Nano-Nano Pernikahan

Bismillaahirrahmaanirrahiim

NANO-NANO PERNIKAHAN
Alaika Abdullah | My Virtual Corner 

Menikah itu gimana ya rasanya?

Ho-ho-ho! Pertanyaan apa ini? Udah pasti menikah itu rasanya menyenangkan dan membahagiakan donk! Gimana sih?

Jawaban spontan ini tentu saja meluncur bebas penuh binar indah dan renyah dari pasangan kekasih yang baru saja meng-upgrade level hubungan mereka ke ranah yang sah dan diridhoi, baik oleh Allah Sang Pencipta maupun hukum negara. Rona merah jambu seakan tiada henti membias di pipi cantik sang mempelai wanita. Yup, gembira ria menyeruak di dada keduanya. Tak sabar ingin mereguk romantisme malam pertama serta bahagianya menjadi pasangan suami istri. Badai pernikahan? Ah, mana ada?! J-a-u-h.

Kami kan saling sayang dan cinta! Dan kami komitmen kok untuk merawat cinta kasih dan kesetiaan kami dengan sepenuh hati.

Jawaban seperti ini juga pasti akan seragam mengalir damai dari pasangan suami istri yang sedang menikmati indahnya romantika pernikahan. Tentunya dengan umur pernikahan yang masih relatif muda.

Namun, coba tanyakan pertanyaan yang sama pada pasangan suami istri yang rumah tangganya sedang diterpa badai kehidupan. Jawaban mereka tentu kurang lebih akan seperti ini :
  • Huh! Menikah itu ibarat masuk neraka! 
  • Menikah? Awalnya memang indah, tapi lihat kehidupanku sekarang? 
  • Menderita! Dia nggak bisa dipercaya! Dia membohongiku! Dia mengkhianatiku!
  • Menikah? Ribet! Terbelenggu dan bikin merana!
Dan macam-macam jawaban lainnya yang mengarah pada kesedihan dan ketidaknyamanan. Pertanyaan di atas pun akan berbeda lagi jawabannya jika ditanyakan pada pasangan suami istri yang telah lama menikah dan hubungannya tetap harmonis, nyaman dan damai. Berikut beberapa penuturan tersebut :
  • Menikah adalah satu-satunya cara membentuk suatu keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. 
  • Menikah? Bagi kami menikah adalah jalan keluar terindah yang Allah Ta'ala gariskan! Membuat kami bebas mengekspresikan rasa cinta dan kasih tanpa takut melanggar aturan agama. 
  • Menikah membuat kami tenang, meningkatkan kemampuan dalam memikul tiap-tiap tanggung jawab untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga. 
  • Menikah, membuat saya memiliki orang-orang terkasih, yang setiap saat menyayangi dan mencintai saya. Yang memotivasi saya untuk giat mencari nafkah dan memberikan yang terbaik bagi istri dan anak-anak. 
  • Menikah, menjadikan saya seorang istri dan ibu, yang membuat saya menjadi sempurna sebagai seorang wanita. Membuat saya bersemangat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab saya bagi keluarga.
See? Faktanya, beragam jawaban tercipta dengan sendirinya jika pertanyaan ini ditujukan pada subject yang berbeda. Tak bisa disamakan begitu saja, kan?

Rasa Permen Hati!
Tak Hanya Manis Belaka - sumber gambar

Kehidupan pernikahan ibarat air di laut, kalau menurutku sih. Ada pasang naik dan ada pasang surut. Ibarat rasa. Ada asam, asin, manis dan pahit. Silih berganti. Bohong besar jika ada yang berani bilang bahwa rumah tangganya bebas dari terpaan badai kehidupan. Setidaknya, walau bukan gelombang, riak kecil tentu pernah menyapu beranda atau malah sempat masuk hingga ke dapur rumah tangga. Namanya pernikahan, tentu ada pahit dan getirnya, ada asam dan garamnya. Tak hanya manis belaka, ya nggak? Makanya telinga terasa begitu familiar dengan istilah asam garam kehidupan berumah tangga alias pahit getirnya dunia pernikahan.

Lalu bagaimana cara memadukan agar porsi dari tiap-tiap rasa itu menjadi pas dan mantab untuk dijalani? Sehingga rasa yang dominan dari nano-nano kehidupan perkawinan ini adalah segar dan gurih? 

Nah, berikut ini ada beberapa hal yang harus dipelajari, disikapi dan diterapkan dengan bijak oleh setiap pasangan suami istri. Bukannya bermaksud menggurui loh! Tapi pengalaman adalah the best teacher dan lesson learnt terbaik, yang akan membuat tegar dan makin semangat dalam menapaki jalanan kehidupan. Yuk disimak beberapa resep cinta agar rasa manis dalam kehidupan perkawinan tetap manis hingga ke tetes terakhir!

1. Saling Percaya.
Tahu tidak, saling percaya memendam kekuatan yang luar biasa dahsyat loh! Karena percaya adalah pondasi utama. Memang, kalo tidak diniatkan dengan sepenuh hati, pondasi paling utama ini akan sering goyah oleh godaan setan yang terkutuk. Yup, kerap kali begitu gampangnya su'udzon menghampiri. Misal mencurigai si dia yang pulang kerja terlalu larutlah, yang bersikap agak lainlah, yang kok sepertinya kurang perhatianlah dan berbagai pikiran buruk lainnya. Padahal mungkin si dia sedang dirundung masalah berat di pekerjaannya, mungkin begitu lelah dan lunglai, bisa juga sakit, atau alasan lain yang tak nampak secara kasat mata.

Karenanya, agar pondasi saling percaya ini kokoh-gagah menjulang tinggi, yuk tambahkan rasa pengertian di dalamnya. Coba pupuk kedua rasa ini dengan memancing pikiran untuk selalu berpikir positif terlebih dahulu. Telaah dengan baik dan sikapi dengan bijak jika terjadi friksi-friksi dalam kehidupan pernikahan.  Cekcok kecil adalah hal biasa, anggap itu sebagai bumbu penyedap agar rasa manis menjadi gurih.

Bahasa Hati
Mulai dari Bahasa Hati - sumber gambar

2. Saling Komunikasi. 
Ini juga merupakan kebutuhan primer dalam menciptakan indahnya dunia perkawinan. Paksakan diri untuk tetap punya komunikasi yang baik dengan pasangan, walau hanya sebentar. Bagi yang pasangannya memang tinggal serumah, hal ini tentu mudah untuk dilakukan.

Update berita kehidupan internal rumah tangga, perkembangan anak, dsb. Hal ini bisa dilakukan sambil nonton TV misalnya, saat bersantai, atau malah di tempat tidur? Asyik kan? Susah? Si dia terlalu lelah? Atau si dia sedang dibelit masalah ekonomi yang pelik? Percaya deh, jawabannya ada di komunikasi. Bicara. Tapi dengan etikanya tersendirilah. Musti cerdas memanfaatkan peluang dan jeli mengambil format. Mulai dari bahasa hati penuh cinta lalu utarakanlah dengan komunikatif.

Bagi yang jauh? Pasangan berada di luar kota atau luar negeri? Long Distance Relationship (LDR)? Manfaatkan teknologi yang kian canggih. Video call on skype, YM dan berbagai electronic media lainnya.

3. Saling Perhatian.
Sejalan dengan bertambahnya usia perkawinan, banyak orang yang beranggapan bahwa memberikan perhatian-perhatian kecil pada pasangan sudah tidak penting lagi, bahkan dianggap lebay. Misal sebuah SMS bagi yang tinggal terpisah, "Sayang, jangan lupa makan siang ya", atau "Dik, udah minum obat?" atau "Mas, gimana pekerjaan hari ini?" dan berbagai sms senada lainnya.

Bagi yang serumah, sebuah pujian di pagi hari akan berbuah manis. Misalnya saat si dia hendak berangkat kerja, atau saat sudah selesai berpakaian. Ucapkanlah, "Wah, baju itu cocok banget di papa!" atau "Mama tambah cantik deh berbalut baju itu!" dan lain sebagainya.

Yakinlah bahwa perhatian-perhatian kecil seperti ini adalah bumbu penyedap yang teramat sangat dibutuhkan untuk menstimulasi hubungan berumah tangga tetap mesra dan harmonis.

4. Saling Berterima Kasih.
Terkadang, karena pasangan adalah milik sendiri, ucapan sederhana tapi penuh makna ini sering terlupakan. Merasa bahwa sebuah bantuan apalagi jika hanya sebuah hal kecil maka tak perlu berterima kasih. Beranggapan karena itu adalah kewajiban si dia. Padahal membiasakan diri untuk selalu berterima kasih atas bantuan sekecil apapun, akan menciptakan rasa hormat dan apresiasi tersendiri. Ini juga menjadi umpan balik yang terbaik. Coba deh. Ucapan terima kasih ini otomatis akan membuat si pasangan tambah sayang dan makin senang mengulurkan tangan untuk membantu. 

5. Saling Mengingatkan.
Beranikan diri untuk mengingatkan jika si dia melakukan kesalahan. Siapa lagi yang akan mengintrospeksi  sang suami jika bukan istrinya sendiri? Ataupun sebaliknya. Jangan biarkan justru orang lain yang melakukannya! Karena jika itu yang terjadi, kepercayaan dari pasangan akan menghilang loh!

Teorinya begini, jika teguran atau introspeksi justru didapat pasangan dari orang lain, dia akan merasa bahwa orang itu malah lebih perhatian dan sayang padanya dibandingkan anda, pasangannya. Anda tidak peduli, makanya tidak mengingatkannya. Jadi? Saling mengingatkan adalah suatu hal yang juga harus masuk dalam resep mempertahankan cinta kasih.

Well, itulah sedikit resep ajaib yang menurutku sih, akan mampu membuat kombinasi rasa di kehidupan pernikahan menjadi nano-nano. Yup, menjadi segar dan gurih, dimana asam, asin, manis dan getir terasa begitu pas. Semoga bermanfaat yaaaa!


----------------
BIODATA PENULIS
----------------
Alaika Abdullah asal Banda Aceh adalah seorang blogger sejak tahun 2009 lalu. Blog bertajuk My Virtual Corner yang beralamat di http://www.alaikaabdullah.com adalah sudut lain sisi hatinya, yang menyimpan berjuta hasrat untuk tetap berbagi informasi dan saling berinteraksi antarsesama tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Menurutnya, menulis adalah cara mencurahkan segala rasa yang ada di hati. Itulah alasan mengapa dia begitu senang menulis, tak peduli bagus atau tidaknya tulisan tersebut. Selama bertahun-tahun bergelut di dunia industri dengan profesi sebagai chemical engineering. Lalu memenuhi panggilan hidup untuk menjadi sosok humanitarian worker. Kini bergabung dalam lembaga dunia United Nation Development Programme Banda Aceh. Faktanya dia tidak ingin selamanya berkarier. Impian terbesarnya adalah being a working at home mom.

25 comments:

  1. Eh udh tayang toh...? Smg bermanfàat ya May....

    ReplyDelete
  2. haduuuuhh...

    mungkin terlalu cepat untukku baca soal nikah-nikahan ini.
    masih 19 tahun

    hihihihi ^^

    ReplyDelete
  3. Aku juga pengen menikaaaahhhhh .................


    tapi harus megang komitmen ...
    belum boleh menikah kalau belum mapan .. Hehe

    Gak dibolehin orangtua nikah di umur segini. Hihihi ...

    ReplyDelete
  4. ehm, artikel yang menarik, mbak Maya..
    An suka point berikut:
    Menikah, menjadikan saya seorang istri dan ibu, yang membuat saya menjadi sempurna sebagai seorang wanita. Membuat saya bersemangat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab saya bagi keluarga.

    ReplyDelete
  5. @An Maharani Bluepen
    sama aku juga suka :D
    heheh udah sempurna nih mba ALAIKA Skrang hehe, bagi yg nunggu kayak penulisnya dlny smoga dimudahkan dalam urusan ini aamiin.

    ReplyDelete
  6. nano nano, asyik....
    intinya tuh SALING....
    mau SALING apa aja yg penting baik :)

    ReplyDelete
  7. anamanya juga kehidupan ya rasanya banyak :)

    ReplyDelete
  8. Halo jeng maya, yang insya Allah tak lama lagi akan ke Jepang.

    Apa kabarnya ? lagi sibuk ngepak2 ya, hehe..

    Oh iya, mau bagi2 info..
    Ada yg baru nih, SMS Pake SUARA, gratis, untuk pelanggan telkomsel :)

    http://imajinasi-hari.blogspot.com/2012/09/smsan-pake-suara-gratis-sesama-telkomel_21.html

    ReplyDelete
  9. pernikahan awalnya berat sekali buat saya yang suka "lepas" di mana-mana. jadi ada yang selalu pengin ngikut dan pengin tau setiap kegiatan saya. tapi lama-lama, seiring dengan perhatian yang dia berikan untuk saya, rasanya malah ada yang kurang saat saya harus jalan sendirian. rasanya kangen kalo lama nggak ngobrol, dan sebagainya. intinya, indah warna-warni dengan segala konsekuensi, menikah memang indah.

    ReplyDelete
  10. memang ya kak penikahan itu rasanya nano-nano
    tipis banget antara suka dan duka....
    makasih nice post.....

    ReplyDelete
  11. nice post mba.. yg blm berpengalaman ini jd dapet tips2 nya hehe

    ReplyDelete
  12. seperti permen nanonano banyak rasa campur aduk jadi satu, tengok saja orang tua kita. mereka berdua menyatukan diri menjadikan sebuah kelaurga, dan muncullah generasi selanjutnya.

    ReplyDelete
  13. @Alaika Abdullah Jazakillahu khair mbak Al ^^ hihihi

    iyaaa, Insya Allah sangat bermanfat =D go go go!

    ReplyDelete
  14. @A. Y. Indrayana iya, semoga mapan as soon as possible deh :) Insya Allah di umur yang udah matang nikahnya yaa~

    ReplyDelete
  15. @An Maharani Bluepen perasaan kita samaaa :) mbak rani dan nur
    Allahu Akbar!

    hohoho ^___^

    ReplyDelete
  16. @Nhinis Hehehe Alhamdulillah baik, luar biasa. sip :) makasih infonya nhinis~ segera ke TKP nih.

    ReplyDelete
  17. @zachflazz oh benarkah? Subhanallah~ indah sekali ^^ lovely deh!

    ReplyDelete
  18. @TABUHGONG Tabaarakallahu Ta'ala :) iyaa, memang demikian adanya~

    ReplyDelete