku pernah diberikannya gantungan kunci clover pink *satu-satunya di dunia ini, mantap deh pokoknya.

Apa kau tahu? Sesuatu terjadi. Selama tiga tahun terakhir, aku baik-baik saja di duniaku. Aku masih berlabuh di angkasa luar tanpa terhisap black hole yang terbuat dari flanel. Sampai bulan Mei 2012, seorang Bidadari mendatangi istanaku dan memberikan bahan, peralatan dan buku tutorial kerajinan flanel. Yaa Allah Yaa Rabb, aku gemetaran menyentuh bahan-bahan itu. Inilah hal-hal yang membuatku takjub bin asik seputar dunia flanel :
  1. Kertas atau karton, dipakai untuk membuat pola lalu dipindahkan ke atas flanel.
  2. Pensil, gimana mau menggambar pola tanpa pensil? Mengkhayal mungkin.
  3. Gunting, bagus kalau punya beraneka ragam gunting misal zig-zag, lengkung, dll.
  4. Lem lilin, lem yang terbentuk dari pemanasan lilin dengan menggunakan senapan plastik.
  5. Lem putih lunak, bisa lem fox atau uhu atau nasi. Ahahaha, bercanda untuk nasi.
  6. Benang, gunakan benang yang sewarna dengan flanelnya.
  7. Jarum, apa gunanya benang tanpa jarum? Gigit jari pasti.
  8. Flanel, kain bernama flanel yang berwarna-warni bahkan bisa bermotif.
  9. Dakron, kapas sintesis alias kapas tiruan berserat ringan sebagai isi dalam flanel.
  10. Manik-manik, sebagai hiasan tambahan produk flanelnya.
  11. Pita, akan tampak sangat manis dengan pita apalagi kalau yang warna pink.
  12. Blush-on a.k.a perona pipi, ternyata flanel bisa make up juga ya.
  13. Tali kur, tali nylon untuk efek gantungan atau efek keriwil bila tali ditarik.
  14. Gantungan, besi yang dikaitkan supaya membentuk gantungan kunci.
  15. Peniti, bisa dijadikan dasar untuk membuat bros flanel yang cantik.
Lalu apa yang harus kulakukan dengan benda-benda itu? Ehem... Mau kuberitahu rahasiaku? Ini memalukan sih tapi mau bagaimana lagi. Aku tidak bisa menjahit. Benar-benar bodoh kuadrat. Dahiku mengerut saat melihat tutorial jenis-jenis tusukan dasar. Di sana ada tusuk jelujur, tusuk tikam jejak, tusuk feston, tusuk rol, tusuk pipih, tusuk rantai dan tusuk bullion. Aku menghela nafas, memasukkan benang ke lubang jarum saja hampir-hampir membuatku frustasi. Dengan semua hal yang sudah tersedia di depan mata ini, rasanya tak ada alasan untuk mengelak dari dunia flanel. Aku hanya perlu menambahkan poin ke enam belas. Kemauan. Lalu aku pun terjun ke fantasi flanel.

Aku mulai belajar membuat kreasi flanel. Yang pertama kali kubuat adalah anggur. Ulfa berkomentar itu anggur beracun. Lalu aku merajut belimbing. Mama bilang aku punya bakat. Aku membikin Kiwi dan Rahmat berkelakar aku sudah pintar menjahit. Aku menghasilkan terong. Yudi kaget kamarku bertebaran flanel. Aku mencipta stroberi. Kak Hera minta bros dengan bentuk yang sama. Aku membentuk wortel. Bapak kagum dengan kreasi tanganku. Aku membuah bawang. Ulfa bahkan sama sekali tidak mengenali itu bawang.

Sebagai pemula, aku sudah puas sekali melihat aneka buah dan sayur itu. Namun, aku merasa ada yang kurang. Aku membongkar lemari dapur dan menemukan toples plastik. Segera saja aku mendandani toples itu dengan kreasi flanel. Lucunya, aku menggunakan lem tembak sebagai perekatnya. Tangan kananku yang punya tingkat kecerobohan tinggi tidak sengaja mengalirkan lem panas ke jari jempol kiriku. Ya Allah, aku menjerit perih. Spontan, aku meletakkan senapan plastik dan mengambil gumpalan lem panas itu dengan menggunakan jari tengah dan jempol kanan. Ahh-hh, lem panasnya malah nempel di jari tengah. Panik menyerang, aku memasukkan jari tengah kananku ke dalam bibir. Ugh celaka, bibirku serasa terbakar. Qaddarullah wa maasya fa'ala, aku memperoleh tiga titik lepuhan.

Kak Hera masuk ke kamar dan melihatku tidak mengurusi kreasi flanel. Aku berujar, "Jariku melepuh." Serta merta kak hera melihat satu per satu jemariku lalu bergumam, "Kulitmu terlalu tipis. Kena lem lilin segitu saja langsung melepuh. Manja."

Aku cemberut lalu menarik tanganku. Kak Hera tergelak. Tiba-tiba Rahmat datang dan seakan mampu membaca situasi, dia langsung berkomentar, "Kak Maya ini selalu saja membuat cemas. Kalau dulu melepuh karena timah panas dari proses menyolder, sekarang melepuh karena lem panas dari proses merekat. Lebih hati-hati dong, Kak!" Aku manyun. Kalah telak oleh perkataan yang begitu kompak dari si sulung dan si bungsu.

toples flanel
Kreasi Flanel Untuk Toples

Setelah cuti dua hari, akhirnya aku berhasil menyelesaikan proyek kreasi flanel pertamaku. MasyaAllah, Tabaarakallahu Ta'ala. Aku memperuntukkannya spesial kepada Bidadari yang telah menggerakkan hatiku untuk meminati flanel. Aku tahu, karyaku ini bukan apa-apa. Namun, yakinlah ini aku buat dengan sepenuh jiwa dan raga, hal yang paling berharga.

"Kak Maya sudah bisa memiliki butik sendiri, nih!" Tutur Ulfa ketika aku selesai membuat gantungan mobil berbentuk belimbing untuk mama, hiasan dinding berwujud hati untuk Bidadari, bros stroberi untuk Kak Hera dan gantungan kunci es krim untuk Rahmat. Aku terkekeh, jadi sekarang sudah mengakuiku ya?  Alhamdulillah, it's really something. Ehem... Aku jadi tidak sabar untuk mencipta kreasi flanel yang lain.

kreasi flanel
Aneka Kreasi Flanel

Dunia flanel. Hal baru yang masuk ke kehidupanku. Jika aku sudah mahir, bolehkah nantinya kusebut flanel yang bercahaya? Hihihi, aku akan berusaha. Kau tahu apa hal yang paling menyenangkan di dunia ini? Ketika kau berpikir kau tidak bisa -tidak akan pernah bisa- melakukan suatu hal, tetapi setelah kau mencoba melakukannya, orang-orang di sekitarmu tersenyum dan menyukai hal yang akhirnya bisa kau lakukan. Allahu Akbar!

--------------------------
PS. Untuk Hima Rain. Dibandingkan meraih hadiah, sebenarnya aku lebih suka jika kau bisa meluangkan waktu satu atau dua jam untuk bertemu denganku, memanen cerita bersama dan mengajariku membuat kreasi flanel. Aku menginginkannya. Sungguh.
View Post