Kecupan Manis Milik Siapa?

Bismillah

Ada apa dengan mataku? Aku menelan ludah, penglihatanku mengabur. Belum lagi sesuatu bergejolak di perutku, sakit sekali. Parahnya, aku ingin muntah! Ya Allah Ya Rabb, aku menggigil ketika tengkukku terasa begitu dingin.

Ketika ujian usai, teman-teman kuliahku mulai menyadari ada yang tidak beres padaku. Aku menunduk lalu bergegas meninggalkan ruangan.

"Maya, mukamu pucat sekali! Kau baik-baik saja?"

Belum berapa langkah, tiba-tiba aku goyah. Gyut! Lenganku ditarik dan tubuhku tidak jadi terhempas ke lantai. Aku menatap sosok yang menahanku. Siapa? Seorang kakak dengan raut wajah cemas di wajahnya. Dia berujar, "Jangan pulang! Kau tidak akan bisa menyetir dalam keadaan begini. Yang ada kau dan Fatih bisa celaka. Istirahat dulu di musholla. Aku antar ke sana. Mau ya?" Aku mengiyakan. Akupun dipapah olehnya.

Di tengah jalan, aku berpapasan dengan seseorang yang serta-merta mencubit pipiku. Kakak melepaskanku sehingga dia berhasil memelukku. Siapa? Aku mengenali wajah iseng teman seangkatanku itu. Dia memerhatikanku lekat, "Putih sekali. Kau tambah cantik, May. Tapi lihat lingkar mata pandamu ini? Kau apakan malam-malammu, huh? Dasar gila belajar."

Aku tergelak lemah, "Enak saja, siapa yang gila belajar?! Eh duluan ya, ukh! Barakallahu fiik. Ma'assalamah." Aku tersenyum padanya kemudian berjalan menjauh. Aku heran, pucat dan putih beda tipis ya?

Kakak berjalan mendampingiku lagi. Di depan musholla -setelah memaksaku berjanji tidak akan pulang sebelum merasa baikan- kakak pamit meninggalkanku. Aku melangkah masuk dan langsung merebahkan diri. Tak ada seorang pun di musholla. Aku meringis. Rasa sakit di perutku semakin menjadi, membuat sendi-sendi kakiku ngilu. Aku merintih tertahan. Laa Haula wa Laa Quwwata illaa Billaah.

Aku mengatur posisi tidur dengan menekan bagian tubuh sebelah kanan. Tak lupa, tangan kanan menyanding pipi kanan dengan tas sebagai bantalan. Tabaarakallahu Rabbul 'Aalamiin. Lantunan dzikir tak putus dari lisanku. Berharap aku segera berlabuh ke pulau kapuk. Hasilnya, negatif. Aku tidak bisa tidur dengan rasa nyeri di tulangku.

Bagaimana mungkin aku bisa pulang? Astaghfirullah. Aku merasa tubuhku tidak akan membaik. Aku pun mengeluarkan handphone dan mengetik sms. Selang beberapa menit, tak ada balasan. Akhirnya aku menelepon.

"Kenapa bisa, Nak?"

Aku menangis dalam diam mendengar suara Mama dari seberang telepon. Aku berbisik menjelaskan kondisiku. Mama berkata pelan, "InsyaAllah satu jam lagi Mama jemput. Tidak apa, nanti Mama minta tolong mahasiswa untuk bawa pulang Fatih. Tunggu Nak, ya. Bersabarlah."

Still Love You Forever
I Love You [sumber gambar]

Tinggal satu jam. Sakit. Tinggal lima puluh menit. Sakit. Tinggal tiga puluh menit. Sakit. Oh ya Allah, aku ingin tidur dan melupakan rasa sakit ini. Aku resah dan gelisah. Gawat! Tiba-tiba aku tidak bisa merasakan tubuhku. Aku tidak bisa bergerak! Aku seolah terbuai tidur tapi entah kenapa aku masih bisa mendengar langkah beberapa akhwat yang masuk ke musholla. Aku masih bisa mendengar tiap kata yang mereka ucapkan. Aku masih bisa berpikir. MasyaAllah aku mohon, tidurlah.

Cup!

Mataku terbuka. Aku merasakan kecupan manis mendarat di pipi kiriku. Milik siapa? Aku duduk dan menyelidik sekitar. Beberapa akhwat tak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Aku jadi semakin gelagapan dibuatnya. Dengan lembut, sang pelaku kekikukanku itu mengelus kepalaku dan bertanya apa yang terjadi padaku. Sayangnya aku hanya bisa mengangguk apapun pertanyaan yang terlontar. Seseorang berkata usil, "Maunya sang putri terbangun karena kecupan manis dari pangeran, ya?"

Suara lain berceloteh, "Hahaha bukan begitu, coba perhatikan wajahnya Maya. Tak terbayang kalau tadi Maya terbangun dan di depannya ada sosok berkumis tipis. Hiiii! Menyeramkannya!"

Aku bergidik. Ck, akhwat ada-ada saja. Secepat kilat aku berbaring lagi dengan posisi semula. Eh? Aku merasakan seseorang memelukku dari belakang. Siapa? Ah, aku tidak ingin menyelidik lagi. Syukran wa jazakillahu khair, ukhtayya. Aku mendekap erat pergelangan tangannya yang merengkuh lenganku. Sejenak aku merasa aman dan nyaman. Subhanallah, membuatku lupa akan rasa sakit yang kuderita. Tak sadar, aku tertidur.

Tringgg!! Aku terbangun karena deringan handphone. Siapa? Aku merekah bahagia ketika melihat nama kontak "My Mama" tertera di layar. Alhamdulillah, akhirnya.

Hmm, hari ini aku benar-benar membuat orang lain kerepotan. Hanya dalam satu hari, begitu banyak rasa yang aku alami. Mencengangkan, di antara perih itu masih terselip cinta tulus yang terasa. I know you're out there. And I know you care. Cause I feel you like an angel watching over me. Ah-hh, satu senti kebahagiaan dalam hidupku. Teruntuk semua cinta, terima kasih banyak. Aku baik-baik saja, InsyaAllah.


Makassar, Lantai tiga kampus merah hitam
Hari-hari sebelum keberangkatan meminang sakura
09 Juli 2012 Miladiyah / 19 Sya'ban 1433 Hijriyah

14 comments:

  1. Flashback manis! Pengen terulang lagi hal itu di kampus sakura, ya? Berharap son goku yg ngasih ciuman itu! Atau sinchan! Bhahaha

    ReplyDelete
  2. @eksak
    @eksak : bang hahhaa aku ketawa baca koemntrmu kok nyampe sun go ku, itu bukannya tokoh dragon ball yah? hihii.

    aku cekikan bacanya, ih berasa PUTRI SALJU, tapi dia akan jadi saudarimu selamanya aamiin..

    sekelebat harapan, akhwat fillah luar biasa ngebanyolnya bikin aku tersnyum.

    ReplyDelete
  3. afwan kalo nggak fokus. tapi saya harus sampaikan: tulisan mbak maya sangat konsisten berbobotnya. susah buat saya meniru hebatnya.

    ReplyDelete
  4. aku pikir ini tadi cerita dinegeri sakura, mamanya kok ada disana eh ternyata bukan ya :)
    tulisannya selalu bagus kaya cerita di novel2

    ReplyDelete
  5. Sampai kebawa cerita, penuturannya keren mbak :)
    Wah, saat merasa sakit waktu habis kuliah memang menyiksa. Alhamdulillah banyak kawan-kawan manis yang terus membuat kuat ya :)

    ReplyDelete
  6. aduh belum sempat menyimak semua .. aku simak dulu yah ...


    Afwan ...

    ReplyDelete
  7. sempet was2 trus hihi senyam senyum aq bacanya...

    ReplyDelete
  8. Padahal tadi mau tanya. Bukannya mbak maya di negeri sakura. Eh sudah ada pernyataan duluan. Demam sakura itu kali mbak.

    ReplyDelete
  9. ceritanya bagus mbak, wah kayaknya orang sastra nih ya :D

    ReplyDelete
  10. kunjungan perdana sobat :) sambil baca2
    visit n koment back y dblogq :)
    sekalian follow blogq y nanti gantian ak folback

    ReplyDelete
  11. http://senjahitam.blogspot.com/

    kujungan malam sob di tunggu kunjungan baliknya =))

    ReplyDelete