Kesan & Pesan Selama Mengikuti Praktikum DasKom

Gak nyangka...!! Setelah bongkar sana-sini, aku menemukan file yang benar-benar polos. Hehehe.. Check it out!

Tak terasa sudah kurang lebih enam bulan Saya mengikuti tahapan-tahapan Praktikum Dasar Komputer. Awalnya, Saya sudah sangat senang berpikir bahwa setelah semua percobaan telah ACC maka selesailah tahapan dari Praktikum Dasar Komputer. Ternyata Saya salah besar! Ada yang namanya jurnal lengkap. Parahnya, Saya sama sekali tidak mempersiapkan diri untuk asistensi jurnal lengkap tersebut. Hufft.. hampir saja Saya berputus asa tapi tidak jadi. Makanya saat ini Saya akan mencoba menggali lubang ingatan Saya selama mengikuti Praktikum Dasar Komputer. Ehm.. Kita mulai.


       Kesan pertama itu waktu responsis umum. Saya datang terlambat! Tahu-tahu ditutupkan pintu. Hiks! Sedihnya. Padahal tadi sudah lari-lari sampai ngos-ngosan dari asistensi gambar. Eh, sesaat sebelum air mata Saya tumpah, pintunya terbuka! Ada kanda senior yang menyuruh Saya dan kawan-kawan yang terlambat untuk masuk. Lalu disuruh tulis nama di secarik kertas karena terlambat. Aduh, suasana di dalam ruangan cukup tegang. Teman-teman yang sedari tadi sudah ada di dalam hanya bisa melontarkan wajah tanpa ekspresi. Saya jadi tak tahu harus bersikap bagaimana. Mana kepala Saya pusing sekali. Untungnya dengan cepat ada kanda senior yang membacakan aturan-aturan responsi umum dan praktikumnya.

       Beberapa hari setelahnya Saya sudah kasak-kusuk cari jawaban tugas responsi umum yang jumlahnya 41 soal. Ehm, tidak ada kejadian yang cukup penting pada masa-masa itu. Kalaupun ada, Saya sudah tidak terlalu mengingatnya lagi. Yang jelas, waktu itu Saya hanya mengenali asisten pemeriksa Saya saja. Eh, dengan kak Akbar. Dulunya Saya pikir kak Akbar itu namanya kak  Arlan Nurdin selaku koordinator. Soalnya yang selalu bersentuhan langsung dengan kami saat mendaftar, pengumuman-pengumuman, dan kumpul responsi adalah kak Akbar. Gak tahunya salah. Saya baru tahu kesalahan itu saat mau praktikum. Nah, di situ kami disuruh menghubungi koordinator. Saya pikir tinggal cari kak Akbar saja ternyata lebih rumit dari perkiraan. Ada kanda senior yang mau carikan kak Arlan jadi bertemulah kami dengan sosok koordinator yang sebenarnya.

       Selanjutnya hari-hari praktikum. Setiap masuk lab Saya selalu merasa tidak aman tanpa alasan yang jelas. Masalahnya asistennya jarang tersenyum. Apalagi pas ada masalah yang angkatan 2007 menghina asisten. Whoa! Saat itu asisten gencar sekali mencari-cari kesalahan praktikan untuk menuliskan kata BATAL di kartu kontrol.

       Hari-hari selanjutnya, kehidupan sudah agak normal. Maksud Saya ketegangan sudah sedikit menipis. Sikap asisten mulai melunak walau kadang muncul juga sikap-sikap yang super-duper menyebalkan. Overall, saya suka menjalani Praktikum Dasar Komputer. Banyak peristiwa yang terjadi. Saya pernah dibuat menangis karena perasaan capek menunggu jurnal yang tidak ACC-ACC padahal batas ACC sudah di ambang mata. Entah itu karena kelalaian praktikan, entah itu karena kesibukan asisten, entah itu karena jurnalnya susah sekali dikerja. Hufft.. sampai-sampai Saya pernah lupa kalau mengambil mata kuliah Praktikum Dasar Komputer saking lamanya. Saya pernah merasa sangat kesal pada asisten lantaran sikapnya sangat tidak bersahabat dan tidak mengerti keadaan praktikan.  Namun, mau marah juga tidak bisa. Mau berpendapat juga lidah ini terasa kelu. Mau mengadu juga hanya akan bikin masalah baru saja. Yang bisa ya diam. Berdoa agar keesokan harinya hati asisten itu menjadi selembut kapas.
       Tidak semua kejadian itu menyebalkan. Ada juga yang bikin hati senang. Saya pernah merasakan kebaikan hati asisten. Waktu itu Saya melakukan banyak kesalahan tetapi tidak ada hukuman yang diberikan kepada Saya. Saya merasa sangat bersyukur. Saya juga pernah merasakan ketulusan hati asisten dalam membimbing praktikannya. Saya sangat senang pernah mengetahui kalau hal-hal seperti itu tidak hanya berupa angan-angan.
       Pesan Saya, jika kelak di kemudian hari kami angkatan 2007 membutuhkan uluran tangan kanda asisten. Mohon jangan menyembunyikan tangan tapi sambutlah uluran tangan kami. Itu saja. Terima kasih atas segala bimbingan, arahan, dan tuntunannya selama ini. Saya meminta maaf secara pribadi bila ada kata-kata dan tingkah laku Saya yang menorah luka di hati baik yang tidak disengaja maupun yang terang-terangan disengaja. Sekian.


Makassar, 24 Februari 2008

0 komentar: