Kata Sapaan

Bismillah

Ada yang sedikit menggelitik tentang sapaan yang kuterima dari orang-orang di sekitarku yang  tidak mengenalku dengan baik. Entah bagaimana menggambarkannya ketika seseorang memanggil dengan sapaan yang lebih muda dari usia kita yang sebenarnya. Atau sebaliknya, dipanggil dengan sapaan yang lebih tua dari usia kita. Hehe, jujur saya lebih mau opsi yang pertama. Tapi toh ternyata kedua opsi tersebut pernah aku dapatkan.
Kata Sapaan
Sejak dulu, entah karena perawakanku yang kekanak-kanakan atau memang postur tubuh yang kecil dan imut-imut (narsis mode : ON) aku selalu disangka anak kecil. Contohnya saja nih, ketika naik angkot (baca: public transportation >> PT >> Pete-Pete) supirnya memberikan jatah uang bayaran anak sekolahan untukku. Padahal aku sudah memberikan uang lima ribuan, tapi gak tahunya dikembalikan tiga ribu . So Lucky Eh? Maksudnya.. Hehehe, begitulah. Waktu wisuda saja...masih ada yang kira kalau aku masih maba.. Asik.. muda.. muda..  Maba sih mending, tapi ini ada temen yang nyangka aku anak es-em-pe, hah? dimana sambungan benang merahnya ya? ck.ck.ck

Tapi baru-baru ini, dari perjalananku membuat film dokumenter tentang charity box, sepertinya aku sudah terlihat dewasa. Hahaha... ketika aku sedang asik-asiknya jepret sana jepret sini  pakai camdig di sekitaran rumah ukhuwah, terdengar dari belakangku seorang anak es-de berteriak memanggil, "Ibu.. Ibu.. Ibu!"

Terang saja, saat itu aku sama sekali tidak merasa. Di dalam pikiranku, aku mencari-cari celah untuk menduga-duga apa yang terjadi pada seorang ibu dan anak di belakangku. Gak tahunya, si anak es-de itu berteriak lagi, "Ibu, Ibu, apa yang sedang dilakukan?"

Yup, itu aku. Dia memanggilku ibu?! Pupil mataku terkejut entah kenapa. Lalu aku berbalik dan melihat seorang anak yang susah payah menaikkan layangannya. Aku memperhatikannya-memastikan bahwa benar anak itu yang memanggilku-sebelum memberikan jawaban. Keyakinan tanpa keraguan sedikit pun muncul ketika anak itu mengulang pertanyaannya seraya menunjuk camdig di tanganku. Refleks, aku tertawa. Paling tidak panggil kakak kan bisa, ini kok panggil ibu << wah wah.. jangan-jangan hati kecilku tidak terima karena dari dulu terbiasa dengan sapaan anak kecil. Hehehe. Ternyata aku sudah setua itu..

Percakapan singkat pun terjadi antara kami. Rupanya dia sedang menunggu teman-temannya membawa benang untuk bermain layangan. Dia yang tengah berusaha menaikkan layangan dengan benang yang terbatas terlihat sangat lucu. Aku pun mengambil gambarnya dengan senang hati.

Seorang Anak yang Bermain Layangan
Pengen rasanya pinjem layangannya tuh anak terus aku coba mainkan. Hahaha, tapi cuma pengen saja. Tidak kulakukan. Habisnya bisa memalukan nantinya kalau aku malah ngerusakin layangannya. Dan ketika layangannya berhasil melambung di angkasa. Subhanallah, keren sekali.
Layangan di Angkasa
Yahh... intinya kata sapaan itu cukup punya pengaruh juga buat aku. Kadang malah bikin ketawa-ketawa sendiri. Kadang malah bikin dongkol. Tapi sedikit banyak mampu untuk membuatku introspeksi diri. Toh, tidak penting, apa yang orang lain lihat dan rasakan pada diri kita. Yang penting adalah bagaimana kita bersikap :)


_8 April 2011_

4 comments:

  1. wkwkwkwk.. lucu bgt pengalamannya :D emang susah punya badan imut2.. tapi bgaimana dgn wajah?? imut2 jgkah??:D

    ReplyDelete
  2. Bismillah

    Hehehehe izzy, ups :)
    gimana ya jawabnya.. (malu Mode : ON)

    >_<

    ReplyDelete
  3. ibu Maya....
    nantinya sapaan ini lengket ke Maya..
    kan calon Dosen.. ^^

    ReplyDelete
  4. Bismillah

    Sari ^^ insyaALLAH. Amin ya Rabb :)

    ReplyDelete