Berkah Untukku dari Tanah Haram

Bismillah

Aku tidak tahu apa yang terjadi. Mungkinkah hal seperti ini terjadi? Er-r, kurasa itu tidak cukup meyakinkan. Malah -mungkin- amat sangat aneh. Ah, mungkin biasa saja, aku yang terlalu berlebih. Ah, benarkah?! -_-

Setelah kepulanganku dari perjalanan yang sangat menyenangkan, ada sesuatu yang berubah. Dirikukah yang berubah? Aku masih menganalisis apa yang sebenarnya terjadi. Otakku berputar keras untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang logis (walau pada kenyataannya hanya ada satu jawaban yang pasti). Hmm... sudah cukup intronya, akan kuceritakan apa yang terjadi.

Aku merasa eksistensi diriku semakin terlihat di dunia ini.

Dulunya aku merasa, setiap orang tak acuh padaku. Hm, maksudku orang-orang luar di masyarakat sekitarku kadang-kadang tidak menganggapku ada. Maksudku, aduhhh aku susah sekali mengatakannya, takutnya aku salah dalam memiliki kata T_T jadi maksudku, aku selalu merasa orang-orang tidak menyukai keberadaanku, seperti benda asing yang jatuh ke bumi saja, hahaha.

Tapi.. tapi.. tapi...

Islam Is Not The Enemy


Ketika aku ingin ke luar rumah, kadang aku berdiri sejenak melihat jalan raya dari depan rumahku. Hanya beberapa saat, untuk memperhatikan situasi luar rumah. Anehnya walau hanya sesaat, efeknya luar biasa. Aku disapa oleh pedagang kaki lima di depan rumahku. Aku disapa oleh tukang tambal ban di depan rumahku. Aku disapa oleh tukang becak di depan rumahku. Aku disapa oleh penjual air tahu di depan rumahku. Aku disapa oleh penjual bakso keliling di depan rumahku. Aku disapa oleh pembeli-pembeli dan orang-orang yang lewat di depan rumahku. Ok, itu mungkin hal yang sangat biasa bagi orang lain, bagiku tidak. Huft... baiklah baiklah, mungkin aku terlalu mendramatisir keadaan.

Ketika aku mengunjungi sekolahku tercinta, es-em-ma yang berjarak kira-kira 20 meter dari samping rumahku dan berjarak 1 meter dari belakang rumahku, tentu saja aku berjalan kaki dan melalui trotoar di sisi jalan. Coba saja ada pintu yang dibuat di belakang rumahku, pasti aku akan lebih cepat sampai. Hahahaha, padahal 3-5 menit sudah cukup cepat dengan lewat jalan depan. 

Bukan.. bukan tentang orang-orang di sepanjang jalan itu yang akan kuceritakan. Melainkan tentang penghuni sekolah yang subhanallah, ramah banget padaku. Ok, beberapa guru dan penjaga sekolah memang akrab padaku, atau adik-adikku tercinta yang memang mengenaliku~ tapi ada juga yang aku tidak mengenalnya, tetapi tetap ramah padaku. Itu sangat ker-ker-ker-keren! Bahkan ada guru yang memelukku dan mengajakku berjalan bersamanya ke ruang guru untuk bertemu guru-guru lain. Aku menangis terharu di dalam hati.

Ugh.. jangan paksa aku cerita bagaimana aku menghabiskan waktuku ketika aku membeli minuman ringan di toko fotokopi depan es-em-ma-ku. Ng, aku bercerita panjang lebar selama kurang lebih 2 jam dengan suami istri pemilik toko itu. Aku bahkan tidak dibiarkan pulang dengan cara; pemilik toko itu tidak menerima uang yang ingin kuserahkan, beberapa kali aku malah disuruh duduk saja lalu obrolan panjang terjadi. Aku tersenyum bahkan tertawa heran karenanya. Untungnya keperluanku tidak ada yang penting mendesak, jadi aku bisa dengan tenang menghabiskan obrolan di sana.

Lalu saat aku menginjak kampus lagi untuk pertama kalinya selama beberapa lalu sempat menghilang...bagaimana..(?!) Huhuhuhu T_T aku tak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Aku dirangkul ramah oleh ibu pegawai fakultas disertai ciuman kecil di dahiku. beberapa pegawai yang melihatnya tersenyum padaku, saat itu mukaku mungkin seperti kepiting rebus. Aku pun sempat dimarahi sama ibu pegawai jurusan karena tidak memberi kabar. Aku hanya tertawa meringis dan akhirnya membiarkan diriku larut dalam obrolan dengan ibu-ibu staf jurusan. MasyaALLAH, luar biasa.

Namun... karena saat-saat itu aku masih belum bisa menganalis keadaan, aku masih bersikap biasa dan cuek. Parahnya, sesuatu yang menyesakkan dada terjadi. Ketika aku dan adikku berkunjung ke rektorat, aku mencari-cari ibu pegawai kenalanku, beberapa orang pegawai tengah sibuk membicarakan hal penting, aku tidak mau mengganggu dengan menanyakan pada mereka, jadi aku nyelonong masuk ke salah satu ruangan.  Sedang adikku menunggu di luar. 

Aku mendengar suara salam dari arah pegawai yang sibuk itu, saat itu otakku tak mengira kalau ternyata orang yang disapa itu adalah aku. Jadi setelah aku keluar ruangan dan sudah tidak ada lagi pegawai-pegawai yang sibuk itu, adikku memberitahuku dengan kecut, "Tadi ada ibu-ibu yang menyapa kakak, sayangnya kak Maya tidak bereaksi. Jadi ibu itu bilang, 'pakai jilbab besar tapi kok tidak jawab salam' saya tidak jawab apa-apa dan hanya tersenyum kecut."

Hatiku mencelos. Aku menyuruh adikku sampai tiga kali mengulang cerita itu, sapatahu ada hal yang dia lupa ceritakan detailnya. Aku kaget sekali. Aku juga marah pada diriku sendiri. Aku kesal kenapa tadi aku tidak ge-er saja dan menjawab salam. Kenapa aku tidak merasa bahwa aku diperhatikan? Hiks. Aku menangis galau dalam perjalanan pulang. Dalam hatiku seperti ada badai, bukan saja karena aku sudah mencoreng nama akhwat (ya Allah, mudah-mudahan ibu itu tidak men-generalisasi masalah ini) melainkan juga karena aku yang tidak peka mengatasi masalah. Hiks, jangan memandangku dengan mata menyalahkan T__T iya.. iya.. aku salah.

Tapi hey, mana ada orang yang begitu percaya diri akan diperhatikan dan disapa dengan orang yang bahkan tidak mengenalnya? Aku kan bukan selebritis atau orang terkenal atau sejenisnya... Jangan-jangan apa aku terlalu manis? Hahahaha, bercanda. Aku tidak punya rasa percaya diri sebesar itu untuk mengatakan bahwa yang orang-orang sapa adalah diriku. Ugh~ ini hanya pembelaan. Aku memang salah. Seharusnya aku bisa sensitif terhadap sekitarku. Bisa ramah, senyum, sapa dan santun pada siapa pun saja walau bahkan tidak mengenalku. Baiklah, aku akan berusaha \(^_^)/

Peristiwa ini benar-benar memberiku pelajaran berharga. Luar biasa berharga. Aku bisa dengan yakin sekarang, setelah menganalisis beberapa peristiwa, bahwa masyaALLAH Islam yang sesungguhnya berangsur-angsur telah bisa diterima dengan baik di masyarakat!
Islam Will Dominate The Word

Eh, tunggu sebentar. Apa ini bukan karena momen Ramadhan yang semakin dekat? Hmm... atau hanya karena aku yang terlalu merasa diperhatikan dan membesar-besarkan masalah? Engg.. Ntahlah. Namun, satu hal yang pasti aku tahu, ini berkah tanah haram. Subhanallah! Allahu Akbar!

Ketika berada di tanah haram, aku tidak henti-hentinya menggaungkan harapanku terhadap kejayaan Islam.  Dan juga aku senantiasa meminta Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk memberiku cahayaNya, bahkan cahaya di atas cahaya. Alhamdulillah, aku benar-benar merasakan perubahan pada diriku dan orang-orang di sekitarku.

Aku sungguh sangat menginginkan semoga ya Allah aku benar-benar bisa menjadi cahaya, bukan hanya sekedar nama, bukan hanya sekedar kemilau cahaya emas, melainkan bisa benar-benar menjadi cahaya yang memperjuangkan tegaknya kalimat Laailaha Illallah di bumi Allah. Aamiin yaa Rabb.

Semangat!

10 comments:

  1. semua tanah yang kita pijak pada hakikatnya tak ada yang haram :) hanya beberapa yang berpijak dan terkandung didalamnyalah yang tersebut haram...marhaban ya ramadhan

    ReplyDelete
  2. Bismillah

    Hehehe, yang kumaksud dengan tanah haram adalah Masjidil Haram di kota Makkah Al Mukarramah :)

    ReplyDelete
  3. Mayaaaaaaaaaa


    saranghaeyo...Uhibbukifillah


    Akumuslimah

    ReplyDelete
  4. Akumuslimah ^^

    saranghaeyo...

    Ahabbakalladzi ahbabtani lahu...

    ukhti.. ukhti.. ukhti.. aftaqiduki :)

    ReplyDelete
  5. setiap orang punya moment untuk memperbaiki kembali~ keep istiqomah~ XD

    ReplyDelete
  6. ehem.. ehem.. benar sekali adikku ulfa ^^
    perbaikan yang positif >> hari ini harus lebih baik dari hari kemarin~

    keep istiqomah!!

    ReplyDelete
  7. ih ... merinding ya saya membacanya, atau gemetar. saya gak ngerti, tapi jelas ada sesuatu yang memukul hati ini, saya tekecoh. hmmm ... ada apa dengan kalimat-kalimat mu diatas ...

    ReplyDelete
  8. di bagian mana terkecoh?
    hmmm? kenapa kalimat-kalimatku?

    ReplyDelete
  9. tidak ada masalah dalam kalimatnya mba,
    kalimat anda yg luar bisa menggetarkan hati saya, apalagi tentang cahaya, itu maksudnya.

    ReplyDelete