Kau Punya Aku ♡

Bismillah

Aku sedang menyusuri jalan kala itu, tiba-tiba hujan menyerbu. Tanganku segera membentuk lengkungan bak payung untuk menutupi kepalaku. Nanar, pandanganku menyelidik di celah-celah bangunan, mencari tempat persinggahan. Hujan menuntunku berteduh di bawah atap sebuah rumah berbalut cat putih menawan. Aku bergidik, petir dan guntur saling bersahutan. Aku menatap daun pintu rumah tersebut. Hujan masih bersenandung riang dan aku tidak bisa hanya berdiri diam saja, bisa-bisa aku membeku. Dengan buku jari, aku mengetuk pintu itu perlahan. Tak perlu menungu lama, aku mendengar ada seseorang yang bergerak menuju ke arah pintu. Aku tersenyum. Setidaknya, aku harus berterima kasih pada hujan yang telah membawaku ke sini, membuka takdir pertemuan baru dan memperkenalkanku dengan si penghuni rumah.

♡ ♡ ♡

Jika kau ingin tahu, aku sangat gugup saat pertama kali menyebut siapa gerangan diriku. Takut tidak bisa diterima olehmu, takut dicerca dengan pertanyaan yang tidak ingin aku jawab, takut dipandang aneh walau aku tahu diriku memang orang asing yang aneh. Deg! Aku benar-benar tidak punya kepercayaan diri. Ahh-hh siapa peduli dengan hal itu...(?!) Nyatanya saat ini aku berdiri di hadapanmu, mencoba memasuki pintu yang menjadi batas antara aku dan dirimu. Tak bisa dipercaya, kau tidak hanya membiarkanku masuk melewati batas pintu, kau juga memberiku keleluasaan untuk masuk dan menghuni relung hatimu yang terdalam. Apa karena aku cahaya?

Aku tidak tahu. Dan aku juga bingung dengan apa yang kulakukan, yang pasti aku mantap tengah mengumpulkan kepingan-kepingan hatimu. Semakin dalam aku mengenalmu, semakin mudah bagiku melihat begitu banyaknya luka yang tertoreh. Dari luar kau tampak kuat, tegar dan kokoh. Hati yang semula kupikir utuh, nyatanya hancur merapuh. Selama ini dunia terpikul begitu berat di bahumu, kau selalu berusaha menahan tangis di sudut malam, membuat orang di sekitarmu percaya bahwa kau baik-baik saja. Aku membuka lenganku lebar-lebar, memberikanmu tempat untuk menumpahkan segala kekusutan rasa yang ada. Kini kau tidak perlu berpura-pura lagi karena kau punya aku, seseorang yang akan memikul sebagian beban hidupmu.

with loveTerdengar kacau? Aku tahu. Aku bukanlah malaikat tak bersayap, panggilan yang selalu kau sematkan untukku. Aku manusia biasa tanpa kekuatan super, sama sekali bukan sosok yang sempurna. Ya Allah Ya Rabb, aku hanya punya tekad yang sudah membulat. Aku harap itu sudah lebih dari sekadar cukup. Maaf telah membuatmu menunggu terlalu lama, mulai sekarang aku akan membawakan kebahagiaan padamu. Mengingat usiaku yang terpaut jauh darimu, maklumilah jika kadang aku bertingkah konyol, picik dan blak-blakan. Aku memang masih jauh dari kata dewasa, meski begitu kalau kau mau, aku bisa menjadi dewasa untukmu. Contohnya, jangan pernah merisaukan diriku yang akan menjadi malu karena memilikimu, pikiran yang sungguh tak masuk akal. Ini bukan hal yang memalukan dan yang terpenting aku bersamamu karena aku suka, bukan karena hal yang lain.

Jika suatu saat kau terbangun di sebuah ruangan bercat merah, tanpa pintu dan tidak terdapat satu pun jendela. Jangan panik, ok? Karena saat itu, kau berada di dalam hatiku. Entah sejak kapan, aku mulai merindu. Entah sejak kapan, aku mulai merasa takut kehilangan dirimu. Entah sejak kapan, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan rasa sayang karenaNya dariku untukmu. Semua terjadi begitu cepat. Aku jadi ingat pepatah Ai, cinta yang tak pernah lelah menanti. Katanya, cinta seperti sesuatu yang mengendap-endap di belakangmu. Suatu saat, tiba-tiba kau baru sadar, cinta menyergapmu tanpa peringatan. Kurasa itu benar, karena aku mengalaminya. Sampai saat datangnya si pemilik tulang rusukku, maukah kau menjaga hatiku untuk sementara waktu? Tenang saja, walau nanti hatiku akan kuminta kembali dan kuserahkan pada dia yang berjanji suci akan melindungiku seumur hidup, kau tetap boleh memilikiku. Maksudku, ikatan benang merah di antara kita tak akan putus begitu saja. Itulah manisnya ukhuwah.

Aku ini maya, ingat? Semu, ilusi dan tidak nyata. Namun aku benar-benar berharap suatu saat takdir Allah akan membawa aku yang nyata di hadapanmu InsyaAllah. Begitu banyak perubahan luar biasa nan spektakular yang terjadi padaku setelah bertemu denganmu. Sadar atau tidak, aku juga sudah menata kembali hatimu. Jangan khawatir, aku ini insinyur handal, rancang bangun energi hatimu tidak akan salah sasaran. Aku juga sudah meninggalkan jejak cahaya yang selain akan menuntunmu ke jalan tanpa ujung kesedihan, juga akan menarik keluar cahaya sejati dari dalam dirimu sendiri. Aku percaya, kau akan bercahaya pada akhirnya. Apa? Kau bertanya kenapa aku memilihmu? Kau salah, bukannya aku memilih. Ini bahkan lebih indah dari pilihanku itu sendiri. Iya, kita dipertemukan olehNya. Jadi jangan pernah merasa sendiri lagi. Ada Allah, ada aku dan ada orang-orang di sekitarmu yang akan selalu menyayangimu.

♡ ♡ ♡

Tabung kaca bercahaya kilat
Aku menunggu dilapisikan
Serat harapan saling bertemu
Dengan begitu akan jadi terasa hangat

Siraman semangatku
Selalu ingin kucurahkan padamu
Akan selalu kutopang dirimu
Yang kesepian itu

Siraman semangatku
Kau tidaklah seorang diri
Lingkaran persahabatan ini
Akan selalu menjagamu

♡ ♡ ♡

Suatu hari, kita akan tercengang dengan begitu teraturnya hal-hal yang sudah tercetak jelas dalam Lauh Mahfuzh. Allah Maha Kuasa mempertemukan kita dengan seseorang yang membutuhkan uluran tangan kita. Lalu melalui orang tersebut, kita akan dipertemukan dengan orang lain lagi yang akan mengulurkan tangannya pada kita. Setiap pertemuan yang terjadi tidak pernah berupa suatu kesalahan. Walau harus diakui, di setiap pertemuan akan ada perpisahan. Yang sekarang terpikirkan hanyalah bagaimana memanfaatkan waktu  sebaik dan seayu mungkin dengan orang-orang yang berada di sekitar kita. Karena tak ada yang tahu, boleh jadi kita tidak akan pernah bisa mengambil hikmah dari orang itu lagi di esok hari.


Ini rahasiaku, aku dipertemukan dengan bidadari.
Dari setiap ingatan yang bermula 20 Maret silam.

Makassar, 6 Mei 2012 Miladiyah.
14 Jumadil Akhir 1433 Hijriyah.