Putri Sakura, Aku Menemukanmu!

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Awal mula bertemu denganmu, tengah hari ketika daun-daun masih menghijau di pucuknya. Ya, ketika aku pertama kali menginjakkan kaki di Sekiya Laboratory, awal November, awal musim gugur. Entah kau masih mengingatnya atau tidak, waktu itu kau memasuki ruangan dengan wajah tertunduk. Saat menengadah, kau terkejut melihatku berdiri di hadapanmu. Terbata-bata, aku memperkenalkan diri. Kau pun tersenyum seraya menyebutkan nama. Kikuk menghampiriku, maaf ya, sekilas hampir saja aku salah mengenali gendermu.

Suram, kata itu berhasil naik di urutan pertama untuk menggambarkan dirimu. Bukan apanya, setiap hari aku mencuri pandang melihatmu tengah mengacak-acak rambut dengan gusar. Sesulit itukah penelitian yang kau lakukan? Well, tema kita memang berbeda. Tentunya aku sama sekali tidak mengerti dengan rangkaian elektronik daya yang kau rancang. Tapi bukan berarti kerutan demi kerutan harus selalu terlukis di dahimu kan? Aku tidak tahu ada apa denganku, hanya saja aku begitu ingin mengenalmu lebih dekat. Sayangnya wajah seriusmu membuatku tak bisa mendekat. Apalagi, kau itu suka menghindar ya?

Ah-hh, kau akhirnya mengajakku bicara. Walau aku tahu, kau melakukannya karena sensei yang meminta. Hu um, sensei pengen aku diajak ke CEATEC alias Combined Exhibition of Advanced Technologies di Makuhari Messe. Kau pun menyesuaikan diri dengan jadwal akhir pekanku. Dan saat ke pameran teknologi itu, aku benar-benar kagok berada di sampingmu. Tata bahasaku seketika hancur blepotan, tak tahu harus berkata apa. Dari yang tidak pernah ngobrol, malah harus menghabiskan waktu bersama. Coba katakan bagaimana aku harus memulai percakapan denganmu? Eh tapi dengan santai, kau berhasil mencairkan kekakuan dengan menuntunku memutari pameran. Yang lebih hebat lagi, hari itu aku mendapatkan senyum pertamamu. Waw, manis sekali.

Senyum Momiji Merekah
Senyum pertamamu, semerah momiji yang bermekaran.

Hari selanjutnya, welcome party diadakan untukku. Dengan cool, kau memilih meja yang terjauh. Padahal aku pengen ngobrol denganmu. Aku cemberut. Parahnya itu tidak terjadi sekali saja. Kau benar-benar suka menyendiri ya? Saat laboratory seminar pun kau memilih tempat tersudut. Aku menghela napas. Kalau begini caranya, gimana aku bisa mengajakmu makan siang bareng? Ugh, ayolah aku butuh kesempatan. Kalau kesempatan itu tidak datang, berarti aku yang harus menciptakannya sendiri. Baiklah, aku akan berusaha duduk di sampingmu pekan depan. Lihat saja, aku bertekad kau akan mengakui keberadaanku.

Lalu laboratory dinner yang dilaksanakan sebulan sekali, diadakan di sebuah restoran keluarga. Tak kuduga, teman-teman merancang agar kau duduk di sampingku. Aku senang sekali. Malam itu aku bisa ngobrol denganmu tanpa beban. Aku pun bisa mengetahui banyak hal tentangmu. Tahukah kau? Reaksimu ketika salah tingkah begitu lucu. Dan sensei berhasil mengeluarkan tawamu, sampai-sampai aura keseriusan lenyap dari bayangmu. Di antara tawa itu, tiba-tiba kau dengan lembut bertanya tempat apa saja yang ingin aku kunjungi. Katamu, kau akan menemaniku ke sana. Menemaniku kemanapun aku ingin pergi. Aku sempat bengong, tak percaya dengan apa yang kudengar. Dalam hati aku menjerit kegirangan. Gyaaa, apa ini magic dari sensei?!

Chiba Daisai
Festival Daisai.
Di Festival Daisai, aku menggosok mataku, tidak yakin sosok yang kulihat itu adalah dirimu. Ya, kau yang berkemeja rapi, lengkap dengan jas dan pantofel. Ragu menghadang, aku tak berani menyapamu. Aku hanya diam dan melihatmu berlalu pergi. Eh, tiba-tiba kau melintas lagi di hadapanku untuk yang kedua kalinya. Hahaha, aku bisa gila. Kalau ini bukan takdir, lalu apa namanya? Aku melepas celemek dan menghambur keluar dari stand Indonesia yang tengah menjual sate kambing, soto, pisang goreng dan risoles. Tanpa peduli dengan orang-orang di sekelilingmu, aku datang menghampirimu. Aku memegang lenganmu, kau terkejut, raut wajahmu melukiskan rona yang sama ketika kau pertama kali bertemu denganku. Ah, tidak! Tatapanmu kini lebih menghangat. Kau pun sudah tidak sungkan lagi melontar senyum padaku. Tergesa-gesa, kau menjelaskan tugasmu sebagai panitia Mr. & Ms. Contest yang super padat hari ini. Esok hari adalah waktu bebasmu. Jadi kau memintaku untuk menunggumu besok. Ya, untuk menikmati festival daisai bersama. Lagi-lagi aku takjub, tak menyangka kau mengajakku. Padahal di sini tidak ada sensei.

Welcome party Sannensee
Welcome party sannensee.
Satu bulan berlalu, laboratorium kedatangan mahasiswa tingkat tiga yang akan memulai penelitian bersama. Welcome party pun diadakan di rumah makan depan stasiun Nishi Chiba. Senangnya, tanpa aba-aba kau langsung duduk di sampingku. Ehem, ternyata berkeliling bersama di Festival Daisai benar-benar ampuh mendekatkanku padamu. Kabar baiknya, kali ini aku bisa merasakan getar hatimu ketika tertawa. Bahkan kau mulai bercerita padaku tentang dirimu, tentang hal-hal yang kau sukai dan tentang hal-hal yang tidak kau sukai. Mencengangkan! Setelah tiga jam, akhirnya welcome party usai. Larut malam pun menghampiri. Gerak-gerikmu begitu gelisah ketika tahu aku pulang ke asrama sendirian dengan berjalan kaki. Kau lalu bertanya pada teman-teman siapa gerangan yang bisa mengantarku pulang. Dan saat kau tak menemukan seorang pun, kau mengajukan diri menemaniku berjalan kaki sambil menenteng sepeda. Aku tersenyum penuh terima kasih. Malam itu aku benar-benar menemukan sisi lain dirimu. Satu jam berjalan di sampingmu membuatku sadar bahwa kau bukanlah sosok yang tak bisa kujangkau. Aku bersyukur kau yang mengantarku pulang malam ini. Karenanya aku bisa tahu kalau kau itu sosok yang rapuh, ceroboh, perhatian dan hangat.

Odaiba at night
Odaiba dengan gemerlap lampu.
Hey, kau menepati janji untuk menemaniku ke Asakusa! Aku sudah merasa ini bukan karena permintaan sensei lagi. Toh pagi hari, hujan deras mengguyur Senso ji. Namun kau tetap setia memberitahuku hal-hal yang dilakukan orang Jepang ketika ke kuil. Kau sangat paham aku berbeda, aku memeluk Islam dan aku tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya. Kau menghormati diriku dan agamaku. Aku jadi merasa nyaman berada di dekatmu. Selain Asakusa, tempat-tempat menarik lainnya pun dikunjungi seharian penuh. Melanglangbuana ke Shibuya, Omotesando dan Odaiba. Bahkan sampai dinner takoyaki, kehujanan di rainbow bridge dan ketiduran di kereta. Menyenangkan sekali. Sebelum beranjak pulang ke rumah masing-masing, aku memberikan bungkusan putih padamu. Asli, aku gugup setengah mati. Aku memberikan souvenir yang kau sarankan membelinya ketika singgah di Asakusa Kannon Temple tadi. Ada apa denganku, kenapa nggak bisa ngasih dengan normal sih? Ah, kau tersenyum menerimanya. Hahaha, aku terlihat bodoh sekali. Maaf ya, aku tidak tahu bagaimana cara berteman dengan baik. Terlalu banyak kekhawatiran akan perbedaan budaya, takut kau tersinggung, cemas kau tak suka, resah bila aku menyalahi adat dan lain sebagainya. Aku tidak meminta banyak darimu. Paling tidak, aku berharap kau tidak menganggapku aneh. Tapi kalau mau ngatain norak, nggak apa kok hehehe, yang penting jangan menghindariku.

Salmon Club
At salmon party. Guess, where you are? LoL.
Esok harinya, kau menyapaku duluan. Aku tidak mimpi kan? Ya, aku yakin sedang tidak tidur. Tadi kau memanggil namaku. Keren, kau mengajakku makan siang bareng. Hatiku meleleh. Kau bilang ingin sekali makan ikan segar dan merekomendasikan restoran enak favoritmu. Aku tidak tahu apa yang tengah terjadi tapi kau tampak begitu ceria. Sampai-sampai aku tidak menemukan aura suram yang pernah tampak pada dirimu. Makan siang berdua yang begitu mengagumkan. Apalagi hari-hari setelahnya, kau memperkenalkanku pada teman-teman klubmu. Aku bertemu dengan orang-orang yang selalu hang out bareng denganmu. Kau pun tak risih memasukkanku ke dalam lingkaran persahabatanmu. Tiba-tiba saja aku merasa telah menjadi bagian dari hidupmu. Kau tahu? Salah satu targetku selama di Negeri Sakura adalah dianggap sebagai teman yang benar-benar bukan basa-basi. Dan itu terwujud ketika bersamamu. Entah bagaimana menyampaikan rasa ini, aku sungguh berterima kasih.

Eeeh- aku mendapat teguran karena akrab denganmu. Seseorang melihatku berjalan bersamamu tempo hari. Waktu itu aku tengah menggandeng lenganmu, katanya. Dia bertanya-tanya, mengapa aku bisa bertindak sekacau itu. Aku sadar, dia pasti melihat adegan itu saat Festival Daisai. Seperti benang kusut, aku rasa ada yang salah di sini. Aku pun mengajakmu bertemu dengan dia. Seseorang yang kemungkinan besar salah mengenali gendermu karena penglihatan sekilas. Wajar saja, dengan rambut bob sebahu, tubuh semampai dengan tinggi badan 165 sentimeter dan raut wajah yang tegas, kau tampak begitu maskulin. Padahal kau nyata seorang perempuan, manis pula. Satu-satunya teman perempuanku di laboratorium. Satu-satunya orang yang gencar aku dekati. Satu-satunya teman pertamaku yang berharga di Jepang. Satu-satunya putri yang kutemukan di Negeri Sakura. Ya, Putri Sakura yang mencelupkanku ke dunianya, membantuku berdiri dan membuatku merasa seperti seorang putri pula. Hey Putri Sakura, aku menemukanmu!


Kokusai-koryu-kaikan, Sepenuh hati dan terima kasih
1 Desember 2012 Miladiyah - 16 Muharram 1434 Hijriyah
Untuk dan hanya untuk  亜美ちゃん。ありがとう ね!

40 comments:

  1. Cieeee asiknya...
    Alhamdulillah dapet teman baik... sepertinya baik sekali temanmu mbak :D

    ReplyDelete
  2. suka sekali bacanya...mengalir, jadi penasaran banget siapa tokohnya....dak ada pic-nya lagi...kerren i like it.....ternyata cewe :D

    ReplyDelete
  3. berkemeja rapi, lengkap dengan jas dan pantofel , tampan sekaki pastinya.

    ReplyDelete
  4. Bismillah

    ahh....
    Itu Ami-san kan? kan? kan??
    Putri sakura yang sangat manis dengan senyumnya...

    ReplyDelete
  5. putri sakura, yang jelas pasti dari negeri matahari terbitkan hihi...

    ReplyDelete
  6. wah jadi penasaran mo liat fotonya

    ReplyDelete
  7. Teman mba kaget karena dikiranya yang bergandengan tangan dengan Mba adalah seorang cowo padahal adalah cewe.
    Semoga sukses mencari ilmunya sobat dan semoga ilmunya nanti menjadi berkah aamiin..bermanfaat dunia akherat

    ReplyDelete
  8. ngooks akhirnya satu impian tercapai~
    nyangkanya emang perempuan dari awal hihi
    eh gila ngerangkai katanya. sukses yah mbak disana

    ReplyDelete
  9. kirain putri sakuranya mb' Maya hihiih :D

    ReplyDelete
  10. 「もみじ」は綺麗でしょ、ね。。。君のブローグと同じそうだ!
    時間があれば、僕のブローグに来て頂きましょか?
    ブローグのURLを既にサブミットした友達とジョーインしよ。。。
    宜しく。

    ReplyDelete
  11. kakaaaaak.. enak banget ya ke jepang. aaaa pengen :(
    atiati ya kakak disana. pulang ke indonesia jangan lupa bawa oleh-oleh :)

    ReplyDelete
  12. jadi perempuan ah kamu menipuku :D
    gemasss cubit dulu si maya :D

    mungkinkah jika ini terjadi bahwa ada yang akan demikian rupa? mengambil sisi terberatmu?
    eh... semoga disana kamu bisa menimba ilmu dan mengamalkannya ...
    konbanwa :))

    ReplyDelete
  13. wah menarik sekali tuh ceritanya apalagi ada sakura sakuranya yah

    ReplyDelete
  14. alhamdulillah...semangat..semangat...

    ReplyDelete
  15. wew, ketemu juga ... makin asik dong di negeri sana ... :D

    ReplyDelete
  16. Allhamdulillah ada teman yang baik ya

    ReplyDelete
  17. @Untje van Wiebs Hihihi Alhamdulillah unaaa ^^ iyaaa, dia baik sekali~

    ReplyDelete
  18. @moerad qrad Subhanallah ^^ makasih~

    maaf, pict-nya bisa dilihat [diperkirakan] di postingan Dear Maya in Japan ya :)

    ReplyDelete
  19. @hima-rain hihi itu di Dear Maya in Japan, ada fotonya di situ...

    ReplyDelete
  20. @Ferry Nurse benar sekali :)

    Alhamdulillah :) Insya Allah
    Aamiin^^

    ReplyDelete
  21. @Naspard hehe makasih :)
    jeli juga nih bisa tahu dari awal :o

    ReplyDelete
  22. @jiah al jafara hehehe ^^ bukan jiaaah... Eh, tapi keren juga ya kalau aku bisa jadi putri sakura. Ihiiiy~

    ReplyDelete
  23. @Annur eL Karimah haha nur :D
    Insya Allah semoga aku bisa mengambil banyak hikmah :)

    ReplyDelete
  24. @Stupid monkey Iya stumon, Masya Allah! Hari-hariku jadi double menyenangkan!!

    ReplyDelete
  25. @Lidya - Mama Cal-Vin Iyaaa Alhamdulillah banget, sesuatu sekali ini ^^

    ReplyDelete